Hari ini ikut Sosiologi di Unair, masih dengan dosen yang sama, Pak..., duh lupa namanya. Ini pertemuan ke-4 (seharusnya), tapi aku baru ikut 2 kali kuliah beliau. Hari ini pertanyaan dan pernyataannya sama seperti pas pertemuan pertama. "Gimana nanti jumatan? Siap mengeluarkan uang paling besar?", tanya Pak lupa namanya. Kayaknya Pak Taji deh, gak tau lagi nek salah, yawes sebut aja Pak Sosio. "Belum dapet kiriman, Pak!", jawab Agus. "Berarti kalian belum percaya sama Tuhan kalian ya?". Kelas sepi.
Pas pertemuan pertama, Pak Sosio menantang yang akan sholat jumat untuk tidak mengubah isi dompet.
"Kalian percaya nggak kalo Tuhan akan menggandakan rezeki yang kita sedekahkan menjadi 700 kali lipat?"
"Percayaaaa", kelas serempak menjawab.
"Kalo gitu, jangan rubah isi dompet kalian, nanti ambil uang yang paling besar, masukkan ke kotak amal"
Kelas langsung rame. Banyak sekali alasan muncul. Dan si bapak menyimpulkan bahwa kami belum percaya sama kekuasaan Tuhan.
Pas aku nantang temenku yang di ITS sama kayak bapaknya, temenku bilang,"Yo aku butuh mangan. Kudu realistis lah". Jadi berfikir kalo sebenarnya kita belum siap betul untuk menjadi khalifah di bumi. Meski sedekah bukan hanya uang, tapi kita belum sepenuhnya percaya kalo Tuhan bakal mengganti semua yang kita keluarkan dengan ikhlas. Bagaimana dengan yang nulis? Hehe
Pas pertemuan pertama, Pak Sosio menantang yang akan sholat jumat untuk tidak mengubah isi dompet.
"Kalian percaya nggak kalo Tuhan akan menggandakan rezeki yang kita sedekahkan menjadi 700 kali lipat?"
"Percayaaaa", kelas serempak menjawab.
"Kalo gitu, jangan rubah isi dompet kalian, nanti ambil uang yang paling besar, masukkan ke kotak amal"
Kelas langsung rame. Banyak sekali alasan muncul. Dan si bapak menyimpulkan bahwa kami belum percaya sama kekuasaan Tuhan.
Pas aku nantang temenku yang di ITS sama kayak bapaknya, temenku bilang,"Yo aku butuh mangan. Kudu realistis lah". Jadi berfikir kalo sebenarnya kita belum siap betul untuk menjadi khalifah di bumi. Meski sedekah bukan hanya uang, tapi kita belum sepenuhnya percaya kalo Tuhan bakal mengganti semua yang kita keluarkan dengan ikhlas. Bagaimana dengan yang nulis? Hehe
2 komentar:
waaiinii... WANI PIRO?
hayoloh yg komen uwes percaya belum sama Tuhan??
Posting Komentar