Akhirnya aku bisa menghirup nafas agak lega. Setidaknya, jika nanti tidak bisa, aku sudah ikhlas. Buat Mas Dodo, Mas Advin, Mbak Mustika dan Mas Indra beribu terimakasih untuk kalian. Terimakasih Tuhan telah memberiku teman-teman yang begitu baik. Nah, perlahan aku tahu mengapa Tuhan menempatkanku di Surabaya.
"Kon kenopo biyen kuliah nang ITS?"
"Soale ra ketompo nandi-nandi, padahal biyen ra pengen blas kuliah nang ITS"
"Nek gak kuliah nang ITS, kon gak ketemu aku hahahaha," mungkin kelakarnya benar. Hidup ini katanya selalu ada sebab akibat.
"Mas, percoyo ambek aku a? Aku kan gek kenal sampeyan wingi-wingi wae?"
"Gak ngerti yo kenopo aku iso percoyo, tapi aku pernah ngrasani nang posisimu"
Ya, mungkin benar, kita membantu bukan karena kita punya "tenaga" berlebih, tapi karena kita pernah merasakan apa yang orang lain rasakan.
Mungkin sakit di kepalaku belum sembuh benar, tapi aku bersyukur sekali punya teman-teman yang begitu baik. Semoga janji baik Tuhan segera mendekat untuk mas-masku yang baik hati. Terkadang, orang lain seperti saudara.
"Kon kenopo biyen kuliah nang ITS?"
"Soale ra ketompo nandi-nandi, padahal biyen ra pengen blas kuliah nang ITS"
"Nek gak kuliah nang ITS, kon gak ketemu aku hahahaha," mungkin kelakarnya benar. Hidup ini katanya selalu ada sebab akibat.
"Mas, percoyo ambek aku a? Aku kan gek kenal sampeyan wingi-wingi wae?"
"Gak ngerti yo kenopo aku iso percoyo, tapi aku pernah ngrasani nang posisimu"
Ya, mungkin benar, kita membantu bukan karena kita punya "tenaga" berlebih, tapi karena kita pernah merasakan apa yang orang lain rasakan.
Mungkin sakit di kepalaku belum sembuh benar, tapi aku bersyukur sekali punya teman-teman yang begitu baik. Semoga janji baik Tuhan segera mendekat untuk mas-masku yang baik hati. Terkadang, orang lain seperti saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar