Jumat, 30 September 2011

1st Oktober

Tuhan menginginkan aku untuk tetap tinggal
Menepi
Berkemul jelaga
Berjalan di atas duri
Memegang bara
dan aku tak mengerti
Sungguh aku bukan oksigen
yang bisa mengobarkan api
Aku pun bukan air
yang bisa mengoyak batu karang
Aku hanya bisa menangis jika mereka membunuh jiwaku
Tak ingin terpenjara dalam kebodohan
Hanya itu
Aku ingin menjadi aku
Meski lemah
Meski tak bisa menghancurkan batu karang
Meski tak bisa mengobarkan api
tapi Tuhan akan memberiku kekuatan
kau tahu kekuatan itu berupa apa?
kesehatan, keluarga, dan teman-teman

Menyesakkan Dada #edisilebaj

Ini tentang temanku yang resah karena e karena pacarnya lolos saringan masuk sekolah akutansi. Dia takut jika pacarnya keburu diambil orang soalnya sekolah si pacar cuma D1 dan di luar Jawa pula. Statusnya yang hanya sebagai P.A.C.A.R membuatnya kesulitan mengambil nafas, bagaimana tidak, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain merelakan. 2-3 tahun adalah waktu yang lama menurutnya. Dia takut kalau-kalau bukan jodoh si pacar. Dan kamu tahu, dia berencana membelikan cincin couple sebelum si pacar pergi sekolah. Hah, sosweet. Jadi iri. Nggak nyangka aja, temenku yang slengekan gitu ternyata berperasaan halus *hoekkk*, takut banget kehilangan si pacar (tidak untuk ditiru).

Satu hikmah yang dapat aku ambil, bila ada seorang laki2 yang suka "bermain-main" dengan banyak perempuan, aku yakin, mereka punya satu yang pasti, satu yang membuat mereka bisa merasa nyaman berada di sampingnya, satu yang bisa menjadi ibu dari anak-anak mereka. Kapan ya nemu laki2 yang beginian? *nyesek*

Setan : haaaa pengen punya pacar
Malaikat : jangan, melanggar syariat Islam, Tir
Tiara : *^&$%#@*&^$

arrrrrrgggggggggggggggggggggh

Seketika bingung dengan diriku sendiri. Entah mengapa semua perasaan kini berkecamuk. Entah juga perasaan apakah itu. Rasanya ingin menangis. Tapi sungguh aku sedang tak ada penyebab untuk menjatuhkan air mata. Hambar sekali hidup ini. Kuliah tugas kuliah tugas, sesekali rapat. Monotone. Seperti ada yang kurang. Dan tak sepenuhnya tahu apa yang kurang dari diriku. Ingin pergi dari dunia fana ini. Melepaskan kepenatan kota. Kesibukan kuliah. Butuh encouragement. Butuh Ibu. Hahhhh... *menghela nafas*. Ada apa denganku??

Hmfh

Semua ingin dimengerti
Tapi tak pernah mau mengerti
Lantas siapa lagi yang akan mengerti?
Tembok?
Jalan?
Hmfh

Lupa

Malam ini tiba-tiba galau. Dan kamu tahu itu tentang apa? Tentang saya lupa sudah sholat isya apa belum. Astaghfirullah, penyakit ini bikin nyesek(baca: pelupa). Kayaknya sih tadi pas habis nyuci tempat maem langsung ambil wudlu. Tapi sesudah wudlu apakah sudah sholat atau belum saya benar2 lupa -_-. Tapi kayaknya udah sholat. Seingat saya, karena panas, saya berdoa gak lama2. Sholat lagi gak yaaaaa?? Ya Allah, beri petunjukMu T.T

Rabu, 28 September 2011

Belajar Ikhlas dari Orang Pelit

Ikhlas menurut definisiku adalah menerima dengan hati lapang. Belajar ikhlas dari orang pelit? Ehmm, pasti ada di sekitarmu orang-orang yang bertitel pelit. Iya, kita bisa belajar ikhlas dari orang pelit. Dan kita bisa belajar memberi tanpa mengharap kembali juga dari orang pelit. Orang pelit kan emang gitu, suka minta tapi ga suka diminta. Minta yang kita punyai sesuka hati tapi giliran kita mau minta hedehhhh...gak boleh ya ga boleh beneran. Hanya orang-orang beriman yang bisa mengambil pelajaran dari ini semua karena Tuhan memang selalu menciptakan sesuatu dengan sebab, termasuk orang pelit. Mereka bisa kita jadikan ladang untuk beramal. Beramal untuk lebih ikhlas, lebih sabar, tidak mengungkit-ungkit pemberian. Wah sepertinya perlu berterima kasih nih sama orang pelit. Hehe

Selasa, 27 September 2011

Need Your Help

Kemarin teman perempuan saya menangis di hadapan saya gara2 laki2, kemarinnya lagi teman saya yang satunya nangis juga gara2 laki2 juga, dan kemarin kemarinnya kakak perempuan saya nangis juga gara2 laki2 juga. Buset dah yang namanya laki2 itu. Siapa sih laki2?? Definisi seorang Amanda Tiara Putriwidodo tentang laki-laki adalah bukan perempuan, gak suka pake lipstik, jarang pake tank top, suka males mandi, jorok kadang, gak sensitif, suka main logika, senang sekali dengan game and so on. Mengapa perempuan bisa menangis karena laki2? apa alasan mereka menangis? menginginkan cintanya tetap utuh? mencintai laki2 itu? gak bisa pergi jauh dari laki2? hah, semua pertanyaan muncul satu persatu dibenak saya. Kapan laki2 akan berhenti membuat menangis perempuan? Kapan perempuan berhenti untuk terlalu sensitif? *temasuk saya*. Kapan laki2 bisa menjadi pengertian kepada perempuan? Kapan perempuan berhenti untuk selalu ingin dimengerti? Kapan laki2 tidak selalu bermain logika? Kapan perempuan tidak bermain dengan asumsinya sendiri? Pertanyaan yang gatau jawabannya apa. Bisa membantu??

tapi

hening hinggap
ketika kesepian menyeruak
arang tak kunjung hilang
saat semangat menjadi patah
bukan karena itu menjadi ini
tapi karena dulu menjadi kini
semua berbeda
makanya tak sama
sudah, lupakan
biar saja sepi menjadi sunyi
karena sama saja tak ada arti
tapi  aku menyukai

Selasa, 20 September 2011

Pagi yang terombang-ambing

Dimulai dari pukul 00.00 wib. Dini hari saya sudah terombang ambing antara mengerjakan tugas atau tidak karena kata temen-temen hari ini libur, ITS Dies Natalis ke-61 kalo gak salah. Tapi karena saking yakinnya kalo Bu Niniek itu senang sekali mengajar akhirnya saya dan Hajar memutuskan untuk mengerjakan tugas karena kami yakin besok kuliah. Dengan berat hati saya mengerjakan tugas sampai setengah 4 pagi. Anehnya, tugas tidak selesai. Yaahh, kalo lagi buntu emang males mikir. Setengah 4 tidur, bangun jam 5, sholat, mengerjakan tugas, dan tidur lagi. Tau-tau jam 6.35. Segera saya membangunkan Hajar. Mandi kemudian ganti baju. Beberapa teman kos bertanya,"Kuliah ta, bukane libur?". Saya jawab saja iya. Jam 7 lebih 15 meluncur ke kampus. Sampai di depan FMIPA banyak anakkkk. Gak bisa lewatt. Dengan mantab kami pulang. Sep sep. Beli maem. Sampai kos langsung ganti kostum. Liat ponsel,"Heyy Rekk,,ayo kuliah, udah ditunggu Bu Niniek". Yang ada dipikiran saya adalah,"Sego pecelkuuuuu kepiye ikiiiiii". Langsung ke bawah ngomong ke Hajar. Kami bersepakat berangkat lagi. Naik ke atas. Ganti baju. Wajah pucet belum maem. Sampai di bawah ada pesan singkat,"Maaf maaf rekk,kuliah dibatalkan" *langsung lemes*
Udah naik turun tangga berapa kali coba. Dan baru saja ada jarkoman masuk,"Kuliah termo diganti besok Jumat pk.13.00". Rencanaku atene moleh buyar kabeh la'an -_-. Padahal udah ditanyain terus sama bapak,"Jumat jadi pulang kan dek", dan bapak bertanya sudah dari hari Jumat kemarin. Ya Allah, mengapa dosen hamba yang satu itu suka sekali ngajar?? Semoga jadwal bentrok dan gak jadi kuliah besok jumat. Bagi yang baca, doain yaaaa biar besok Jumat gak kuliah termodinamika. Aamiin

Semangat Pagi!

Benci malam ini
Harus sendiri lagi
Berteman nyamuk
Berteman sepi
Lagu sendu yang dulu kukagumi
semua terasa memuakkan
Ingin menjadi pelaksana yang baik
Bukan perenaca yang menjijikan seperti ini
Stop!
Bukan saatnya mengeluh
Bukan saatnya posting blog
Tugas-tugas, bersahabatlah...
Aku hanya ingin tidur

Ingin Pulang

Ingin cepat-cepat hari Jumat. Kangen rumah. Saya selalu begini setiap kesepian, rasanya selalu ingin pulang. Saat merasa dunia Surabaya tak bersahabat, saya selalu ingin pulang. Meski tak bisa bercerita semua yang saya rasakan kepada ibu, tapi setidaknya saya punya bahu untuk sekedar bersandar, nyaman sekali, rasanya seperti hilang sejuta beban dari pundak ini bila sudah bersandar di  bahu ibu. Tidak ingin terlihat menangis dan tidak ingin bercerita semua yang saya rasakan karena saya takut ibu menjadi sedih. Biar saya yang menyimpan semua cerita ini sendiri. Bukan tidak percaya dengan orang lain untuk menceritakan kegelisahan ini. Hanya saja saya malas dinasihati, malas dianggap cengeng dan lemah. Haaaaaaaaaaaaaa….ingin cepat pulaaaaaaaaaaaanngg. Meski durasi di rumah hanya kurang dari 2x24jam, meski di rumah harus siap mendengarkan bapak marah (bapak selalu rindu memarahi saya), meski di rumah hanya bisa mendengarkan cerita mbak rani, meski di rumah harus menanggung beban tugas kuliah yang menunggu untuk dikerjakan, tapi saya ingin pulang. Ingin mencicipi masakan ibu yang kadang enak kadang gak enak (Alhamdulillah sering2nya enak).
Ya Allah, sebelum saya sampai di rumah, lindungi keluarga hamba. Berikan kebahagiaan kepada mereka semua, hamba tak ingin melihat mereka “sedih” selepas hamba pergi.

Minggu, 18 September 2011

Belajar

Belajar menjadi orang yang tidak meremehkan orang lain. Iya, saya harus belajar hal tersebut. Hal sepele. Mungkin banyak orang menggagap hal tersebut mudah. Tapi ternyata itu sesuatu yang sulit bagi saya. Betapa tidak, pengalaman yang membuat saya menjadi begini. Rasanya sumpekkkk. Tidak tidak. Tidak boleh meremehkan orang lain. Mereka adalah teman-teman saya. Berdoa saja mereka tidak bolosan, mengerjakan tugas, dan mau di ajak kerja. Aamiin. Bismillah...ayoo khusudzon tirrrrrrr

Jumat, 16 September 2011

Tentukan Pilihanmu

Semua perjalanan mengantarkan saya kepada sesuatu bernama pendewasaan. Ketika apa yang ditentukan Tuhan bukan merupakan harapan kita, saat itu juga kesakitan menjadikan saya terus menjadi seseorang yang dewasa. Tapi apakah dewasa hanya bisa dimiliki oleh dia seseorang yang sakit terlebih dahulu. Mungkin iya mungkin juga tidak. Banyak bintang dilangit tapi hanya beberapa yang dapat mengambil hikmah. Dan berharap saya dapat menjadi salah satu orang yang dapat mengerti maksud dari Tuhan memberikan "kesakitan" demi "kesakitan". Ya, saya menyebut ujian dari Tuhan sebagai sebuah kesakitan. Meski kadang ujian juga berupa kenikmatan tapi menurut saya No Pain No Gain. Kita harus mendapatkan kesakitan untuk mendapatkan sesuatu. Mungkin ini salah satu alasan mengapa Tuhan menurunkan manusia dari surga. Supaya manusia berusaha untuk mendapatkan yang terbaik saat perhitungan di hari akhir nanti. Gampangannya, kita di muka bumi diberi pilihan oleh Tuhan untuk berusaha menjadi orang baik dengan imbalan mendapat surga atau menjadi semau gue, tidak mengindahkan larangan dan perintah dengan imbalan neraka. Usaha usaha usaha. Tuhan sangat menghargai usaha, dan saya menyakininya. Tapi kemudian saya berpikir, penjahat itu kan juga berusaha, hanya mereka berusaha dengan jalan yang salah. Mungkin imbalan dari usaha yang salah adalah tidak ketahuan atau ketahuan dan dihukum dunia akhirat. Semua tinggal pilih. Tuhan memudahkan kita semua kok :D

Kamis, 15 September 2011

Pergi Yuk!

Itu kamu
Itu dia
Tapi bukan aku
Lantas aku yang mana?
Sebentar, sedang dicarikan
Lamaaaaa
dan akhirnya tak diketemukan
Entah hilang, entah pergi
tak ada yang peduli, bukan?
Ya sudah, untuk apa dicari
biar aku yang menemukan aku sendiri
sudah sudah
pikirkan dirimu sendiri
karena keangkuhan adalah milikmu
selamat menikmatinya sendiri
tenang
aku tak akan kembali
karena kau yang menginginkanku pergi

Jumat, 09 September 2011

Yeahhh

Lihat status jejaring sosial temen, jadi pingin posting. Isi statusnya kira-kira begini,"aku butuh temen Tuhan". Dan gak cuma sekali temenku itu posting begituan. Manusia memang diciptakan sebagai mahkluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain. Fyi, yang pasang status itu temenku yang terkenal pandai cuap-cuap dan supel (menurutku). Gak nyangka aja, ternyata merasa gak punya temen itu pernah dialami setiap manusia, gak cowo gak cewe. Selain merasa gak punya temen, pernah gak sih kalian merasa di dalam keramaian merasa sepi? *kayak lagune Dewa ae*. Aku sering lho, dan setelah baca sana sini, hal itu wajar kok. Dian Sastrowardoyo saja yang notabene seorang artis yang tidak mungkin kesepian dengan adanya fans-fans, pernah merasakan hal yang sama seperti aku, kesepian di dalam keramaian. Jadi, jangan pernah minder dengan keadaan. Nikmati setiap kesepian, karena sepi itu membuat kita bisa merenung, intropeksi, atau sekedar mengulang kejadian yang bisa membuat kita tertawa.

Selasa, 06 September 2011

Saya akan berlari!

Karena kuliah masih memasuki minggu pertama dan belum ada jadwal praktikum, berani deh dibela-belain ngeblog sampe pagi. Jika dibilang kurang kerjaan, saya memang termasuk mahasiswa yang kurang kerjaan. Kuliah pulang kuliah pulang agaknya akan menjadi rutinitas yang membanggakan. Ketika semua orang tiba-tiba menjadi sibuk dengan urusannya masing-masing, saya pun sibuk dengan urusan yang membuat saya senang. Blogging. Kata si Wek nih, kuliah harus bisa kayak nulis blog. Hoammm. Bagaimana bisa? Kuliahnya kan ngitung-ngitung kalo ngeblog mah cuma nulis sakkarepku dewe. Ngomong-ngomong soal kuliah, agaknya semester III perlu mengencangkan ikat kepala, kuliahnya murni teknik kimia, gak ada Pkn, Bahasa Indonesia, ataupun Agama Islam. Hwaaaa...bagaimana nasib IP hamba??cessss...kriuk lah...
Sesaat membesarkan hati sendiri bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan tapi menit berikutnya saya bisa jadi frustasi, bingung, galau. Woiii, kuliah e gak ono sing luwih angel maneh ta? Thermodynamic, Pengolahan Industri Kimia, Neraca Panas, Neraca Massa, Teknologi Pengolahan Bahan Makanan, Komputasi, dan Operasi Teknik Kimia. Nah lho, apaan tuh, tauk deh. Baru 3 hari masuk kuliah dengan suasana yang sama, hewa-hewe terus. Pertarungan akan segera di mulai. Sepertinya saya harus menyiapkan peralatan perang nih. Jika semua berjalan, saya akan berlari. Dan semoga ini bukan hanya rencana belaka. Bismillah

Hilang

Tuhan mengerti
tapi kita tidak
Tuhan memahami
tapi kadang kita tak kunjung paham
tulisan ini untuk Tuhan
yang mengerti dan memahamiku
kuatkanlah aku Tuhan
aku yakin Kau ada
tapi di setiap ujung jalan aku menangis
aku mencariMu tapi Kau tak ada
lambat laun aku mengerti
Kau tak bersembunyi
tapi Kau ada di sini, di dalam hati ini

Jumat, 02 September 2011

tak bisa menebak isi otakku sendiri

di setiap sudut aku bernyanyi
lagu ini sedih
tapi aku suka
lagu ini pilu
tapi membuatku bahagia
lagu ini sendu
tapi tak membuatku merana
karena aku menikmati lukaku
berencana menyembuhkan
tapi berulang kali menyakitkan
lebih baik adalah menikmatinya
ini bukan tentang cinta
dan bukan tentang dunia
dan aku tak tahu tentang apa

gak jelas

Tiba-tiba benci
tapi tak tahu mengapa
tapi tak tahu kepada siapa
mungkin benci diriku sendiri
yang tak pernah mengerti
arti hidup ini
seketika langit tertutup awan
aku tak bisa melihat matahari
aku tak bisa merasakan kehangatannya
kemudian Tuhan membagikan hujan sore ini
aku tak suka hujan
tapi hujan adalah rizki
tapi aku yakin setelah hujan ini
akan ada pelangi
yang menyisakan keindahan
tak peduli langit menghitam hujan mengguyur
yang pasti aku menanti pelangi
yang akan mengikis perih
menambal luka
dan berharap segera menyembuhkannya

#galau

Menulis ini untuk dia, seseorang yang sedang berada di puncak kesuksesan, seseorang yang sangat saya kenal tapi seperti menganggap saya tak pernah ada. Selamat karena untuk saat ini Tuhan sedang menguji Anda berada di titik dimana semua orang menginginkan berada di posisi Anda, harta melimpah dan anak-anak yang cantik. Ingat, semua itu titipan. Yang saya sesalkan dari ucapan Anda adalah,"Aku gak meh nguliahke anak-anakku, percuma ngitung-ngitung sin cos tan tapi gak kanggo nang kehidupan sehari-hari". Tersinggung?iya, karena dari yang diajak omong disitu cuma saya yang kuliah teknik yang notabene kuliah e itung-itungan tok. Oke, kuliah tidak lah penting menurut definisi Anda, karena Anda ingin menjadikan anak Anda seorang pengusaha. Dan menurut Anda kepintaran tidaklah penting, karena nasib lah yang akan menjadikan seseorang berhasil atau tidak. Menurut pandangan saya sebagai orang yang sedang gamang, akan sukses atau tidak (inginnya pasti sukses), bergantung kepada nasib adalah hal bodoh, keberhasilan terjadi saat kesungguhan menjadi sesuatu yang mewujudkan harapan. man jadda wa jadda. siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses. Sudahlah, lidah memang tak bertulang, kalau saya ingin membuktikan bahwa ucapannya tidak benar, bahwa kuliah tidak berguna, lebih baik saya memperbaiki diri saya dan berusaha untuk menjadi orang yang terbaik untuk bapak,ibuk, dan mbak rani, beserta seluruh umat manusia. Semoga bisa menjadi rahmatan lil 'alamin. Aamiin