Mereka bernyanyi. Lepas. Tak ada beban. Adakah puncak kegembiraan itu? Jika ada puncak kegembiraan, maka suatu hari kita akan menuruni kebahagiaan itu. Peduli apa dengan puncak dan lembah, bukankah kesenangan bisa kita ciptakan? Bahagia, damai, sedih bukankah semua itu kita yang menciptakannya sendiri? Bukan lingkungan. Lingkungan hanya memengaruhi, bukan menciptakan perasaan kita. Perasaan, kitalah yang menentukan. Kira-kira, Tuhan ikut andil dalam menentukan perasaankah? Kayaknya iya deh. Tuhan kan bersemayam di dalam ciptaanNya. Jika Tuhan bersemayam dalam ciptaanNya, mengapa manusia pernah sedih? Apakah Tuhan pernah bersedih? Kayaknya Tuhan itu tak pernah bersedih, kalo Tuhan bersedih berarti Tuhan mempunyai perasaan, kalau Tuhan punya perasaan, gak mungkin Tuhan itu Maha Adil, padahal jelas-jelas Tuhan itu Yang Maha Adil.
Berarti jawabannya, ya terserah Tuhan mau buat perasaan kita macam apa. Sebab Tuhan berhak atas diri kita. Tapi yang jelas, Tuhan menciptakan rasa sedih biar ada yang namanya bahagia.
Jadi, puncak kebahagiaan itu adakah??
Dalam hadis qudsi, Allah berfirman,"Aku sesuai dengan prasangka hambaKu kepadaKu, maka ia bebas berprasangka kepadaKu sesuai yang dia mau"
Berarti jawabannya, ya terserah Tuhan mau buat perasaan kita macam apa. Sebab Tuhan berhak atas diri kita. Tapi yang jelas, Tuhan menciptakan rasa sedih biar ada yang namanya bahagia.
Jadi, puncak kebahagiaan itu adakah??
Dalam hadis qudsi, Allah berfirman,"Aku sesuai dengan prasangka hambaKu kepadaKu, maka ia bebas berprasangka kepadaKu sesuai yang dia mau"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar