Senin, 29 Agustus 2011

Terima Kasih

aku pernah merasa iri
pada dia yang doanya dikabulkan Allah
aku pernah merasa minder
saat doaku disimpan Allah
aku pernah merasa gila
saat aku kehilangan kepercayaan diriku
tapi aku tetap melangkah
tak henti
meski butiran air terus mengulir
hidup harus segera kulanjutkan
dan ini bukan untukmu
iya,bukan untukmu yang membuatku sedikit kecewa
sedikit saja, tak banyak
terima kasih telah hadir
selamat meninggalkan
semoga sampai di tujuan
jangan kembali
sungguh

Menulislah!

Pagi ini tak ada ide untuk membuat sebuah posting yang buruk apalagi indah. Mencoba mengawali pagi dengan sesuatu yang aku sukai. Menulis. Entah sejak kapan aku suka tulisanku dibaca khalayak ramai. Ah bukan khalayak ramai, hanya beberapa orang. Mungkin tepatnya sejak aku publish note facebookku tanpa menandai siapapun dan dengan senang hati mereka (friendlist) memberikan apresiasi untukku. Atau sejak pelatihan jurnalistik dasar di kampus, yang dengan sengaja aku memberanikan diri untuk membacakan apa yang aku tulis (meski dengan suara bergetar hebat) dan dengan bangga aku mendengar pembicara (redaktur ITS online) mengomentari tulisanku dengan kurang lebih begini,"Wah bagus ini Mas, bisa dimasukkan ke buletin", sambil melihat ke arah seniorku. Saat itu juga aku merasa dadaku seperti lebih membusung. Aku bukan sesosok manusia yang bisa dengan mudah berbicara di depan umum. Dan aku rasa, saat itu juga aku ingin terus menulis, menulis, dan menulis. Tulislah apa yang kamu pikirkan. Apapun. Jangan pernah takut orang akan mencelamu. Siapa dia? Berani-beraninya membuat hatimu ciut. Mungkin bersikap apatis lebih menyenangkan daripada harus mendengarkan setiap kali orang berbicara dan mematuhi setiap kalimatnya. Pernah dengar kisah bapak dan anak yang membawa keledai bukan? kurang lebih ceritanya seperti itulah. Terakhir dari tulisan pendek ini, tidak ada salahnya bermimpi terlalu dalam, tapi dengan satu syarat bertindaklah untuk mewujudkannya.

Minggu, 28 Agustus 2011

Aku gak beli baju Lebaran

Lebaran identik dengan baju baru, sandal baru, copet baru, perampok baru. Sadar atau tidak sadar, banyak pencopet dadakan menjelang lebaran. Kebutuhan akan baju baru sebenarnya tidak terlalu penting, yang menjadi penyebab mereka berubah sebagai pencopet dadakan adalah (ini menurutku) : rengekan sang anak atau istri yang iri tetangganya punya baju baru. Semua orang tua pasti menginginkan memenuhi kebutuhan anak dan istri, inilah yang mendesak mereka. Naasnya, bila ketauan das dis dug gubrak krompyang..mereka babak belur dihajar massa. Hmm.,kasian, niatnya buat lebaran malah dapet pukulan. Pemerintah, ayo dong buka mata, jangan cuma ngurusi anggaran untuk beli mobil saja, noh rakyatmu buat beli baju lebaran aja susah. Jangan-jangan koruptor-koruptor itu sama aja, gak pingin anaknya hidup susah akhirnya sikat deh itu uang negara. Pembelajaran bagi kita sebagai anak-anak, jangan suka merengek sesuatu hal yang dengan hal lain seharusnya kita dapat bersyukur. Dan untuk para ibu-ibu, jangan maksa suami untuk menjadi seseorang yang 'kepepet'. Kurang lebihnya saya minta maaf. Jujur saya tidak bisa membuat tulisan-tulisan yang panjang dikarenakan otak saya cuma pas-pasan dan lagi sudah dimarahi ibu dikarenakan mainan laptop terus. Jadi selamat lebaran. Maaf lahir batin :* (eh masih besok ding). ganti. Selamat berpuasa hari terakhir :( (emot sedih).

Menurutku ini namanya puisi

Malam ini sepi
Ketika semua orang terlelap dan aku terjaga
Untuk sekadar menengadahkan tangan dan berdoa
Seandainya doaku selalu dikabulkan
Mungkin aku tak akan pernah berdoa
Tuhan Maha Tahu
Bunyi kipas angin laptop
Detikan jam
Dengkuran bapak
Ayam berkokok
Ya, malam ini tidak sepi
Aku salah
Asumsiku terlalu cepat menilai
dan Tuhan selalu bersamaku
dan lagi-lagi aku salah menilai
Malam ini tidak sepi

Sabtu, 27 Agustus 2011

Ini Rekorku, Mana Rekormu?

Saat aku sadar bahwa hidup membutuhkan sesuatu bernama perjuangan, saat itu pula aku akan mengubur semua kepahitan dan melupakan sejenak apa yang dinamakan dengan mimpi. Karena hidup tidak hanya membutuhkan mimpi. Jutaan manusia bermimpi, tapi yang mampu mewujudkan hanya dia yang menggerakkan mimpi-mimpi menjadi nyata, menggoreskan sebuah sejarah dalam hidupnya dengan sebuah tindakan. Mimpi itu perlu, tapi mewujudkan adalah lebih penting dari sebuah mimpi. Ah, mimpiku banyak. Terlalu banyak. malu untuk menyebutkan satu-satu. Tapi ada satu mimpiku yang ingin sekali kuwujudkan, punya buku. Terlalu dalam mungkin, menulis saja susah, ide hanya bergulir seketika, melintas, kemudian hilang begitu saja. Entahlah, tak terlalu kupikirkan. Melihat site stats blogku banyak pengunjung adalah suatu kebanggaan luar biasa. Kegembiraan gila saat suatu hari pengunjung wordpress mencapai 37, sehari 37 bukan angka yang fantastis memang. Berhasil adalah ketika kamu bisa mencapai sesuatu yang kamu belum pernah capai, dan aku merasakan keberhasilan tersebut, memecahkan rekor hidupku.

Jumat, 26 Agustus 2011

Minggu kemarin

Minggu kemarin datanglah sebuah surat dari ITS yang berisi jadwal-jadwal penting untuk semester depan dan laporan prestasi belajar semester II. Di lembar laporan prestasi belajar tertera indeks prestasi rata-rata semesterku adalah 3.25. Itu berarti ada kenaikan dari semseter satu yang hanya 3.06. Tapi semua kenaikan itu tak kunjung membuat orang tuaku bangga. Hufffttt... Sulit sekali rasanya menjadi kebanggaan orang tua. Kapan dapet kumlot ya??Iri banget kalo tanya IP ke temen-temen soalnya kebanyakan dari mereka kumlot. Kayaknya seandainya besok bertemu dengan teman-teman lama, aku gak akan memulai membicarakan IP. Terlalu sensitif. Mungkin kalimat yang akan menawarkan kepiluan ketika aku mengeluh IP ku cuma segitu adalah,"Yang penting ilmunya, bukan nilainya". Saya cuma akan berkelakar,"Wong aku saja ndak mudeng pelajarannya, bagaimana ngerti ilmunya". Wah, kasihan sekali jadi aku. Daripada dikasihani orang lain lebih baik tau diri, mengasihani diri sendiri. Pinginnya semester depan bisa ada di barisan depan.

Kuliah kuliah kuliah. Jika kata orang, kuliah tanpa organisasi rasanya hambar, mungkin aku termasuk salah satu orang yang menikmati kehambaran. Kuliah pulang kuliah pulang. Banyak yang berpikir bahwa aku tak bermanfaat sama sekali, tapi ingatlah, Tuhan menciptakan semua orang berbeda-beda, dan aku ingin merasakan hawa perbedaan menjadi sesuatu yang positif. Entah jika kau merasakan negatif. Dan bagimu aku tak bermanfaat, tapi tidak bagi orang lain, karena aku yakin dibalik semua kekurangan dan keterbatasanku Tuhan menyelipkan keistimewaan yang kau tak tahu, bahkan aku sendiri pun tak tahu dan aku menikmatinya. Sungguh, sadar atau tidak, semua orang pernah merasakan ketidaknyamanan. Jadi jangan pernah berpikir aku selalu merasa nyaman di posisiku saat ini. Dan satu lagi, jangan pernah berpikir bahwa kau adalah orang paling sibuk sedunia hingga tak ada lagi waktu untuk orang-orang yang kau campakkan yang kau anggap tak beguna dikehidupanmu sekarang, bisa jadi dialah yang akan kau butuhkan kelak.

Welcome!

Ketika tangan tak bisa dihentikan dan hati terus bergejolak ingin menuliskan sesuatu. Ketika itulah aku ingin semua orang tahu apa yang aku tulis. Tak pernah berharap sedikitpun orang menyukai tulisan tangan ini, tak pula berharap orang akan memuji, eh bukan tulisan deng tapi ketikan tangan ini. Yang aku mau, orang tahu apa isi kepalaku karena banyak orang mengatakan aku adalah gadis polos, bloon, aneh, tak paham segala hal. Padahal dibalik itu semua, aku punya sisi buruk yang semua orang tak akan kuberitahu. Semua orang pasti memiliki sisi buruk karena aku yakin Tuhan Tidak menciptakan manusia sempurna Hitam-Putih. Yang ada abu-abu. Tidak ada orang jahaaaattt sekali dan tidak ada orang yang baiiiiikkk sekali. Orang beriman bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah tetapi orang yang melakukan kesalahan, menyadari, bertaubat dan tidak akan mengulangi perbuatannya kembali. Mungkin ini cukup untuk mengawali posting ke-absurd-an ku. Tidak ada yang istimewa memang. Dan karena ketidakistimewaan inilah aku berani menulis.