Pagi datang kembali. Menanti jawaban yang tak kunjung ada pertanyaan. Semakin lama dadaku semakin sulit untuk mengambil udara di sekitar. Aku benci dengan perasaan ini. Perasaan yang membuat perutku mulas. Membuat jantungku berdegup lebih kencang. Perasaan yang sama dari dulu semenjak kecil. Entah apa aku malas mendeskrisipkannya. Tidak. Perasaan ini tidak dapat kubagi dengan siapapun karena aku pun rancu dengannya.
Ada yang aneh dengan diriku sendiri. Mengapa harus membingungkan sesuatu yang tak aku tahu. Mengapa harus ingin menangisi sesuatu yang aku pun tak tahu. Hanya ingin menitikkan air mata. Itu saja. Hanya bosan dengan keadaan. Hanya ingin pergi menjauh dari Surabaya dan ingin pergi ke timbuktu.
Semacam frustasi dengan keadaan diri sendiri yang terlihat mengenaskan. Tapi aku tak ingin mengasihani diriku sendiri. Terlalu malang menyebut diriku sebagai seseorang yang patut dikasihani. Hanya ingin pulang berjumpa dengan bapak ibuk. Melepas kepenatan. Melepas punukan tugas yang tak kunjung habis. Melepas semuanya yang ingin kulepas.
Tinggal menghitung hari, dan hingga kini aku belum menjamah tindakan2 yang akan menguatkanku. Mengapa aku selalu lemah dengan impianku. Kata temanku, kalok niat pasti gak males, kalok niat pasti gak ngantukan. Ya, harus berperang melawan diri sendiri. Perang melawan hawa nafsu. Perang melawan hawa tidur. Semangat! Karena aku adalah motivasi terhebat untuk diriku sendiri.
Tuhan, iringilah langkahku. Dampingi setiap mimpiku untuk menemukan jalannya. Hindarkan aku dari kemalasan dan kebobokan. Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikmal natsir. Cukuplah Allah sebagai penolongku.
Ada yang aneh dengan diriku sendiri. Mengapa harus membingungkan sesuatu yang tak aku tahu. Mengapa harus ingin menangisi sesuatu yang aku pun tak tahu. Hanya ingin menitikkan air mata. Itu saja. Hanya bosan dengan keadaan. Hanya ingin pergi menjauh dari Surabaya dan ingin pergi ke timbuktu.
Semacam frustasi dengan keadaan diri sendiri yang terlihat mengenaskan. Tapi aku tak ingin mengasihani diriku sendiri. Terlalu malang menyebut diriku sebagai seseorang yang patut dikasihani. Hanya ingin pulang berjumpa dengan bapak ibuk. Melepas kepenatan. Melepas punukan tugas yang tak kunjung habis. Melepas semuanya yang ingin kulepas.
Tinggal menghitung hari, dan hingga kini aku belum menjamah tindakan2 yang akan menguatkanku. Mengapa aku selalu lemah dengan impianku. Kata temanku, kalok niat pasti gak males, kalok niat pasti gak ngantukan. Ya, harus berperang melawan diri sendiri. Perang melawan hawa nafsu. Perang melawan hawa tidur. Semangat! Karena aku adalah motivasi terhebat untuk diriku sendiri.
Tuhan, iringilah langkahku. Dampingi setiap mimpiku untuk menemukan jalannya. Hindarkan aku dari kemalasan dan kebobokan. Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikmal natsir. Cukuplah Allah sebagai penolongku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar