Kamis, 24 Juli 2014

Tak Bisa Biasa II

Malam itu malam bulan purnama. Bulat, bersih, menggantung di langit. Andai saja bulan dapat dijangkau dengan hanya menaiki kursi, mungkin Nina sudah mengambil kemudian menyimpan rapi bulan di kamarnya. Tapi Nina tak seegois itu dengan menyimpan keindahan seorang diri. Biar sebagian wilayah bumi menikmati pantulan sinar matahari tersebut. Damai.

Tiba-tiba, lampu kamar padam. "Ah, mungkin waktunya aku memulai mimpi panjangku", pikirnya. Gelap memang selalu membuat tidurnya lebih nyenyak.

Sliiiiingggg....

Sekelebat putih seperti mendekati kamarnya

"Oke, halusinasi saja", Nina memang tak pernah ambil pusing dengan segala sesuatu, apalagi mistis.

Tidak ada komentar: