Senin, 29 Oktober 2012

Pusat Peradaban adalah dengan Berfilsafat

Berkembangnya ilmu pengetahuan menandakan berkembang pula akal manusia. Pengetahuan manusia selalu berkembang dan maju seiring dengan akal pemikiran manusia. Menurut Rena Rehayati dalam jurnalnya yang berjudul Filsafat Religius Thomas Aquinas, ada dua macam pengetahuan yang ada di dunia ini, yang meskipun berbeda tetapi tidak saling bertentangan. Pertama, pengetahuan alamiah yang berpangkal pada akal, sasarannya adalah hal-hal yang bersifat insaniah. Kedua, pengetahuan iman yang berpangkal pada wahyu dan kebenaran Illahi.
            Ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk dalam kategori yang pertama yaitu pengetahuan alamiah yang berpangkal pada akal. Makna kehidupan yang paling dalam ada pada apa yang disebut “ruh dunia”. Hegel (Dunia Sophie: 2006) menggunakan istilah “ruh dunia”, tapi dalam pengertian baru. Ketika Hegel berbicara tentang “ruh dunia” atau “akal dunia”, yang dimaksudkannya adalah seluruh perkataan manusia, sebab hanya manusia yang dapat mengungkapkan apa yang ada di pikirannya melalui bahasa. Pemikiran-pemikiran manusia yang diungkapkan inilah yang kita sebut sebagai pengetahuan.
            Sebagai contoh pemikiran adalah Plato (427-348 SM) yang menyatakan filsafat ialah pengetahuan yang bersifat kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382-322 SM) mendefinisikan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika (Ginting: 2008). Kita tidak dapat mengedepankan pemikiran-pemikiran tertentu dari zaman Yunani Kuno, Abad Pertengahan, Renaisans atau Pencerahan dan mengatakan pemikiran itu benar atau salah. Dengan cara yang sama, kita tidak dapat mengatakan bahwa Plato salah dan Aristoteles benar. Kita juga tidak dapat mengatakan bahwa Hume salah sedangkan Kant dan Schelling benar. Cara berpikiran yang demikian dinamakan anti-sejarah, sebab kita tidak dapat memisahkan filsafat tertentu atau pemikiran tertentu dari konteks sejarah sang filosof atau pemikiran itu (Dunia Sophie, 2006).
Siapapun yang mempelajari sejarah akan mengetahui umat manusia telah melangkah maju menuju pengetahuan diri dan perkembangan diri yang semakin meningkat. Menurut Hegel, telaah atas sejarah menunjukkan bahwa umat manusia bergerak menuju rasionalitas dan kebebasan yang semakin besar. Sejarah adalah suatu rangkaian perenungan yang panjang. Hegel juga menunjukkan aturan-aturan tertentu yang berlaku bagi perenungan ini. Siapapun yang mempelajari sejarah secara mendalam akan mengetahui bahwa suatu pemikiran biasanya diajukan atas dasar pemikiran-pemikiran lain yang sebelumnya pernah diajukan. Tapi begitu satu pemikiran diajukan, ia akan dihadapkan pada pemikiran lain. Suatu ketegangan akan muncul di antara dua cara berpikir yang saling bertentangan ini. Tapi ketegangan itu akan dicairkan oleh pemikiran ketiga yang dapat merujukkan hal-hal terbaik dari kedua sudut pandang tersebut. Hegel menyebut ini sebagai suatu proses dialektis (Dunia Sophie, 2006).
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan salah satu bukti bahwa akal budi manusia dapat dipertanggungjawabkan. Bahwa dengan adanya akal pemikiran manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai sifat ingin tahu yang besar dan mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Dalam istilah ekonomi munculah kalimat manusia adalah mahkluk ekonomi yang terpenuhi keinginan satu, muncul keinginan lain. Hal inilah yang membuat manusia terus menerus berfikir bagaimana cara untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas tersebut. Dan IPTEK adalah salah satu sarana untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas tersebut. Sebagai contoh, ketika menempuh suatu perjalanan yang jauh, manusia menginginkan alat untuk mempermudah perjalanan, sebab mereka berfikir dengan berjalan kaki akan memakan waktu lama dan menguras tenaga. Maka diciptakanlah sepeda. Setelah adanya sepeda, manusia berfikir kembali bagaimana mempercepat waktu perjalanan sedang menggunakan sepeda yang notabene tenaga manusia juga akan memakan waktu yang lama. Hasil pemikiran manusia adalah sepeda yang menggunakan motor sehingga tenaga tidak akan terkuras dengan mengayuh. Selesai menciptakan sepeda motor, lagi-lagi manusia berfikir tentang kenyamanan, yang apabila hujan tidak kehujanan dan panas tidak kepanasan. Pemikiran inilah yang mendasari penciptaan mobil.
Akal pemikiran manusia yang menginginkan kenyamanan, kecepatan dan serba praktis inilah yang mengakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, pemikiran tentang efektif dan efisien juga mendasari perkembangan IPTEK. Jadi, jelaslah sudah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bukti bahwa akal budi manusia memiliki kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Tradisi berfikirlah (berfilsafat) yang membuat ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Semuanya membutuhkan suatu proses berfikir yang runtut, dari menyelesaikan tantangan yang sederhana ke tantangan yang lebih berat, melihat pemikiran terdahulu untuk berfikir menyelesaikan tantangan di masa yang akan datang.

2 komentar:

Refit Yunila mengatakan...

dowooooo banget tir.......

bukanpenulis mengatakan...

hehe,,,tugas iku fittt :D