Ingin cepat-cepat hari Jumat. Kangen rumah. Saya selalu begini setiap kesepian, rasanya selalu ingin pulang. Saat merasa dunia Surabaya tak bersahabat, saya selalu ingin pulang. Meski tak bisa bercerita semua yang saya rasakan kepada ibu, tapi setidaknya saya punya bahu untuk sekedar bersandar, nyaman sekali, rasanya seperti hilang sejuta beban dari pundak ini bila sudah bersandar di bahu ibu. Tidak ingin terlihat menangis dan tidak ingin bercerita semua yang saya rasakan karena saya takut ibu menjadi sedih. Biar saya yang menyimpan semua cerita ini sendiri. Bukan tidak percaya dengan orang lain untuk menceritakan kegelisahan ini. Hanya saja saya malas dinasihati, malas dianggap cengeng dan lemah. Haaaaaaaaaaaaaa….ingin cepat pulaaaaaaaaaaaanngg. Meski durasi di rumah hanya kurang dari 2x24jam, meski di rumah harus siap mendengarkan bapak marah (bapak selalu rindu memarahi saya), meski di rumah hanya bisa mendengarkan cerita mbak rani, meski di rumah harus menanggung beban tugas kuliah yang menunggu untuk dikerjakan, tapi saya ingin pulang. Ingin mencicipi masakan ibu yang kadang enak kadang gak enak (Alhamdulillah sering2nya enak).
Ya Allah, sebelum saya sampai di rumah, lindungi keluarga hamba. Berikan kebahagiaan kepada mereka semua, hamba tak ingin melihat mereka “sedih” selepas hamba pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar