Tidak ada alasan untuk tetap bertahan dengan keterpurukan, apalagi menangisinya. Tuhan tak suka hamba-Nya berputus asa. Bapak dan ibu tak pernah mengajari saya untuk menyerah, tapi tawakal, setelah usaha-usaha dilakukan, serahkan semua pada Tuhan.
Lagi-lagi saya bertanya pada diri sendiri. Adakah puncak kebahagiaan itu? Jika ada, saya takut menuruni puncak tersebut. Mungkin bahagia itu biasa saja, kesedihan itu biasa, jadi kita tidak perlu takut seandainya sedang "merasa" ada di puncak. Semuanya wajib kita syukuri. Entah itu bahagia ataupun rasa sedih.
Kepala terlalu banyak mimpi. Mungkin kalian pernah mendengar ada orang depresi gara-gara mimpinya ketinggian. Bisa jadi memang gila adalah suatu ketentuan Tuhan atau mimpi-mimpi yang tinggi tak disertai dengan usaha. Saya tahu, usaha tidak ada hubungannya dengan hasil, tapi setidaknya jika kita berusaha, Tuhan punya catatan lebih tentang kegigihan kita untuk bersungguh-sungguh meraih mimpi. Tidak ada yang sia-sia dari usaha. Tidak ada.
Semoga Tuhan memberkahi langkah-langkah kecil kita. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar