Berkembangnya ilmu
pengetahuan menandakan berkembang pula akal manusia. Pengetahuan manusia selalu
berkembang dan maju seiring dengan akal pemikiran manusia. Menurut Rena
Rehayati dalam jurnalnya yang berjudul Filsafat Religius Thomas Aquinas, ada
dua macam pengetahuan yang ada di dunia ini, yang meskipun berbeda tetapi tidak
saling bertentangan. Pertama, pengetahuan alamiah yang berpangkal pada akal,
sasarannya adalah hal-hal yang bersifat insaniah. Kedua, pengetahuan iman yang
berpangkal pada wahyu dan kebenaran Illahi.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk dalam kategori yang pertama yaitu
pengetahuan alamiah yang berpangkal pada akal. Makna kehidupan yang paling
dalam ada pada apa yang disebut “ruh dunia”. Hegel (Dunia Sophie: 2006)
menggunakan istilah “ruh dunia”, tapi dalam pengertian baru. Ketika Hegel
berbicara tentang “ruh dunia” atau “akal dunia”, yang dimaksudkannya adalah
seluruh perkataan manusia, sebab hanya manusia yang dapat mengungkapkan apa
yang ada di pikirannya melalui bahasa. Pemikiran-pemikiran manusia yang
diungkapkan inilah yang kita sebut sebagai pengetahuan.
Sebagai
contoh pemikiran adalah Plato (427-348 SM) yang menyatakan filsafat ialah
pengetahuan yang bersifat kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382-322
SM) mendefinisikan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik dan estetika (Ginting: 2008). Kita
tidak dapat mengedepankan pemikiran-pemikiran tertentu dari zaman Yunani Kuno,
Abad Pertengahan, Renaisans atau Pencerahan dan mengatakan pemikiran itu benar
atau salah. Dengan cara yang sama, kita tidak dapat mengatakan bahwa Plato
salah dan Aristoteles benar. Kita juga tidak dapat mengatakan bahwa Hume salah
sedangkan Kant dan Schelling benar. Cara berpikiran yang demikian dinamakan
anti-sejarah, sebab kita tidak dapat memisahkan filsafat tertentu atau pemikiran
tertentu dari konteks sejarah sang filosof atau pemikiran itu (Dunia Sophie, 2006).
Siapapun yang
mempelajari sejarah akan mengetahui umat manusia telah melangkah maju menuju
pengetahuan diri dan perkembangan diri yang semakin meningkat. Menurut Hegel,
telaah atas sejarah menunjukkan bahwa umat manusia bergerak menuju rasionalitas
dan kebebasan yang semakin besar. Sejarah adalah suatu rangkaian perenungan
yang panjang. Hegel juga menunjukkan aturan-aturan tertentu yang berlaku bagi
perenungan ini. Siapapun yang mempelajari sejarah secara mendalam akan
mengetahui bahwa suatu pemikiran biasanya diajukan atas dasar
pemikiran-pemikiran lain yang sebelumnya pernah diajukan. Tapi begitu satu
pemikiran diajukan, ia akan dihadapkan pada pemikiran lain. Suatu ketegangan
akan muncul di antara dua cara berpikir yang saling bertentangan ini. Tapi
ketegangan itu akan dicairkan oleh pemikiran ketiga yang dapat merujukkan
hal-hal terbaik dari kedua sudut pandang tersebut. Hegel menyebut ini sebagai suatu
proses dialektis (Dunia Sophie, 2006).
Ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) merupakan salah satu bukti bahwa akal budi manusia dapat
dipertanggungjawabkan. Bahwa dengan adanya akal pemikiran manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai
sifat ingin tahu yang besar dan mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Dalam
istilah ekonomi munculah kalimat manusia adalah mahkluk ekonomi yang terpenuhi
keinginan satu, muncul keinginan lain. Hal inilah yang membuat manusia terus
menerus berfikir bagaimana cara untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas
tersebut. Dan IPTEK adalah salah satu sarana untuk memenuhi keinginan yang
tidak terbatas tersebut. Sebagai contoh, ketika menempuh suatu perjalanan yang
jauh, manusia menginginkan alat untuk mempermudah perjalanan, sebab mereka
berfikir dengan berjalan kaki akan memakan waktu lama dan menguras tenaga. Maka
diciptakanlah sepeda. Setelah adanya sepeda, manusia berfikir kembali bagaimana
mempercepat waktu perjalanan sedang menggunakan sepeda yang notabene tenaga
manusia juga akan memakan waktu yang lama. Hasil pemikiran manusia adalah sepeda
yang menggunakan motor sehingga tenaga tidak akan terkuras dengan mengayuh.
Selesai menciptakan sepeda motor, lagi-lagi manusia berfikir tentang
kenyamanan, yang apabila hujan tidak kehujanan dan panas tidak kepanasan.
Pemikiran inilah yang mendasari penciptaan mobil.
Akal pemikiran manusia
yang menginginkan kenyamanan, kecepatan dan serba praktis inilah yang
mengakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu,
pemikiran tentang efektif dan efisien juga mendasari perkembangan IPTEK. Jadi,
jelaslah sudah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bukti bahwa akal
budi manusia memiliki kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Tradisi
berfikirlah (berfilsafat) yang membuat ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang. Semuanya membutuhkan suatu proses berfikir yang runtut, dari
menyelesaikan tantangan yang sederhana ke tantangan yang lebih berat, melihat
pemikiran terdahulu untuk berfikir menyelesaikan tantangan di masa yang akan datang.
2 komentar:
dowooooo banget tir.......
hehe,,,tugas iku fittt :D
Posting Komentar