Selasa, 02 Juli 2013

Kenangan, Mengenang, Dikenang dan Terkenang

Mungkin benar jika yang pergi akan terasa lebih berarti daripada yang menemani. Kita terlalu tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan. Kita terlalu memandang bahwa kuman diseberang terlihat lebih lucu daripada gajah disebelah yang akan terasa memuakkan karena memenuhi tempat duduk, sebab badannya yang besar. Lalu bagaimana caranya mensyukuri kehadiran orang-orang di sekitar kita? Ya dengan bersyukur. Tapi memang wajar juga sih, yang pergi akan meninggalkan kenangan. Kenangan yang meski tidak semua akan terekam jelas dalam memori-memori, tetap saja semuanya akan terasa lebih "ah seandainya kamu ada di sini" atau "ah seandainya waktu itu dapat kuputar kembali".

Kenangan, mengenang, dikenang dan terkenang menurut saya semuanya berhubungan dengan satu kata yaitu pisah, berpisah. Saya dengan anda berpisah, maka saya akan mengenang anda dan anda akan terkenang oleh saya. Anda pergi meninggalkan kenangan dan anda akan selalu dikenang oleh saya. Pun barang, ketika barang saya hilang atau rusak, maka saya akan mengenang barang saya,"Coba barang itu masih bersama saya, mungkin saya bisa...". Sebab segala sesuatunya itu memiliki batas waktu, tenggang atau apalah. Yah memang yang kekal hanyalah Tuhan.

Jadi, jaga dan cintailah apa yang kita miliki sekarang (tapi jangan berlebihan, Tuhan tak suka sesuatu yang berlebihan) karena kita tidak akan pernah tahu kapan Tuhan akan memisahkan. Sebab masa depan itu misteri dan kita bukan pemecah misteri tapi penikmat misteri. Sekian.

Salam Peace, Love and Gaul!

Tidak ada komentar: