Karena udah menjelang batukku gak sembuh2 akhirnya kuputuskan untuk ke pusat kesehatan ITS. Selama di Surabaya gak pernah priksa ke dokter, kalo sakit paling2 minum obat yang di jual bebas udah sembuh. Sebenernya baru sakit berapa hari sih tapi gara2 Bu Niniek bilang,"Kasian ini Tiara, ngerjain sampek sakit", jadilah berobat, niatnya biar cepat sembuh.
Kemarinnya lagi aku udah beli obat batuk, tanya sama mbak apotek,"Mbak obat batuk paling manjur apa?"
"Ini mbak, rasanya enak. Saya sekeluarga pakenya obat ini", Mbak apotek menyodorkan sebotol obat sirup.
"Oh, berapa mbak?"
"tiga ribu lima ratus"
*tercengang
Obat batuknya murah banget ya, semoga sembuh, pikirku waktu itu. Nah, biasanya obat itu kan bikin ngantuk. Obat yang satu itu beda. Setiap kali minum obat, mata ku langsung melek, gak ngantuk blas!
Bisa jadi rekomendasi obat pas ngerjain TA tuh! Obat anti ngantuk.
Karena gak sembuh2, akhirnya beli obat lagi, harganya lebih mahal dari obat yang pertama Rp.27.500,00. Sore setelah hujan2an malah pengen minum es. Kata dosen faal, es tidak menyebabkan batuk. Minum es, makan pedes terus makan better yang dikasih Anies. Aku sih gak mau nyalahin makanan gak mau nyalahin obat, kayaknya emang jatahnya sakit.
Dannn batukku belum sembuh, malah makin menjadi.
Periksa ke pusat kesehatan. Antri lamaaaaa banget. Kulihat wajah setelah keluar dari ruang priksa, wajahnya suntuk, seperti mengaduh, aneh2 pokoknya. Hingga tiba giliranku.
"Amanda"
Aku masuk ke dalam ruang priksa.
"Sakit apa, Nda?", tanya dokter.
"Batuk pilek pusing", jawabku. "Dok saya kemarin udah minum obat tapi kok malah tambah parah ya?", tanyaku hati2 dengan suara bindeng.
"Ya nggak tau, masak tanya sama saya. Kamu beli obat dimana?", nada dokternya tinggi.
"Di apotek"
"Yaudah tanya sama apotek nya", nadanya masih tinggi. Gila ya, percuma aku tanya sama seorang dokter. Ya, seorang dokter. Kalo jawabnya cuma gitu sih, aku tanya sama temenku pasti dia juga bisa jawab kayak gitu. Terus apa bedanya dokter sama bukan dokter?
Setelah dipriksa suhu badan sama detak jantung, aku kembali ke tempat duduk semula.
"Dok, ini tadi yang dipanggil gak dateng sekarang udah dateng. Dia dulu apa gimana?", tanya suster.
"Yaudah dipanggil aja"
"Dok ini Pak Sadino udah nunggu lama. Pak Sadino dulu aja apa gimana?"
"O..Pak Sadino pasienku iki. Iyawes Pak Sadino sek", kata dokter. Si dokter naroh daftar orang yang disebut tadi (yang tadi dipanggil gak dateng) di urutan paling belakang. "Lah, iki askes kabeh", setelah berkata demikian, dokter menaruh daftar orang yang di urutan paling belakang jadi yang paling depan setelah Pak Sadino.
Kenapa ya, orang yang punya jabatan itu mayoritas merendahkan orang di bawahnya dan sangat menghormati orang di atasnya. Kenapa ya, orang juga sangat menghormati orang yang mempunyai pengaruh dengan hidupnya. Apakah itu yang dinamakan manusiawi? Mengapa semua mengatasnamakan manusiawi? Mengapa manusia begitu pandai membanding-bandingkan? Mengapa banyak orang munafik dengan berpura-pura baik di depan orang yang dia segani tapi berperilaku tidak baik kepada orang dibawahnya? Mending si, kalo pura-pura baik di depan semua orang. Kan katanya Allah tidak akan tega melihat hambaNya berpura-pura baik? Dan akhirnya aku menyimpulkan sendiri, kalo semua orang di dunia ini baik, gak ada neraka dong, kan kasian setan menetap sendirian di neraka.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah,"Emang sing nulis baik yaaaa? Sampek ngira ada orang tidak baik"
Hehehe..yo gak si, tapi maunya belajar jadi orang baik, yang bisa memperlakukan semua orang dengan baik juga. Maunya,,hehe..Doain ajalah :D
Kemarinnya lagi aku udah beli obat batuk, tanya sama mbak apotek,"Mbak obat batuk paling manjur apa?"
"Ini mbak, rasanya enak. Saya sekeluarga pakenya obat ini", Mbak apotek menyodorkan sebotol obat sirup.
"Oh, berapa mbak?"
"tiga ribu lima ratus"
*tercengang
Obat batuknya murah banget ya, semoga sembuh, pikirku waktu itu. Nah, biasanya obat itu kan bikin ngantuk. Obat yang satu itu beda. Setiap kali minum obat, mata ku langsung melek, gak ngantuk blas!
Bisa jadi rekomendasi obat pas ngerjain TA tuh! Obat anti ngantuk.
Karena gak sembuh2, akhirnya beli obat lagi, harganya lebih mahal dari obat yang pertama Rp.27.500,00. Sore setelah hujan2an malah pengen minum es. Kata dosen faal, es tidak menyebabkan batuk. Minum es, makan pedes terus makan better yang dikasih Anies. Aku sih gak mau nyalahin makanan gak mau nyalahin obat, kayaknya emang jatahnya sakit.
Dannn batukku belum sembuh, malah makin menjadi.
Periksa ke pusat kesehatan. Antri lamaaaaa banget. Kulihat wajah setelah keluar dari ruang priksa, wajahnya suntuk, seperti mengaduh, aneh2 pokoknya. Hingga tiba giliranku.
"Amanda"
Aku masuk ke dalam ruang priksa.
"Sakit apa, Nda?", tanya dokter.
"Batuk pilek pusing", jawabku. "Dok saya kemarin udah minum obat tapi kok malah tambah parah ya?", tanyaku hati2 dengan suara bindeng.
"Ya nggak tau, masak tanya sama saya. Kamu beli obat dimana?", nada dokternya tinggi.
"Di apotek"
"Yaudah tanya sama apotek nya", nadanya masih tinggi. Gila ya, percuma aku tanya sama seorang dokter. Ya, seorang dokter. Kalo jawabnya cuma gitu sih, aku tanya sama temenku pasti dia juga bisa jawab kayak gitu. Terus apa bedanya dokter sama bukan dokter?
Setelah dipriksa suhu badan sama detak jantung, aku kembali ke tempat duduk semula.
"Dok, ini tadi yang dipanggil gak dateng sekarang udah dateng. Dia dulu apa gimana?", tanya suster.
"Yaudah dipanggil aja"
"Dok ini Pak Sadino udah nunggu lama. Pak Sadino dulu aja apa gimana?"
"O..Pak Sadino pasienku iki. Iyawes Pak Sadino sek", kata dokter. Si dokter naroh daftar orang yang disebut tadi (yang tadi dipanggil gak dateng) di urutan paling belakang. "Lah, iki askes kabeh", setelah berkata demikian, dokter menaruh daftar orang yang di urutan paling belakang jadi yang paling depan setelah Pak Sadino.
Kenapa ya, orang yang punya jabatan itu mayoritas merendahkan orang di bawahnya dan sangat menghormati orang di atasnya. Kenapa ya, orang juga sangat menghormati orang yang mempunyai pengaruh dengan hidupnya. Apakah itu yang dinamakan manusiawi? Mengapa semua mengatasnamakan manusiawi? Mengapa manusia begitu pandai membanding-bandingkan? Mengapa banyak orang munafik dengan berpura-pura baik di depan orang yang dia segani tapi berperilaku tidak baik kepada orang dibawahnya? Mending si, kalo pura-pura baik di depan semua orang. Kan katanya Allah tidak akan tega melihat hambaNya berpura-pura baik? Dan akhirnya aku menyimpulkan sendiri, kalo semua orang di dunia ini baik, gak ada neraka dong, kan kasian setan menetap sendirian di neraka.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah,"Emang sing nulis baik yaaaa? Sampek ngira ada orang tidak baik"
Hehehe..yo gak si, tapi maunya belajar jadi orang baik, yang bisa memperlakukan semua orang dengan baik juga. Maunya,,hehe..Doain ajalah :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar