Seribu ragu yang kian menyeraaaang...
Hahah..lagi seneng nyanyi lagu itu, suara mas nya enak sih. Kebetulan sekali kuliah filsafat kemarin mbahas itu. Itu yang mana? Yang ragu2. Sebenernya sih mbahas tentang rasionalisme. Nah lho, apa hubungan rasionalisme dengan ragu2? Rasionalisme adalah suatu paham yang menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan manusia dan pemegang otoritas terakhir bagi penentuan kebenaran. Kita terlalu nyaman dengan kehidupan kita yang sekarang. Jarang sekali mempertanyakan hal-hal sepele yang mendasar apakah sesuatu tersebut dapat diterima akal atau tidak. "Jadi mulai hari ini, belajarlah untuk mempersangsikan segala hal", kata Pak Ilham menggebu-gebu.
Mempersangsikan segala hal. Misal, sebenarnya kita itu ada di dunia nyata atau mimpi. Bisa jadi sekarang kita bermimpi. Apa sih yang menyebabkan kita yakin bahwa sekarang kita berada di dunia nyata? Jangan2, semua itu hanyalah anggapan kita sendiri bahwa semua yang disekitar kita itu ada. Jangan2 sebenarnya semua itu tidak ada. Begitu kuatnya akal pikiran kita sehingga kita mampu untuk beranggapan. "Aku berpikir maka aku ada", Descartes bilang gitu, gak ngomong langsung ke aku sih. Maksudnya karena aku berpikir, maka aku menganggap aku ini ada. Menurut descartes, seluruh pengetahuan manusia harus disangsikan karena apa yang kita terima melalui data-data inderawi tidak selalu merupakan kepastian, bisa saja karena mimpi atau halusinasi.
Tapi kalo masalah Tuhan beda lagi. Otak kita sudah cetak blue print untuk meyakini bahwa ada dzat yang Maha Sempurna. Orang atheis itu kan bukannya gak punya Tuhan, mereka menganggap ada sesuatu kesempurnaan yang mereka yakini bahwa yang sempurna itu haruslah yang material.
Hahah..lagi seneng nyanyi lagu itu, suara mas nya enak sih. Kebetulan sekali kuliah filsafat kemarin mbahas itu. Itu yang mana? Yang ragu2. Sebenernya sih mbahas tentang rasionalisme. Nah lho, apa hubungan rasionalisme dengan ragu2? Rasionalisme adalah suatu paham yang menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan manusia dan pemegang otoritas terakhir bagi penentuan kebenaran. Kita terlalu nyaman dengan kehidupan kita yang sekarang. Jarang sekali mempertanyakan hal-hal sepele yang mendasar apakah sesuatu tersebut dapat diterima akal atau tidak. "Jadi mulai hari ini, belajarlah untuk mempersangsikan segala hal", kata Pak Ilham menggebu-gebu.
Mempersangsikan segala hal. Misal, sebenarnya kita itu ada di dunia nyata atau mimpi. Bisa jadi sekarang kita bermimpi. Apa sih yang menyebabkan kita yakin bahwa sekarang kita berada di dunia nyata? Jangan2, semua itu hanyalah anggapan kita sendiri bahwa semua yang disekitar kita itu ada. Jangan2 sebenarnya semua itu tidak ada. Begitu kuatnya akal pikiran kita sehingga kita mampu untuk beranggapan. "Aku berpikir maka aku ada", Descartes bilang gitu, gak ngomong langsung ke aku sih. Maksudnya karena aku berpikir, maka aku menganggap aku ini ada. Menurut descartes, seluruh pengetahuan manusia harus disangsikan karena apa yang kita terima melalui data-data inderawi tidak selalu merupakan kepastian, bisa saja karena mimpi atau halusinasi.
Tapi kalo masalah Tuhan beda lagi. Otak kita sudah cetak blue print untuk meyakini bahwa ada dzat yang Maha Sempurna. Orang atheis itu kan bukannya gak punya Tuhan, mereka menganggap ada sesuatu kesempurnaan yang mereka yakini bahwa yang sempurna itu haruslah yang material.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar