Hidup tidak selalu mulus kan? Iya. Innallaha ma'a sobirin. Allah bersama orang-orang yang sabar.
Selasa, 30 Oktober 2012
Senin, 29 Oktober 2012
Pusat Peradaban adalah dengan Berfilsafat
Berkembangnya ilmu
pengetahuan menandakan berkembang pula akal manusia. Pengetahuan manusia selalu
berkembang dan maju seiring dengan akal pemikiran manusia. Menurut Rena
Rehayati dalam jurnalnya yang berjudul Filsafat Religius Thomas Aquinas, ada
dua macam pengetahuan yang ada di dunia ini, yang meskipun berbeda tetapi tidak
saling bertentangan. Pertama, pengetahuan alamiah yang berpangkal pada akal,
sasarannya adalah hal-hal yang bersifat insaniah. Kedua, pengetahuan iman yang
berpangkal pada wahyu dan kebenaran Illahi.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk dalam kategori yang pertama yaitu
pengetahuan alamiah yang berpangkal pada akal. Makna kehidupan yang paling
dalam ada pada apa yang disebut “ruh dunia”. Hegel (Dunia Sophie: 2006)
menggunakan istilah “ruh dunia”, tapi dalam pengertian baru. Ketika Hegel
berbicara tentang “ruh dunia” atau “akal dunia”, yang dimaksudkannya adalah
seluruh perkataan manusia, sebab hanya manusia yang dapat mengungkapkan apa
yang ada di pikirannya melalui bahasa. Pemikiran-pemikiran manusia yang
diungkapkan inilah yang kita sebut sebagai pengetahuan.
Sebagai
contoh pemikiran adalah Plato (427-348 SM) yang menyatakan filsafat ialah
pengetahuan yang bersifat kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382-322
SM) mendefinisikan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik dan estetika (Ginting: 2008). Kita
tidak dapat mengedepankan pemikiran-pemikiran tertentu dari zaman Yunani Kuno,
Abad Pertengahan, Renaisans atau Pencerahan dan mengatakan pemikiran itu benar
atau salah. Dengan cara yang sama, kita tidak dapat mengatakan bahwa Plato
salah dan Aristoteles benar. Kita juga tidak dapat mengatakan bahwa Hume salah
sedangkan Kant dan Schelling benar. Cara berpikiran yang demikian dinamakan
anti-sejarah, sebab kita tidak dapat memisahkan filsafat tertentu atau pemikiran
tertentu dari konteks sejarah sang filosof atau pemikiran itu (Dunia Sophie, 2006).
Siapapun yang
mempelajari sejarah akan mengetahui umat manusia telah melangkah maju menuju
pengetahuan diri dan perkembangan diri yang semakin meningkat. Menurut Hegel,
telaah atas sejarah menunjukkan bahwa umat manusia bergerak menuju rasionalitas
dan kebebasan yang semakin besar. Sejarah adalah suatu rangkaian perenungan
yang panjang. Hegel juga menunjukkan aturan-aturan tertentu yang berlaku bagi
perenungan ini. Siapapun yang mempelajari sejarah secara mendalam akan
mengetahui bahwa suatu pemikiran biasanya diajukan atas dasar
pemikiran-pemikiran lain yang sebelumnya pernah diajukan. Tapi begitu satu
pemikiran diajukan, ia akan dihadapkan pada pemikiran lain. Suatu ketegangan
akan muncul di antara dua cara berpikir yang saling bertentangan ini. Tapi
ketegangan itu akan dicairkan oleh pemikiran ketiga yang dapat merujukkan
hal-hal terbaik dari kedua sudut pandang tersebut. Hegel menyebut ini sebagai suatu
proses dialektis (Dunia Sophie, 2006).
Ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) merupakan salah satu bukti bahwa akal budi manusia dapat
dipertanggungjawabkan. Bahwa dengan adanya akal pemikiran manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai
sifat ingin tahu yang besar dan mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Dalam
istilah ekonomi munculah kalimat manusia adalah mahkluk ekonomi yang terpenuhi
keinginan satu, muncul keinginan lain. Hal inilah yang membuat manusia terus
menerus berfikir bagaimana cara untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas
tersebut. Dan IPTEK adalah salah satu sarana untuk memenuhi keinginan yang
tidak terbatas tersebut. Sebagai contoh, ketika menempuh suatu perjalanan yang
jauh, manusia menginginkan alat untuk mempermudah perjalanan, sebab mereka
berfikir dengan berjalan kaki akan memakan waktu lama dan menguras tenaga. Maka
diciptakanlah sepeda. Setelah adanya sepeda, manusia berfikir kembali bagaimana
mempercepat waktu perjalanan sedang menggunakan sepeda yang notabene tenaga
manusia juga akan memakan waktu yang lama. Hasil pemikiran manusia adalah sepeda
yang menggunakan motor sehingga tenaga tidak akan terkuras dengan mengayuh.
Selesai menciptakan sepeda motor, lagi-lagi manusia berfikir tentang
kenyamanan, yang apabila hujan tidak kehujanan dan panas tidak kepanasan.
Pemikiran inilah yang mendasari penciptaan mobil.
Akal pemikiran manusia
yang menginginkan kenyamanan, kecepatan dan serba praktis inilah yang
mengakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu,
pemikiran tentang efektif dan efisien juga mendasari perkembangan IPTEK. Jadi,
jelaslah sudah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bukti bahwa akal
budi manusia memiliki kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Tradisi
berfikirlah (berfilsafat) yang membuat ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang. Semuanya membutuhkan suatu proses berfikir yang runtut, dari
menyelesaikan tantangan yang sederhana ke tantangan yang lebih berat, melihat
pemikiran terdahulu untuk berfikir menyelesaikan tantangan di masa yang akan datang.
Hari ini kukira akan sangat sangat melelahkan. Ngerjain TPL sama esai filsafat dari jam 10 sampek jam 11, bangun jam 12, ngerjain lagi sampek jam 3, jam 3 tidur sampek jam 4, sholat ngerjain lagi. Gak ada passion sama sekali buat ngerjain keduanya, apalagi filsafat. Baru nyadar ternyata enakan kuliah teknik dibanding ips. Kirain aku suka nulis bakal lancar pas dikasih tugas bikin esai, ternyata nyandet juga. Dari jam 4 cuma ngutip2 dari Dunia Sophie tok, dapet pencerahan jam 6 pagi. Selesai jam 7.15, jadwal uts OTK III jam 7.30. Yaa..bisa dibayangkan 15 menit itu aku ngapain aja. Lari sana lari sini, cabut sana cabut sini. Alhasil habis mandi malah hujan keringet, wangi kok tenang aja, walaupun gak pake parfum, wangi kelek maksudnya.
Ternyata OTK tak ada uts, cuma dapet tugas. Yeyeye. Ngerjain tugas sambil ndengerin fia curhat tentang laki2 yang pedekate sama dia,"Arek lanang iku nyamari yo, wingi wae mari tak kei kepastian nek aku nganggep konco eee tiba2 jadian karo mbak iko".
Tugas 2 nomer selesai langsung cus ke tukang print, printku udah sembuh, tp pagi gak sempet ngeprint, mau balik ke kos jauh. 4 lembar 2ribu, larang pek. Kadung. Ke unair lah aku sama luvi, luvi kayaknya seneng banget pas tak ajak ke unair,"Ah aku meh ngomong mbe ibukku ah nek aku mari teko unair".
Sampek kos, ngerjain tpl yang belum selesai kemudian tidur. Bangun2 masih ngantuk. Sekarang sambil nulis pun juga ngantuk. Ada obat yang bikin melek selain caffein kah?
Ujian tpl bingung yang ditanyain peraturan pemerintah tentang limbah B3. Beruntung banget yang bawa leptop sama hape yang bisa internetan, aku cuma tolah toleh. Berdoa temanku cepat selesai lalu aku akan, sst sst pinjem leptop (ini termasuk nyontek gak?).
Saat tolah toleh bang ridok noleh menatap iba kepadaku,"durung mari ta?"
"Durung bang, oleh njilih hape gak?",
Alhamdulillah. Tapi tiba2, tulisan jadi tambah kecil tambah kecil...tidakkk
"Bang bang yo opo cara nge zoom?"
"Hah opo?"
"Nge zoom, memperbesar"
"Opo?"
aku nyerah, tak tulis di kertas "zoom". Trus diajarilah cara nge zoom. Aku memang gak beruntung gak bawa leptop sama gak punya hape yang bisa internetan tapi aku beruntung punya teman yang baik. Hehe.
Habis tpl iseng liat percobaan biogas ku. Ealah, air dalam botolnya habis. Lapor ke fajar,"Ayok jar, ganti ae po o, gon dewe salah lho". Fajar penasaran, naik ke lab lantai 2,"Waduh iyo tir, piye iki yo?".
Tito yang diundang datang dengan potongan rambut baru. Sepertinya dia potong rambut kalo pas pulang ke rumahnya, malang. Pertanyaannya, siapa nama adik tito?
"Iku isine biogas tir", tito dengan pedenya. Pas dicoba kasih api, gak nyala. "Wes ta lah, ganti ae, mumpung gek saiki", kataku menggebu2.
Setelah mencari air dan mengisi botol penuh, lagi2 aku yang njungkir botolnya. Mereka bilang, hanya tiara yang bisa. Paling alibi gak pengen tangan e teles. Arek2 lanang yang endel.
Tiba2 si lala ngasih coklat 3 buat tito, langsung tak srobot, tito tak kasih yang kecil. Dan ternyata tidak enak, jadi coklatnya tak kasih fajar semua. Fajar juga gak mau.
Lagi2 lala dateng bawa donat J.Co tapi setengah, lagi2 buat tito, lagi2 aku mintak, kali ini aku tahu kalo enak jadi gak usah nunggu tito makan dan mengatakan bagaimana rasanya.
Inti dari postingan ini adalah enak yo dadi cah ganteng, mesti arek wedok moro2 ngekei opo ngono.
Buat lala : lain kali senior yg jelek tetep dikasih dong, kan kasihan *mata nanar
Buat tito : percuma ganteng tp nasib e podo mbe aku, jomblo
Buat fajar : belajarlah untuk memasukkan air di dalam botol
Buat bang ridok : suwun bang, android mu membantu
Buat luvi : hidup tidak akan pernah tertukar, Nak! Semua pasti ada hikmahnya, termasuk kuliah di ITS
Ternyata OTK tak ada uts, cuma dapet tugas. Yeyeye. Ngerjain tugas sambil ndengerin fia curhat tentang laki2 yang pedekate sama dia,"Arek lanang iku nyamari yo, wingi wae mari tak kei kepastian nek aku nganggep konco eee tiba2 jadian karo mbak iko".
Tugas 2 nomer selesai langsung cus ke tukang print, printku udah sembuh, tp pagi gak sempet ngeprint, mau balik ke kos jauh. 4 lembar 2ribu, larang pek. Kadung. Ke unair lah aku sama luvi, luvi kayaknya seneng banget pas tak ajak ke unair,"Ah aku meh ngomong mbe ibukku ah nek aku mari teko unair".
Sampek kos, ngerjain tpl yang belum selesai kemudian tidur. Bangun2 masih ngantuk. Sekarang sambil nulis pun juga ngantuk. Ada obat yang bikin melek selain caffein kah?
Ujian tpl bingung yang ditanyain peraturan pemerintah tentang limbah B3. Beruntung banget yang bawa leptop sama hape yang bisa internetan, aku cuma tolah toleh. Berdoa temanku cepat selesai lalu aku akan, sst sst pinjem leptop (ini termasuk nyontek gak?).
Saat tolah toleh bang ridok noleh menatap iba kepadaku,"durung mari ta?"
"Durung bang, oleh njilih hape gak?",
Alhamdulillah. Tapi tiba2, tulisan jadi tambah kecil tambah kecil...tidakkk
"Bang bang yo opo cara nge zoom?"
"Hah opo?"
"Nge zoom, memperbesar"
"Opo?"
aku nyerah, tak tulis di kertas "zoom". Trus diajarilah cara nge zoom. Aku memang gak beruntung gak bawa leptop sama gak punya hape yang bisa internetan tapi aku beruntung punya teman yang baik. Hehe.
Habis tpl iseng liat percobaan biogas ku. Ealah, air dalam botolnya habis. Lapor ke fajar,"Ayok jar, ganti ae po o, gon dewe salah lho". Fajar penasaran, naik ke lab lantai 2,"Waduh iyo tir, piye iki yo?".
Tito yang diundang datang dengan potongan rambut baru. Sepertinya dia potong rambut kalo pas pulang ke rumahnya, malang. Pertanyaannya, siapa nama adik tito?
"Iku isine biogas tir", tito dengan pedenya. Pas dicoba kasih api, gak nyala. "Wes ta lah, ganti ae, mumpung gek saiki", kataku menggebu2.
Setelah mencari air dan mengisi botol penuh, lagi2 aku yang njungkir botolnya. Mereka bilang, hanya tiara yang bisa. Paling alibi gak pengen tangan e teles. Arek2 lanang yang endel.
Tiba2 si lala ngasih coklat 3 buat tito, langsung tak srobot, tito tak kasih yang kecil. Dan ternyata tidak enak, jadi coklatnya tak kasih fajar semua. Fajar juga gak mau.
Lagi2 lala dateng bawa donat J.Co tapi setengah, lagi2 buat tito, lagi2 aku mintak, kali ini aku tahu kalo enak jadi gak usah nunggu tito makan dan mengatakan bagaimana rasanya.
Inti dari postingan ini adalah enak yo dadi cah ganteng, mesti arek wedok moro2 ngekei opo ngono.
Buat lala : lain kali senior yg jelek tetep dikasih dong, kan kasihan *mata nanar
Buat tito : percuma ganteng tp nasib e podo mbe aku, jomblo
Buat fajar : belajarlah untuk memasukkan air di dalam botol
Buat bang ridok : suwun bang, android mu membantu
Buat luvi : hidup tidak akan pernah tertukar, Nak! Semua pasti ada hikmahnya, termasuk kuliah di ITS
Selasa, 23 Oktober 2012
Nyasar
Ke Bungkul lewat jalan yang Nia ngasih tau. Perempatan ke Unair B, belok kiri. Luruuuusss, ada jembatan belok kiri, lha kok malah kembali ke jalan yang sama lagi. Akhirnya nyerah, mbalik ke jalan utama lagi. Kata temen, kalo lewat Delta itu muter2, akhirnya pas jalan cabang 3, aku milih jalan tengah. Nemu2 malah perempatan Ngagel. Perempatan itu juga sempat membuat aku muter2 pas dulu habis tes SNMPTN nyasar ke situ. Nemu perempatan, bingung, belok kanan, belok kiri, belok kanan, nemu perempatan yang sama, makanya kalo liat perempatan itu semacam trauma *lebay.
Di deket Penthouse, aku memutuskan tanya orang. Dikasih tau, angguk2 kayak orang mudeng, tapi gak mudeng. "Ini belok kiri. Nanti notog. Kalo ada jembatan layang, mbaknya puter balik". Nyari jembatan layang gak nemu2. Di lampu merah tanya lagi sama mas dan mbak yang sedang beboncengan. Sepertinya mereka 2 insan laki2 dan perempuan. "Nanti ketemu rel puter balik mbak. Mbaknya ambil kanan, jangan lurus". Ternyata tembusnya DTC sodara2. Kemarin dulu diancer2i sama temenku juga lewat situ. Begitu liat tulisan "Taman Bungkul", senangnya bukan kepalang. Rasanya tuh kayak menemukan tempat yang kita cari. Parkir, liat henpon untuk melihat jam (jam ku dua2ne rusak, gak ada yang pengen nyumbang ta?*mata nanar). Yah, jam 8. Berarti Keputih-Bungkul 1 jam. Hebat!
Yee...udah punya temen di Bungkul. Widi, Vikar, Abel sama Gak Tau Namanya (GTN). Begitu sampek sana langsung disambut sama Widi,"Hey mbakkk, barusan bangun tidur ya? Keliatan banget matanya merah", Widi sotoy banget. Di sampingnya ada Abel yang lagi ngajarin Danu. Danu yang bercita2 jadi preman punya seribu alasan buat belajar. Lari sana lari sini. Males nangkep. Eee ada si Rio,"Rioooo, sini2 belajar sama mbak". Rio yang pemalu, mendekat. Tak ambilin soal matematika. Tak suruh ngerjain. Macet2 sikik lah, tapi menyenangkan. Selesai ngerjain soal langsung lari2. "Eh bentar, belajar lagi", aku teriak2 fals. "Ya udah, buat soal ntar tak kerjain". Selesai tak buatin soal, Rio ngerjain lagi. "Ah, iki penak2". Lama2,"Lho mbak kok angel2, yo opo iki!". Tapi selesai juga lho. Danu liat aku ngajarin Rio malah buang muka. Dasar anak2.
Selesai belajar matematika soal cerita, perkalian dan pembagian, Abel tak suruh ngambilin soal IPA. Diambilin soal IPS. "Ah iki mah penak2 mbak, pelajaran kelas 1", kata Rio. Aku mendelik ke Abel. "Hadoh mbak, itu tulisannya kelas 5 gitu lho", alasan Abel dengan logat Maduranya.
"Apa yang kamu katakan saat berkenalan? opo yo mbak?", tanya Rio padaku. "Isin yo mbak jawabane?", sambungnya. -_____-
Setengah 10. Banyak yang pulang, kayaknya anak2 juga sudah capek belajar. Kesalahan adalah cuma bawa 3 susu tok. 2 buat Rio, yang satu tak bawa pulang, sengaja, aku juga pengen, hehe. Susunya sama Rio dibagiin ke Ridwan satu. Horee...adek siapa duluuu. "Yo, mbak pulang dulu ya. Hayo, hafal gak namaku siapa?", tanyaku begidik ingin tahu. "Mbak tiara", jawabnya sambil senyum. Berjalan pulang, bajuku digeret2 sama Risky. "Mbak, aku susu juga". Tak kasihin satu punyaku. Eeee...adeknya si Risky mau juga, sampek nangis. Si Rizky ngalah dengan muka sedih, pergi begitu saja. Bingung. Susu dibuka. Dan ada 2 mahkluk kecil yang ngantri ingin menyeruput juga. Tapi tetep bagian adeknya Rizky paling banyak.
"ITS angkatan berapa mbak?", tanya GTN pas aku pamitan pulang. "2010". "Kirain 2011 apa maba". Alhamdulillah ya *senyum lebar. "Mana pacarmu mbak?", lanjutnya. Pertanyaan yang tidak perlu dijawab ya sodara2.
Pulangnya nyasar juga, sedikit tapi, nggak banyak2. *nasib anak kuper, gak pernah main, gak tau jalan.
Di deket Penthouse, aku memutuskan tanya orang. Dikasih tau, angguk2 kayak orang mudeng, tapi gak mudeng. "Ini belok kiri. Nanti notog. Kalo ada jembatan layang, mbaknya puter balik". Nyari jembatan layang gak nemu2. Di lampu merah tanya lagi sama mas dan mbak yang sedang beboncengan. Sepertinya mereka 2 insan laki2 dan perempuan. "Nanti ketemu rel puter balik mbak. Mbaknya ambil kanan, jangan lurus". Ternyata tembusnya DTC sodara2. Kemarin dulu diancer2i sama temenku juga lewat situ. Begitu liat tulisan "Taman Bungkul", senangnya bukan kepalang. Rasanya tuh kayak menemukan tempat yang kita cari. Parkir, liat henpon untuk melihat jam (jam ku dua2ne rusak, gak ada yang pengen nyumbang ta?*mata nanar). Yah, jam 8. Berarti Keputih-Bungkul 1 jam. Hebat!
Yee...udah punya temen di Bungkul. Widi, Vikar, Abel sama Gak Tau Namanya (GTN). Begitu sampek sana langsung disambut sama Widi,"Hey mbakkk, barusan bangun tidur ya? Keliatan banget matanya merah", Widi sotoy banget. Di sampingnya ada Abel yang lagi ngajarin Danu. Danu yang bercita2 jadi preman punya seribu alasan buat belajar. Lari sana lari sini. Males nangkep. Eee ada si Rio,"Rioooo, sini2 belajar sama mbak". Rio yang pemalu, mendekat. Tak ambilin soal matematika. Tak suruh ngerjain. Macet2 sikik lah, tapi menyenangkan. Selesai ngerjain soal langsung lari2. "Eh bentar, belajar lagi", aku teriak2 fals. "Ya udah, buat soal ntar tak kerjain". Selesai tak buatin soal, Rio ngerjain lagi. "Ah, iki penak2". Lama2,"Lho mbak kok angel2, yo opo iki!". Tapi selesai juga lho. Danu liat aku ngajarin Rio malah buang muka. Dasar anak2.
Selesai belajar matematika soal cerita, perkalian dan pembagian, Abel tak suruh ngambilin soal IPA. Diambilin soal IPS. "Ah iki mah penak2 mbak, pelajaran kelas 1", kata Rio. Aku mendelik ke Abel. "Hadoh mbak, itu tulisannya kelas 5 gitu lho", alasan Abel dengan logat Maduranya.
"Apa yang kamu katakan saat berkenalan? opo yo mbak?", tanya Rio padaku. "Isin yo mbak jawabane?", sambungnya. -_____-
Setengah 10. Banyak yang pulang, kayaknya anak2 juga sudah capek belajar. Kesalahan adalah cuma bawa 3 susu tok. 2 buat Rio, yang satu tak bawa pulang, sengaja, aku juga pengen, hehe. Susunya sama Rio dibagiin ke Ridwan satu. Horee...adek siapa duluuu. "Yo, mbak pulang dulu ya. Hayo, hafal gak namaku siapa?", tanyaku begidik ingin tahu. "Mbak tiara", jawabnya sambil senyum. Berjalan pulang, bajuku digeret2 sama Risky. "Mbak, aku susu juga". Tak kasihin satu punyaku. Eeee...adeknya si Risky mau juga, sampek nangis. Si Rizky ngalah dengan muka sedih, pergi begitu saja. Bingung. Susu dibuka. Dan ada 2 mahkluk kecil yang ngantri ingin menyeruput juga. Tapi tetep bagian adeknya Rizky paling banyak.
"ITS angkatan berapa mbak?", tanya GTN pas aku pamitan pulang. "2010". "Kirain 2011 apa maba". Alhamdulillah ya *senyum lebar. "Mana pacarmu mbak?", lanjutnya. Pertanyaan yang tidak perlu dijawab ya sodara2.
Pulangnya nyasar juga, sedikit tapi, nggak banyak2. *nasib anak kuper, gak pernah main, gak tau jalan.
Wajahku Pasaran
Pagi setelah duduk di kelas,"Tir, klambimu disetriko yo? Dengaren", Arina perhatian sekali, aku cuma nyengir lebar. Kuliah teknologi pengolahan limbah ternyata presentasi. Yaaa..kirain presentasi ne pas uts. Alhasil panas dingin gak jelas gara2 semua yang presentasi pasti adaaa aja yg salahin sama dosen. Sip, nunggu jatah dimaki saja. Ckck. Karena absenku akhir2 jadilah gak kebagian jatah presentasi. *ambegan dowo
Kuliah lagi jam11. Yang lain ngerjain tugas, aku, Luvi, Devita sama KD malah poto2. Udah ngerjain tugas si (nada sombong), cuma tinggal nambahi dikit. Ternyata gak ada dosen tapi tetep disuruh masuk kelas dan diskusi. Dapat dipastikan yang ada diskusi lain lain lain yang nggak nyangkut sama kuliah manajemen operasi.
Males duduk di kelas, keluar cari angin, ada junior lupa namanya di depan pintu,"Eh mbak, ada anak d3elektro yang mirip banget sama mbak. Pas tak sapa dia diem. Pas tak tanya ternyata dia bukan anak d3kkim. Mirip banget mbak?".
"Ayu gak?lek ayu berarti mirip, nek elek berarti ora", responku.
Duduk di samping Ringgo yang sedang main dragon city, sambil nyanyi,"Hey kamuu hatiku dag dig dug saat aku melihatmu....", malah diiringi dengan,"Asolole", sama Ringgo. Merusak lagu tenan og arek iku. Tambah ditabuhi koyok dandgdut -_____-
Nyanyi ku tak tambahi keras2, gak peduli. Pas aku diem, tiba2 Ebot,"Kau bidadari jatuh dari surga dihadapankuu..", liat ke aku dan bilang,"Hehe..latah mbak". "Eh mbak, aku punya kakak kelas pas SMA mirip sama mbak tiara lho, sama2 baiknya juga", Ebot melanjutkan bicaranya. Yang diajak bicara udah terbang ke langit.
Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku, sepasaran itukah wajahku? Temenku yang di psikologi juga, si Alip,"Kamu mirip temenku Niendya. Sama2 pendiem dan anggun". Nek pendiem si iya, nek anggun? *tanya sama tembok.
Alip niat banget nyama2in aku sama temennya itu sampek2 aku dikenalin ke temennya Niendya yang di ITS,"Niendya iku cocok bgt ambek arek iku. Sopo ngerti arek iku cocok pisan mbe awakmu". *nyari hubungan 2 kalimat tersebut.
Kuliah lagi jam11. Yang lain ngerjain tugas, aku, Luvi, Devita sama KD malah poto2. Udah ngerjain tugas si (nada sombong), cuma tinggal nambahi dikit. Ternyata gak ada dosen tapi tetep disuruh masuk kelas dan diskusi. Dapat dipastikan yang ada diskusi lain lain lain yang nggak nyangkut sama kuliah manajemen operasi.
Males duduk di kelas, keluar cari angin, ada junior lupa namanya di depan pintu,"Eh mbak, ada anak d3elektro yang mirip banget sama mbak. Pas tak sapa dia diem. Pas tak tanya ternyata dia bukan anak d3kkim. Mirip banget mbak?".
"Ayu gak?lek ayu berarti mirip, nek elek berarti ora", responku.
Duduk di samping Ringgo yang sedang main dragon city, sambil nyanyi,"Hey kamuu hatiku dag dig dug saat aku melihatmu....", malah diiringi dengan,"Asolole", sama Ringgo. Merusak lagu tenan og arek iku. Tambah ditabuhi koyok dandgdut -_____-
Nyanyi ku tak tambahi keras2, gak peduli. Pas aku diem, tiba2 Ebot,"Kau bidadari jatuh dari surga dihadapankuu..", liat ke aku dan bilang,"Hehe..latah mbak". "Eh mbak, aku punya kakak kelas pas SMA mirip sama mbak tiara lho, sama2 baiknya juga", Ebot melanjutkan bicaranya. Yang diajak bicara udah terbang ke langit.
Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku, sepasaran itukah wajahku? Temenku yang di psikologi juga, si Alip,"Kamu mirip temenku Niendya. Sama2 pendiem dan anggun". Nek pendiem si iya, nek anggun? *tanya sama tembok.
Alip niat banget nyama2in aku sama temennya itu sampek2 aku dikenalin ke temennya Niendya yang di ITS,"Niendya iku cocok bgt ambek arek iku. Sopo ngerti arek iku cocok pisan mbe awakmu". *nyari hubungan 2 kalimat tersebut.
Selasa, 09 Oktober 2012
Aku Berpikir Maka Aku Ada
Seribu ragu yang kian menyeraaaang...
Hahah..lagi seneng nyanyi lagu itu, suara mas nya enak sih. Kebetulan sekali kuliah filsafat kemarin mbahas itu. Itu yang mana? Yang ragu2. Sebenernya sih mbahas tentang rasionalisme. Nah lho, apa hubungan rasionalisme dengan ragu2? Rasionalisme adalah suatu paham yang menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan manusia dan pemegang otoritas terakhir bagi penentuan kebenaran. Kita terlalu nyaman dengan kehidupan kita yang sekarang. Jarang sekali mempertanyakan hal-hal sepele yang mendasar apakah sesuatu tersebut dapat diterima akal atau tidak. "Jadi mulai hari ini, belajarlah untuk mempersangsikan segala hal", kata Pak Ilham menggebu-gebu.
Mempersangsikan segala hal. Misal, sebenarnya kita itu ada di dunia nyata atau mimpi. Bisa jadi sekarang kita bermimpi. Apa sih yang menyebabkan kita yakin bahwa sekarang kita berada di dunia nyata? Jangan2, semua itu hanyalah anggapan kita sendiri bahwa semua yang disekitar kita itu ada. Jangan2 sebenarnya semua itu tidak ada. Begitu kuatnya akal pikiran kita sehingga kita mampu untuk beranggapan. "Aku berpikir maka aku ada", Descartes bilang gitu, gak ngomong langsung ke aku sih. Maksudnya karena aku berpikir, maka aku menganggap aku ini ada. Menurut descartes, seluruh pengetahuan manusia harus disangsikan karena apa yang kita terima melalui data-data inderawi tidak selalu merupakan kepastian, bisa saja karena mimpi atau halusinasi.
Tapi kalo masalah Tuhan beda lagi. Otak kita sudah cetak blue print untuk meyakini bahwa ada dzat yang Maha Sempurna. Orang atheis itu kan bukannya gak punya Tuhan, mereka menganggap ada sesuatu kesempurnaan yang mereka yakini bahwa yang sempurna itu haruslah yang material.
Hahah..lagi seneng nyanyi lagu itu, suara mas nya enak sih. Kebetulan sekali kuliah filsafat kemarin mbahas itu. Itu yang mana? Yang ragu2. Sebenernya sih mbahas tentang rasionalisme. Nah lho, apa hubungan rasionalisme dengan ragu2? Rasionalisme adalah suatu paham yang menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan manusia dan pemegang otoritas terakhir bagi penentuan kebenaran. Kita terlalu nyaman dengan kehidupan kita yang sekarang. Jarang sekali mempertanyakan hal-hal sepele yang mendasar apakah sesuatu tersebut dapat diterima akal atau tidak. "Jadi mulai hari ini, belajarlah untuk mempersangsikan segala hal", kata Pak Ilham menggebu-gebu.
Mempersangsikan segala hal. Misal, sebenarnya kita itu ada di dunia nyata atau mimpi. Bisa jadi sekarang kita bermimpi. Apa sih yang menyebabkan kita yakin bahwa sekarang kita berada di dunia nyata? Jangan2, semua itu hanyalah anggapan kita sendiri bahwa semua yang disekitar kita itu ada. Jangan2 sebenarnya semua itu tidak ada. Begitu kuatnya akal pikiran kita sehingga kita mampu untuk beranggapan. "Aku berpikir maka aku ada", Descartes bilang gitu, gak ngomong langsung ke aku sih. Maksudnya karena aku berpikir, maka aku menganggap aku ini ada. Menurut descartes, seluruh pengetahuan manusia harus disangsikan karena apa yang kita terima melalui data-data inderawi tidak selalu merupakan kepastian, bisa saja karena mimpi atau halusinasi.
Tapi kalo masalah Tuhan beda lagi. Otak kita sudah cetak blue print untuk meyakini bahwa ada dzat yang Maha Sempurna. Orang atheis itu kan bukannya gak punya Tuhan, mereka menganggap ada sesuatu kesempurnaan yang mereka yakini bahwa yang sempurna itu haruslah yang material.
Jumat, 05 Oktober 2012
Masih Belum Yakin?
Hari ini ikut Sosiologi di Unair, masih dengan dosen yang sama, Pak..., duh lupa namanya. Ini pertemuan ke-4 (seharusnya), tapi aku baru ikut 2 kali kuliah beliau. Hari ini pertanyaan dan pernyataannya sama seperti pas pertemuan pertama. "Gimana nanti jumatan? Siap mengeluarkan uang paling besar?", tanya Pak lupa namanya. Kayaknya Pak Taji deh, gak tau lagi nek salah, yawes sebut aja Pak Sosio. "Belum dapet kiriman, Pak!", jawab Agus. "Berarti kalian belum percaya sama Tuhan kalian ya?". Kelas sepi.
Pas pertemuan pertama, Pak Sosio menantang yang akan sholat jumat untuk tidak mengubah isi dompet.
"Kalian percaya nggak kalo Tuhan akan menggandakan rezeki yang kita sedekahkan menjadi 700 kali lipat?"
"Percayaaaa", kelas serempak menjawab.
"Kalo gitu, jangan rubah isi dompet kalian, nanti ambil uang yang paling besar, masukkan ke kotak amal"
Kelas langsung rame. Banyak sekali alasan muncul. Dan si bapak menyimpulkan bahwa kami belum percaya sama kekuasaan Tuhan.
Pas aku nantang temenku yang di ITS sama kayak bapaknya, temenku bilang,"Yo aku butuh mangan. Kudu realistis lah". Jadi berfikir kalo sebenarnya kita belum siap betul untuk menjadi khalifah di bumi. Meski sedekah bukan hanya uang, tapi kita belum sepenuhnya percaya kalo Tuhan bakal mengganti semua yang kita keluarkan dengan ikhlas. Bagaimana dengan yang nulis? Hehe
Pas pertemuan pertama, Pak Sosio menantang yang akan sholat jumat untuk tidak mengubah isi dompet.
"Kalian percaya nggak kalo Tuhan akan menggandakan rezeki yang kita sedekahkan menjadi 700 kali lipat?"
"Percayaaaa", kelas serempak menjawab.
"Kalo gitu, jangan rubah isi dompet kalian, nanti ambil uang yang paling besar, masukkan ke kotak amal"
Kelas langsung rame. Banyak sekali alasan muncul. Dan si bapak menyimpulkan bahwa kami belum percaya sama kekuasaan Tuhan.
Pas aku nantang temenku yang di ITS sama kayak bapaknya, temenku bilang,"Yo aku butuh mangan. Kudu realistis lah". Jadi berfikir kalo sebenarnya kita belum siap betul untuk menjadi khalifah di bumi. Meski sedekah bukan hanya uang, tapi kita belum sepenuhnya percaya kalo Tuhan bakal mengganti semua yang kita keluarkan dengan ikhlas. Bagaimana dengan yang nulis? Hehe
Selasa, 02 Oktober 2012
Pernahkah kamu berfikir bahwa semua yang melekat di tubuh kita adalah titipan? Bahkan semua yang kita sebut sebagai milik dan yang menjadi hak milik juga titipan. Tuhan berhak mengambil sesukanya. Semau Dia. Lantas mengapa kita harus menyombongkan apa yang kita miliki dengan menyebutnya sebagai kerja keras? Sebenarnya pantaskah kita sombong dengan kerja keras kita sendiri? Menyebut orang yang tidak lebih beruntung dengan kita adalah orang malas yang tidak ulet bekerja? Timbul pertanyaan, apakah Tuhan menciptakan manusia yang kekurangan tanpa sebab?
Senin, 01 Oktober 2012
Kadang kita tidak menyadari bahwa apa yang kita alami esok adalah imbas dari apa yang kita lakukan hari ini. Percaya atau tidak, semua yang kita lakukan membal kepada diri kita sendiri, suatu saat. Entah mengapa aku percaya hukum karma, bagaimana awalnya pun aku lupa. Semoga kebaikan selalu mengiringi langkah kita. Aamiin
Langganan:
Komentar (Atom)