Semakin kesini semakin aku mengerti. Tinggal sendiri jauh dari orang tua memang benar-benar membuatku sedikit mandiri. Ya, hanya sedikit. Hidupku tetap bergantung kepada orang tua. Aku belum bisa mandiri sepenuhnya. Aku sadar aku di sini kuliah bukan bekerja, jadi wajar kalau aku masih minta-minta sama orang tua.
Melihat bapak ibuku yang bersusah payah menguliahkanku, membuatku berpikir dua kali untuk bermain-main dengan kuliahku. Mereka tak perlu tahu aku kesusahan mengikuti kuliah, mereka tak perlu tahu aku jenuh menghadapi kuliah, mereka tak perlu tahu seandainya kini aku sedih memikirkan kuliahku. Yang boleh mereka tahu adalah aku anak yang kuat, aku anak pemberani, aku anak yang kurang pintar tapi selalu berusaha untuk belajar. Karena mereka tak perlu merasakan kesedihan yang aku rasakan. Cukup mereka kesusahan menguliahkanku.
Bapak, Ibu, maaf selama ini anakmu hanya bisa mengeluh. Setiap kali ditelepon aku sering menangis karena aku tak mengerti kuliahku, aku juga sering menangis karena aku merasa menjadi orang bodoh di kampusku. Tapi setelah postingan ini aku klik publish, aku berjanji dengan diriku sendiri, aku akan menjadi anak yang kuat, aku tak akan berpura-pura menjadi anak yang kuat lagi. Aku juga akan berusaha keluar dari ketakutanku. Ketakutan bahwa aku adalah gadis bodoh. Bila memang Tuhan menciptakanku dengan IQ rendah dan dengan kemampuan logika yang minim, aku tak akan minder. YANG CERDAS AKAN DIKALAHKAN YANG BIASA TAPI BELAJAR IKHLAS.
Bismillah, aku akan belajar dengan ikhlas.
2 komentar:
sabar mbak... tetap semangat
harus dekkk
besok kau akan merasakannya sendiri...hahaha
Posting Komentar