Aku ini sahabat macam apa. Yang hanya ada saat dia menangis, saat dia bersedih, saat dia bertengkar dengan lelakinya.
Aku ini sahabat macam apa. Yang hanya bisa membuatnya tertawa saat menangis. Yang berusaha menghiburnya saat lelakinya pergi.
Aku ini sahabat macam apa. Aku hanya menemaninya di saat lelakinya tak kunjung datang. Saat lelakinya menemukan kesalahannya.
Aku ini sahabat macam apa. Yang ditinggalkan saat aku bilang tunggu. Yang tak mau ia mendengarkanku saat ia sedang bersama lelakinya.
Persahabatan bukannya harus indah? Mengulurkan tangan saat yang lain terjatuh, menarik tangan saat yang lain mulai menjauh. Apakah seseorang yang mencintai harus buta? Sehingga ia harus melupakan lingkungannya. Tak tahulah karena aku belum benar2 paham tentang itu.
Maaf, aku tak pernah bisa menjadi sahabat yang baik. Jika kau memintaku untuk menjadi temanmu aku sanggup. Tapi aku tak sanggup untuk menjadi sahabatmu. Karena aku lebih suka bersahabat dengan bantal, sebab ia mampu menyembunyikan tangisku, menyamankan sandaranku, menyaksikanku tertawa mengingat cerita silam. Terima kasih telah membuatku dewasa.
Aku ini sahabat macam apa. Yang hanya bisa membuatnya tertawa saat menangis. Yang berusaha menghiburnya saat lelakinya pergi.
Aku ini sahabat macam apa. Aku hanya menemaninya di saat lelakinya tak kunjung datang. Saat lelakinya menemukan kesalahannya.
Aku ini sahabat macam apa. Yang ditinggalkan saat aku bilang tunggu. Yang tak mau ia mendengarkanku saat ia sedang bersama lelakinya.
Persahabatan bukannya harus indah? Mengulurkan tangan saat yang lain terjatuh, menarik tangan saat yang lain mulai menjauh. Apakah seseorang yang mencintai harus buta? Sehingga ia harus melupakan lingkungannya. Tak tahulah karena aku belum benar2 paham tentang itu.
Maaf, aku tak pernah bisa menjadi sahabat yang baik. Jika kau memintaku untuk menjadi temanmu aku sanggup. Tapi aku tak sanggup untuk menjadi sahabatmu. Karena aku lebih suka bersahabat dengan bantal, sebab ia mampu menyembunyikan tangisku, menyamankan sandaranku, menyaksikanku tertawa mengingat cerita silam. Terima kasih telah membuatku dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar