"Temanmu sudah dimana, kamu masih di sini"

Kata2 itu yg terkadang terngiang2 dibenakku, yg membuat aku tak ingin tinggal di sini, Surabaya.

"Mungkin rejekimu bukan di Surabaya, carilah tempat lain!"

Kata salah seorang.
Aku tak bisa apa2, tak bisa membantah, sebab aku sedang membangun, membangun mimpi2ku dari mulai fondasi, yg aku yakin akan jadi megah, insyaallah.

Pasti akan ada saatnya, hutang2 terbayarkan.
Pasti akan ada saatnya, mimpi2 dikabulkan.
Pasti akan ada saatnya, orang tak hanya menertawakan.

Terkadang pahit sekali saat orangtuamu pun mulai meremehkanmu. Mengatakan,"Sudah cari kerja saja lagi, kamu pasti bisa dapat yg lebih baik"
Tapi aku mempunyai keyakinan, aku akan sukses. Karena mungkin Tuhan sudah bosan mendengar doaku yg hanya itu2.
"Tuhan, aku masih menunggu Engkau memeluk mimpi2ku, mimpi2 kami"
Aamiin.

Apa jalanku sudah benar Tuhan?
Jika salah, luruskanlah
Jika benar, tunjukanlah
Mengapa dada setiap hari sakit menahan amarah?
Mengapa kepala begitu berat Karena emosi yg meluap luap?
Ada apa denganku?
Aku seperti kehilangan diriku
Aku menjadi pemarah
Aku menjadi pendendam
Aku menjadi pembenci

Aku rindu aku yg dulu

Untuk kesekian kalinya rumah tak lagi hangat. Membayangkan untuk pulang saja begitu takut. Menghindar berpuluh kilometer dari rumah adalah pelarian dimana mereka menganggapku baik2 saja atau tidak terjadi apa2.

Kami mengulang kesalahan lagi, mementingkan idealisme kami dengan berharap Tuhan memeluk mimpi2 kami. Tapi kami tak pernah putus asa untuk berharap Tuhan berbaik hati pada kami. Mungkin hanya masalah waktu, mungkin hanya masalah giliran, mungkin yg kami anggap kesalahan hari ini adalah cara Tuhan memberi kejutan pada kami tentang terkabulnya mimpi2 kami. Aamiin

Tuhan, aku percaya

Ada kalanya kamu sedih sesedih sedihnya hingga kamu tak mampu mengungkapkan kesedihanmu. Ketika kamu tak kuasa untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Dan kini hanya menunggu janji Tuhan tentang,"sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah berdagang". 

Ternyata setelah bertubi2 di rundung kepahitan, Tuhan tak lekas2 memberiku kebahagiaan. Atau aku yang kurang bersyukur? Istighfar ya!

Bosan. Tapi tak boleh

Ketika di kepala tak ada lagi apa-apa
melainkan hanya rindu

Aku rindu dengan senyum pura-puramu
Aku rindu dengan semangatmu menyemangatiku
Aku rindu dengan manjamu memintaku membeli ini itu

Tuhan, baik-baikkah dia di sana?
Apa dia lebih baik daripada saat bersamaku?