Selasa, 05 Maret 2013

Ketidaktahuanku

Kenapa akhir-akhir ini merasa ganjil dengan kehidupanku sendiri? Semacam kehilangan sesuatu bernamakan tujuan. Kata teman, orang yang tidak punya tujuan atau yang biasa disebut dengan cita-cita, orang itu bernama bodoh. Bisa jadi sekarang aku melewati fase itu, fase kebodohan, dimana sel otak terus menerus mengalami degenerasi karena tidak digunakan maksimal.

Katanya, tujuan manusia hidup di dunia ini hanya beribadah kepada Tuhan. Belajar ibadah. Bekerja ibadah. Melakukan perjalanan ibadah. Membaca ibadah. Senyum adalah ibadah. Jika semuanya ibadah, mengapa seseorang bisa merasa jauh dari Tuhannya? Dan kini aku merasakannya. Ya, mungkin karena aku tak menggunakan hatiku. Mungkin. Mengapa mungkin? Karena aku pun tak tahu apa yang benar-benar terjadi kepadaku sekarang. Berpura-pura menjadi orang baik padahal busuk. Berpura-pura beribadah supaya dibilang taat. Jika semua yang kulakukan pura-pura, jangan-jangan aku hanya akan mendapat lelah. Aku hanya mendapat pujian dari manusia-manusia bodoh yang berhasil kutipu. Aku hanya mendapat...tidak. Aku tidak mendapat apa-apa. Sebab kepura-puraanku masih setengah-setengah. Suatu saat nanti, aku ingin sekali berpura-pura menjadi orang taat yang diakui, hingga KTP ku tak hanya bertuliskan agama: Islam, tapi juga ada embel-embel agama: Islam yang TAAT. Aku ingin totalitas berpura-pura supaya kepura-puraanku menjadi kebiasaan dan kebiasaanku membawa pemahaman kecintaan kepada Tuhanku, suatu saat nanti. Seandainya kamu bertanya, mengapa tidak sekarang, maka aku akan mengelak untuk beralasan. Aku memang tak punya alasan untuk menunda. Tapi aku sendiri tak tahu mengapa kutunda. Terkadang kita tahu bahwa sesuatu itu baik tapi kita melakukan yang buruk. Katanya manusiawi. Mungkin itu tujuan Tuhan menciptakan neraka, supaya ada penghuninya. 

Sebenarnya, aku takut pada neraka atau kepada Tuhan?

Karena aku pandai berpura-pura, maka kujawab Tuhan.

Aku ingin mendekat dengan hatiku. Bukan hanya ragaku yang melakukan gerakan-gerakan magis bernama sembahyang. Bukan hanya mulutku yang melantunkan ayat-ayat Tuhan. Bukan hanya bicaraku yang seolah-olah taat.
Ada yang bisa bantu?

Tidak ada komentar: