Rabu, 29 Februari 2012

1 Maret 2012

PKM ku belum jadi2 juga gara2 pengen baca2 eee nyasar ke blognya @anumao. Gila, untaian katanya joss gandos. Jadi iri sama perempuan yang dia ceritakan. Laki-laki setia itu sedikit, yang banyak laki-laki berjakun.

Tiba-tiba ingat temanku Ringgo yang diputus pacarnya. Dia menunjukkan status-status fesbuknya kepadaku yang berisi tentang mantan kekasihnya. Dan menurut hasil pengamatanku dia 10x lebih berantakan dari biasanya semenjak berpisah, mungkin semacam kejutan yang tidak menyenangkan baginya. Salah seorang temanku, laki2, setelah putus dengan pacarnya dia jadi rajin sholat (putus membawa hikmah yang ini).

Aku? Sampai saat ini belum juga ada yang berhasil membuatku rindu, berantakan atau lebih baik. Aku tulang rusuk yang paling bengkok, yang bisa membuat pemiliknya marah, yang harusnya dinasihati, bukan untuk diluruskan karena bisa jadi ia akan patah. Entahlah, sementara aku memang menutup diri, menyimpan cerita untuk diriku sendiri. Tak wajar memang, hanya aku menyukainya. Menyukai untuk merenung sendiri, tertawa sendiri, bersedih sendiri, menangis sendiri. Belum membutuhkan orang yang akan menyeka air mataku. Karena aku membiarkan jatuh sendiri tanpa harus kuseka.

Bukan aku tak membutuhkan cinta, aku pun seperti perempuan2 lain yang sudah beranjak dewasa. Cinta itu fitrah aku tahu, aku sadar Tuhan memberikannya kepadaku. Mungkin memang belum saatnya. Mungkin juga sudah pukul 08.30 wib dan aku harus segera menyeselaikan karya tulisku yang sudah banyak tertunda oleh tindakan2 yang melemahkanku.

Renungan Pagi

Tidak semua apa yang kita harapkan selalu menjadi kenyataan. Yakin Tuhan menyiapkan kejutan-kejutan kecil yang lebih baik dari ini. Mungkin Tuhan ingin aku mencoba kembali. Mungkin Tuhan ingin menguji kesabaranku. Mungkin Tuhan ingin aku mencoba hal baru atau mungkin Tuhan ingin aku menjadi semakin kuat dari sebelumnya. Entahlah, karena semuanya semacam misteri yang harus aku pecahkan sendiri. Ya aku mampu berdiri sendiri karena dengan nikmat Tuhan aku masih kuat untuk menopang ragaku.

Semangat! Harus bisa memotivasi diri sendiri. Karena tidak ada motivator hebat selain diri sendiri. Harus bisa bisa bisa!

Doaku pagi ini : Tuhan, izinkanlah senyum tulusku merekah kembali. Aku sudah lelah berpura-pura. Dan Tuhan aku mohon, jangan biarkan air mataku jatuh seandainya aku yang harus kalah dari perjuangan memperjuangkan masa depanku.

Selasa, 28 Februari 2012

Lapar

Aku tidak menyesali pagi ini datang kembali. Tidak pula aku menunggunya. Hanya semua kubiarkan berlalu begitu saja. Pagi, siang, malam yang silih berganti. Yang terus menerus datang tanpa kuundang. Karena semua terjadi atas izin Tuhan.

Sedang kalut, sedang merasakan yang banyak orang katakan sebagai kesedihan. Tidak ingin bercerita dengan siapa pun karena manusia itu sangat lemah. Mungkin hanya dengan menulis aku bisa menyembuhkan kesedihan ini. Sedih kenapa? Rahasia, aku tidak akan menceritakan kepadamu. Kamu suka menasihati sih, aku lelah dinasihati sedang kamu sendiri belum bisa menasihati diri sendiri.

Aku lapar, sudahi saja lah. Sedang tidak mood menulis juga. Harus menyelesaikan tugas dulu.

Senin, 27 Februari 2012

Suplemen

Setiap orang berhak untuk mencintai atau membenci kita. Karena perasaan tidak bisa dipaksakan. Begitu kan kata orang2? Mereka selalu mengoar-koarkan logika tapi semua-muanya disangkut-pautkan dengan perasaan. Perasaan yang mana? Milik siapa?

Sadar atau tidak, semua manusia di bumi ini, menurut hasil analisaku, Tuhan ciptakan dengan pembenci dan pecintanya. Contoh Sm*sh, ada yang nge fans berat dan ada yang mencaci berat. Cercaan tidak membuat sm*sh terpuruk. Dan semua itu hanyalah UJIAN belaka. Ujian selalu membutuhkan usaha untuk mendapatkan nilai yang baik. Meski kadang tak semuanya dengan cara2 yang diizinkan Tuhan. Pilihan hidup ada di tangan kita. 

Jadi, untuk apa memikirkan sesuatu yang akan mengerdilkan diri kita untuk menjadi baik di mata Tuhan. Lebih baik kita berbenah dan mengoreksi diri sendiri. Mungkin memang kita yang salah sehingga dibenci. Tapi tak perlu berlarut-larut. Anggap itu sebagai suplemen diri untuk menjadi tangguh. Semangat!

Sabtu, 25 Februari 2012

Semua Milik Allah

Tiba2 dapet mesej dari Nita,"Mbak tia, wes niliki Indah durung?"
Kaget, emang Indah kenapa harus dijenguk. Dan baru saja aku chatting dengan Nita, katanya, sore tadi Indah meninggal dunia karena kanker. Kata Nita lagi, kemarin waktu jenguk si Indah, Indah sudah tidak dapat mendengar dan melihat. Mari mendoakan Indah supaya dapat menikmati indahnya alam barzah :)

Semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

Tuhan mengambil satu persatu indera sahabatku Indah dan kini Dia mengambil Indah dari sisi orang-orang yang menyayanginya. Aku rasa aku tak perlu mengasihani Indah karena nantinya pun aku begitu. Aku akan meninggalkan dunia yang banyak orang mengibaratkan "cuma mampir". Hak prerogatif itu milik Tuhan. Jodoh, mati, rezeki. Hanya menunggu saatnya saja. Saat Tuhan menghentikan detak jantungku. Saat Tuhan memutus amal perbuatanku. Saat Tuhan mengirimkan malaikat Izrail kepadaku. Bagaimana rasanya ya? Mikir apa aku ini. Amalku saja masih setetes dibanding air laut. Tapi bukankah kita tidak bisa menunda kematian? Mati mati mati. Aku tidak dapat membayangkan jika tubuhku tertindih tanah, ditinggalkan sendirian oleh sanak familli. Hmfh, bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kau hidup selamanya, bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kau mati esok pagi.

Kamis, 23 Februari 2012

Semua Punya Kesempatan

Katanya orang pendiam itu pinter nulis. Berarti aku pinter nulis dong? Hehe
Apa sih penyebab orang pendiam itu pintar menulis? Menurutku sebagai orang pendiam, tidak semua kata, kalimat, paragraf atau apapun itu dapat terungkapkan dengan kata2. Tidak semua yang dirasakan dapat dituangkan dalam emosi yang meluap-luap macam marah dan sebagainya.

Aku selalu punya waktu untuk diriku sendiri. Seolah kesunyian menjadi teman di kala sepi. Dan aku menyukainya. Mereka mengatakan aku pasif, lamban dan tidak tanggap terserah. Mereka berhak menilai siapapun. Ketahuilah hitam ada karena putih. Cantik ada karena buruk. Semua Tuhan ciptakan dengan seimbang. Hanya akal manusia saja yang menilai bahwa sesuatu itu tidak baik. Padahal di dalam kitab suci, pendiam itu bukan termasuk larangan.

Tapi bukan berarti semua pendiam itu pandai menulis dan semua yang bukan pendiam itu tidak bisa menulis. Begini lah hidup, semua saling melengkapi.

Menulis itu mudah, hanya menuangkan apa yang kamu pikirkan. Sudah selasai. Jika kamu terpaku pada,"tulisanku harus bagus dan dipuji orang", maka kau tak akan pernah memulai. Kau akan terus berfikir bagaimana caranya supaya tulisanmu disenangi. Tapi bukankah sebelum kita bisa berjalan kita juga akan melewati fase dimana kita merangkak bahkan kadang terjatuh?

Karena tidak semua orang menyukai tulisanmu. Berfikirlah dengan bijak untuk tidak berhenti menulis. Tulisanku juga banyak dicerca lho, katanya tulisanku monotone. Tapi inilah aku dengan segala keterbatasanku. Bukan tidak ingin memperbaiki, hanya sekali lagi aku tekankan inilah aku. Kalau kata Sisil, aku adalah apa yang aku tulis. Sekian.
Jadi menurutmu aku pandai menulis atau tidak??hahahahh

Rabu, 22 Februari 2012

Ini bukan sebuah permainan, hanya sebuah perjalanan yang memaksa aku untuk berfikir kedepan. Memikirkan apa-apa yang hanya sebagian orang lain pikirkan. Melakukan apa-apa yang tidak wajar dan terkesan "ngoyo". Menghabiskan uang untuk impian2 gilaku. Meski berulang kali gagal dan ditertawakan, tapi aku tetap ingin mencoba. Setidaknya dengan mencoba aku tahu dimana letak kesalahanku.

Kadang aku berpikir,"Aku iku lapo ngene iki?", tapi selalu ada bisikan2 yang membuatku harus melanjutkan semua ini.

Dan akhirnya aku harus berkata,"Aku masih belum tahu apa-apa tentang teknik kimia". Kesulitan baca grafik, tabel. Padahal itu modal untuk semua yang sedang aku jalani. Hemhhh... Tuhan memberiku apa yang orang lain tak diberi dan harusnya aku bangga. Tuhan memberi tahu kepadaku bahwa aku itu bodoh dan harus belajar. Impossible is nothing. Dan aku harus terus berusaha supaya Tuhan lekas memeluk mimpi2ku. Aamiin

Selasa, 21 Februari 2012

Lama nih gak nulis. Selain sibuk kuliah (bohong), gak tau ya kenapa akhir-akhir ini berubah jadi orang yang sedikit sibuk. Sedikit aja. Gak banyak. Pengennya sih sibuknya dapet uang tapi belum saatnya mungkin ya. Semua butuh proses. Sepertinya mau tidak mau saya harus menikmati proses ini. Karena untuk sampai puncak pun harus dengan mendaki.

Uang menipis, butuh suntikan dana untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya. Otak kembali terisi mimpi2 setelah lama hampa. Makasih buat Pak Pendik sudah membangunkan saya dari tidur panjang. Tidak semua orang adalah seperti apa yang kamu pikirkan. Orang di kampus nomer 2 yang saya kagumi adalah Pak Pendik. Pak Agung tetep nomer 1.

Yah walaupun kata Pak Pendik nge lab kami secara geriliya. Tapi semoga proyekku bisa terlaksana dengan lancar. "Aku cuma pengen arek2 iki menuangkan imajinasi mereka. Aku lho ngajari arek2 iku ben podo dadi juragan, ben ora dadi babu", kata Pak Pendik menggebu-gebu. Kami lho nge lab cuma pake alat2 tok, bahannya beli sendiri. Malah kemarin dibelain sampek Lawang cuma buat ngambil teh.

Lobster sepertinya akan digusur. Rumah Ibuknya Hajar akan dibangun. Yasudah lah, jadi pengusaha lobsternya besok2 aja. Sekarang pengen jadi pengusaha teh dan bisa mendirikan pabrik teh. Aamiin.
Jadi inget waktu semester 3 kemarin aku sempet kecanduan teh dan bilang ke Luvi,"Aku pengen duwe pabrik teh, ben ora ben dino tuku".

Karena mimpi itu membutuhkan tindakan, maka aku akan bertindak. Semoga Tuhan memeluk mimpi-mimpiku. Aamiin

Kamis, 16 Februari 2012

Kita Begitu Egois

Pake AC begitu nyaman, tapi yang diluar kegerahan
Di ruang kelas
Di bis
Di mall
Di kantor
Di mana-mana
Kamar kosku tidak
Global warming causes climate change
Kita penyebabnya sodara-sodara
Kamu tak sadar?
Aku juga tidak
Kita sama
Begitu egois
Lantas aku bisa apa
Ruangan kelasku begitu pengap tanpa AC
Bila diperbolehkan, aku ingin menjebol tembok2 supaya tak menggunakan air conditioner
Tapi aku takut
Takut dibilang gila

Rabu, 15 Februari 2012

Pemulung Dilarang Masuk

Berdiri di balkon kamar kosan, ada tulisan yang sudah agak lama tapi masih baru tertempel. "Pemulung dilarang masuk pukul 17.00 s.d 06.00". Saya tidak ingin tahu siapa pembuat atau pencetus ide dibalik tulisan tersebut. Yang menjadi gejolak di hati saya, maaf, bukannya saya meremehkan, bagaimana kalau pemulung itu tidak bisa membaca? Oke, jaman semakin maju, sepertinya terlalu aneh bila dijaman yang semakin maju ini ada orang buta huruf (kecuali sebagian nenek-kakek yang hidup di jaman penjajahan dan sampai sekarang masih hidup). Anggap saja, pemulung itu bisa membaca. Ehm, bagaimana jika pemulung itu nekat nyelonong, tidak peduli dengan tulisan? Kira-kira apa yang akan dilakukan warga sekitar kepada pemulung tersebut?

Mengapa pemulung dilarang masuk pada jam-jam tersebut? Asumsi pertama, banyak terjadi kehilangan barang-barang dan orang2 di sekitar merasa bahwa pemulung lah pencurinya (suudzon banget). Yang kedua, warga ingin kampungnya bersih di malam hari karena mereka menganggap pemulung itu kotor. Mungkin karena mereka berpikir keras bagaimana membersihkan kampung tanpa mematikan pasar pemulung, diambil lah kebijakan pemulung boleh masuk pada pukul 06.00 s.d 17.00.

Pemulung pekerjaan, penulis pekerjaan, artis pekerjaan, pedagang pekerjaan, manajer pekerjaan, lantas mengapa mereka harus membatasi ekspresi dari pemulung untuk dapat bekerja 24 jam. 24 jam kan artinya hari ini bekerja, besok tidak. Kalau bis Surabaya-Jogja nonstop. *gak penting*

Manusia sama di mata Tuhan, yang membedakannya adalah ahklak. Tapi tidak akan pernah sama di mata manusia lain
Pulang kuliah, cuci kaki, menyalakan leptop dan duduk berjam-jam. Hidup macam apa ini? Mengapa saya jadi terpedaya dengan hidup yang semakin membuat saya lemah? Bertanya pada diri sendiri hanya ada satu jawaban yaitu saya pemalas. Sungguh bukan ini yang saya harapkan dari kehidupan. Tapi kenyataannya kehidupan selalu memberikan pengharapan kosongnya.


Menatap langit2 kamar kos dan bertanya,"Kamu tahu kenapa saya begini?"
Satu menit
Dua menit
Tiga menit
"Hei, mengapa kamu diam saja? Kamu tak acuh kepadaku? Sama seperti yang lain?"


Tak bisa dibayangkan seandainya langit2 kamar menjawabnya. Bukan karena takut, tapi ada yang patut dicurigai.  

Selasa, 14 Februari 2012

Sedang tidak ada bahan yang ingin diceritakan. Banyak sih, tapi malas mengingat.

Sudah menginjak semester 4. Tapi kenapa kuliah banyak yang gak nyantol. Arti kimia fisika saja tidak tahu. Kemana saja saya selama ini?Ckck
Baru saja tersadar. Sepertinya saya terlalu fokus dengan praktikum sampai2 teori2 itu berasa acak adul di otak.

Mainan Baru

Mereka masih berkelakar saat kelas menjadi terlalu sunyi dan asing bagiku. Aku memilih menyingkir dari perhelatan waktu. Bukan untuk menghindar, hanya berupaya untuk menenangkan diri. Karena aku sulit mengerti bahasa mereka, sulit menerjemahkan lelucon mereka, sulit untuk tertawa bersama mereka, sulit untuk dapat bersikap "endel" seperti perempuan kebanyakan. Maaf maaf. Mungkin ini yang mengakibatkan temanku hanya segelintir. Maaf untuk aku yang terlalu tertutup. Hanya semua orang pasti punya rahasia yang tak mungkin dikatakan kepada manusia yang sangat lemah untuk menyimpannya. Karena mempercayakan kepada Tuhan sangatlah aman jadi aku tak perlu membagi rahasiaku.

Sudahlah, masalah klasik. Ini semua karena kesulitanku untuk bersosialisasi.

Yang ada biarlah berjalan dan aku punya mainan baru. Semoga sesuai dengan harapan :)


Aku Tak Mau Tahu

Tak tahu lagi bagaimana harus membuangnya. Karena sudah lelah melihatnya menumpuk. Tak tega tapi memang harus dibuang. Dan sampah itu bernama kenangan. Ada kalanya kita harus melihat ke belakang tapi bukankah kenangan tidak selalu menyenangkan dan tidak selalu harus diingat? Bila mengenangnya akan menjadikanmu tak bisa tidur, lebih baik dibuang saja bukan?

Terlalu banyak alasan yang tak perlu untuk diketahui. Biarlah waktu yang akan menjawab. Meski aku tahu pasti waktu tak pernah punya mulut seperti yang Tuhan berikan kepadaku, manusia. Waktu pun bukan hewan. Aku kira waktu adalah sebuah jam. Yang berputar, berbunyi, berdetak, menganggu tidurku. Tapi ternyata bukan, itu hanya yang menunjukkan ke-existensi-annya. Sesungguhnya dia bisa menikam siapa saja yang tergiur oleh indahnya dunia.

Minggu, 12 Februari 2012

Musim Bis Nyungsep

Tadi malam samar2 saya dengar sopir bis bilang kalo bis Mira jurusan Surabaya kecelakaan. Tapi karena nguping nya disambi tidur, jadilah saya tidak terlalu menggubris. Pagi2 Mamet sms,"Mau bengi ora numpak Mira to?"
"Ora, njungkel yo?", jawabku.
"Iyo, mati 4".
Allah masih sayang saya. Malam itu sebenarnya ingin naik bis Mira. Tapi mengingat pagi ini kuliah jadi saya memutuskan naik bis Cepat Eka. Padahal uang pas2an dan entah mengapa saya tetap ingin naik Eka. Bis Mira yang kecelakaan sepertinya tidak jauh jaraknya dengan bis yang saya tumpangi. Kecelakaan di Ngawi pukul 02.00 wib dan saya bersama bis berada di Ngawi pukul 01.00. Eh jarak e adoh deng. Masi aku gawe bis Mira yo uduk bis ku sing kecelakaan. Hehe.

Saya tetap ndak takut naik bis. Karena menurut saya yang menyebabkan kematian itu bukan bis, tapi Tuhan lah yang menakdirkan. Orang di dalam rumah pun bisa tertabrak (tanpa dia mengendarai) jika Tuhan mengizinkan. :))

Kamis, 09 Februari 2012

Aku Mulai Berpikir,"Bagaimana nasib cucuku besok?"

Tadi pagi aku beserta 4 temanku mengurus proposal kerja praktek. Setelah menunggu kurang lebih 45 menit, dosen yang kami tunggu pun tiba jua.

"Bentar mas mbak, saya mau ambil hp, hp saya ketinggalan di mobil, ni kamu buka dulu internetnya", kata Pak Dosen dengan tergesa-gesa.
"Buka apa, Pak?", tanyaku polos.
"Kita bukan mau frs an Pak, mau ngurus proposal KP", sambung temanku.
"Oalah, sini sini"

Belum semenit kita duduk tiba-tiba hp Pak Dosen berbunyi. Asumsi ku, beliau punya 2 handphone.
"Bajingan", Pak Dosen misuh. Kami sontak kaget."Ini lho saya jual ruko, banyak pembohong yang suka sms, ini contonya'Saya ibu Farida, kemarin saya lewat depan ruko,....(lali sambungane)", beliau membacakan isi sms tersebut kepada kami.
"Kalian mau KP kemana?"
"Ke pertamina Cepu, Pak"
"Emang disana ada apa? Kecil lho Pertamina Cepu itu, kenapa gak di Petro Cina aja?"
"Petro Cina anakannya Pertamina ya Pak?", tanyaku sok tahu. Setelah berkata demikian aku begitu menyesal karena jelas2 tidak ada sangkut pautnya antara petro cina dengan pertamina. Yang kutahu mereka sama2 menggunakan awalan P.
"Bukan mbak, itu tu ....(lali maneh)"

Sambil membuka2 proposal sang Dosen berkata,"Indonesia itu ironis sekali, kamu tahu, konsumsi bbm di Indonesia itu ...barel per hari, sedang kita hanya memproduksi ... barel per hari, kalian tahu sisanya dari mana?kita impor", (untuk titik2 cari di google sendiri ya, aku juga lupa)
Pak Dosen melanjutkan,"Sekarang di Surabaya sudah ada Shell, kalian tahu dimana kilang minyak Shell? Mereka gak punya kilang minyak di Indonesia? Mereka impor mbak mas. Kemarin di koran Pertamina bilang untung miliaran. Kenapa mereka gak buat kilang saja. Karena kita penghasil crude oil, kita expor crude oil dan kita impor bbm", si Bapak terlihat emosional.
"Kenapa bapak gak mengusulkan membuat kilang minyak saja?", tanya salah seorang teman.
"Kapasitas saya sebagai siapa. Saya cuma dosen d3 yang gak punya jabatan apa-apa", Pak Dosen merendah. Tapi memang benar ya, orang kecil jarang didengarkan. Tenang Pak Dosen, aku menghormatimu.

"Batu bara di Indonesia itu cuma 2% dari keseluruhan di dunia, dan kamu tahu, kita expor batu bara besar2an. Bajingan semua pemimpin kita itu. Mereka gak pernah mikir anak cucu", Si Bapak lanjut dengan emosinya. Kami berempat hanya cengar-cengir.

"Siapa yang asli Pasuruan? Saya setiap Minggu ke Malang"
"Saya Pak, ada apa ke Malang Pak?", jawab teman.
"Saya kerja di Malang"
"Wirausaha ya, Pak?", tanyaku
"Iya, Mbak. Saya pedagang. Kalo jadi dosen tok, mau makan apa saya"
"Pedagang bidang apa, Pak?", tanya teman
"Ya tentang keteknikkimiaan. Hampir pabrik Jawa Tengah Jawa Timur menggunakan jasa saya. Bali, Madura, Sumatra. Apalagi pabrik gula. Kalo kalian ke pabrik gula Jawa Tengah atau Jawa Timur lalu tanya kenal gak sama Pak *sensor*-Ketel, mereka pasti kenal"

Sebenarnya mau bilang,"Ajari kami, Pakkk jadi seperti Anda", tapi sayang tidak semua pikiran dapat terungkapkan. Ya, bapak ini selalu menginspirasi saya untuk jadi pedagang. Semoga. Aamiin

*Pelajaran yang dapat diambil dari posting ini adalah kalau ada orang bicara dengarkan jelas apalagi angka2 yang mereka sebutkan.

Pertemuan di tutup dengan ucapan terima kasih. Kami berempat meninggalkan ruangan. Tidak lama Si Bapak Dosen juga meninggalkan ruangan,"Kalo jalan yang cepet mas. Laki2 kok jalannya lambat".

Selasa, 07 Februari 2012

Gelas Kosong Yang Tak Istimewa

Sebenarnya, apakah itu perasaan? keinginan? Rasa memiliki?
Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian?
Bukankah dengan berlalunya waktu semua seperti gelas kosong yang berdebu. begitu-begitu saja, tidak istimewa.

Tulisan di atas adalah deskripsi dari buku Tere-Liye yang baru berjudul Sunset Bersama Rosie. Aku gak akan bahas buku tersebut karena faktanya aku sendiri belum baca. Hanya menyukai kalimat di atas saja kemudian aku tulis.

Setuju dengan kalimat di atas bahwa perasaan, keinginan, rasa memiliki, rasa sakit dll akan seperti gelas kosong seiring dengan berlalunya waktu. Tak istimewa. Keistimewaan yang hanya sekejap dan akan hilang seiring dengan berlalunya waktu. Tapi ada orang yang mengatakan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan perasaan akan sangat membekas di hati. Akan terngiang2 selamanya. 

Seperti yang di sinetron2 itu,"Lihat saja, aku pasti akan mengenang kejadian bagaimana dia mempermalukan aku, dan dengan segera aku akan membalas dendam kepadanya...hahahaha"

Sebenarnya menghapus perasaan itu gampang menurutku. Anggap saja perasaan itu sebagai sampah yang harus dibuang dari pikiranmu. Lalu apabila dia, (perasaan) datang menghampirimu dengan kenangan yang indah atau pahit sampai kau terus mengenangnya, kau akan merasa jijik memikirkannya. Karena dalam mindsetmu adalah ingin membuang jauh-jauh sampah2 kotor dari pikiran dan badanmu. 

Hidup adalah pilihan. Dan kau harus memilih antara terpenjara dengan perasaanmu atau membuang jauh2 perasaan itu atau kau akan memilih memelihara perasaan itu. Pilihan ada padamu, Kawan!

Aku Pernah Jadi Mata-Mata

Dulu, waktu belum musim pacaran, mbakku sudah pacaran, tepatnya kelas 2 SMP. Terlalu dini memang. Ehm orang menyebutnya sebagai masa puber. Definisi masa puber silakan cari di google.

Setiap pulang sekolah, setelah makan, mau tidur selalu bercerita tentang pacarnya, pacarnya dan pacarnya. Sampai2 ditulis di diary. Nah, karena rasa penasaranku yang teramat dalam terhadap buku yang bernama seperti penyakit tersebut, diam2 aku mengambil buku diary milik mbakku dan membacanya. Dan aku sangat terkejut dengan tulisan di dalam buku tersebut. Kau tahu, hampir semua isi diary sudah pernah diceritakan oleh mbakku. Rasanya seperti mau muntah bacanya. Sambil membolak-balik buku diary,"Lha sing iki wes tau dicritake, iki yo uwis, iki malah ping akeh". Mbakku sangatlah kreatif.

"Hayo gek ngopo?", Mbak Rani mengagetkanku sambil merebut buku diary nya. 
"Halah, sing di tulis wes tau dicritakke kabeh", dengan nada kesal aku menyahut.
"Salah e pengen ngerti urusan e wong liyo", akhirnya aku mengalah dengan pergi meninggalkan mbak Rani. Dalam hati,"Tiwas wes deg2an wedi ketahuan trus diseneni ee malah isine wes tau dicritakke kabeh"

Di keluarga besar kami, bapakku lah orang yang paling disegani. Dulu jaman sepupuku masih muda dan pacaran, bapakku orang yang marah2 dulu sebelum orangtuanya. Kata bapak,"Meh sekolah opo meh pacaran". Eee lha kok malah anake dewe sing pacaran. Mbakku bilang dia BACKSTREET sama pacarnya.  Back itu belakang street itu celana. Jadi backstreet itu celana bagian belakang. 

Mas Tomi, pacar pertama mbakku. Dia tak pernah memanjangkan rambutnya. Mungkin alasan utama rambutnya selalu hampir botak adalah dia takut ketahuan kalo dia sebenarnya adalah Tini. Bapak menyebutnya ndas bulus. Nama kerennya turtle head. Suatu hari pas nonton sinetron Kisah Sedih di Hari Minggu,"Mbak-mbak, mirip pacarmu". Agak mirip si, selebihnya biar mbakku senang saja.

Puncaknya, Mas Tomi dan Mbak Rani yang mengaku celana bagian belakang backstreet, dengan nekatnya ingin bermain bersama ke Bruno ke rumah Mbak Ingga. Bapak tidak percaya kalo mereka berdua teman biasa. Bapak menyuruhku mengawasi kegiatan mereka berdua. Walah, aku yang saat itu masih kelas 4 SD tak tahu apa2 mengiyakan saja. Dengan celana gombrang, rambut merah kriwil mirip anak kereta, badan kurus kerempeng, aku dipercaya bapak sebagai MATA-MATA. 

Ternyata Bruno jauh bray. Kami berempat naik angkot yang dipenuhi oleh orang pasar. Berangkat dengan selamat. Di sana foto2 di pinggir jalan. Entah kamera milik siapa yang jelas aku tak suka dengan foto2 itu. Raiku gak onok sing ayu pek. Sebenarnya kami ingin main di air terjun, tapi kata mbak Ingga ada babi hutannya di sana. Akhirnya kami bermain di sungai kecil. Sedang senang2nya bermain tiba2 ada eek lewat.  Dan sang pemilik eek sedang bersembunyi di balik batu besar.

Hari semakin petang. Cuaca tak bersahabat. Kami memutuskan pulang. Sayang angkot penuh sesak. Dengan sangat terpaksa dan entah mengapa aku dipangku Mas Tomi bukan Mbak Rani.
"Ran, bokong e adek mu lancip"

Senin, 06 Februari 2012

Tiba-tiba kangen berangkat dan pulang bareng temen-temen dari Purworejo. Yah meski segelintir. Awal-awal masuk ITS, ke Surabaya bareng Arip, Wahyu dan Cahyo. Lama-lama cuma sama Arip dan Wahyu. Dan lama-lama lagi cuma sama Wahyu. Dan lama lama kelamaan SENDIRIAN.

Pertama kali ke Surabaya, dari Kutoarjo sampai Surabaya mata melek. Sekarang, baru nyampe Besole sudah tidur. Tadi malem malah nyender ke bapak2 eee si bapak2 dengan muka sinis badannya maju2 biar saya gak bisa nyender. Pernah nyender ke ibu2 dan si ibu marah ke saya, katanya"badan kamu berat, bikin badan saya pegel2". Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur, bisanya cuma nyengir deh saya.

Kalo diinget yang dulu2 suka ketawa sendiri dan berpikir,"Kok iso yo?".
Pernah suatu kali naik kereta ekonomi ke Surabaya. Kebetulan cuma sama si Wahyu dan kebetulan lagi ada kereta anjlok di Kroya yang mengakibatkan kereta terlambat. Jadwal berangkat pukul 20.10, biasanya kereta ekonomi memang suka terlambat dan pada waktu itu keterlaluan sekali terlambatnya. Kereta datang kurang lebih pukul 23.00 atau 23.30, agak lupa. Sudah seperti gelandangan kami berdua. Awalnya duduk di tepi rel kereta. Masih banyak penumpang lalu lalang. Lama kelamaan sepi, angin berhembus agak kencang. Klesotan di pelataran ruang tunggu. Kebetulan lagi tidak ada tempat duduk di ruang tunggu dikarenakan pada waktu itu sedang ramai. Kurang tahu maksud dari stasiun Kutoarjo tidak memberi tempat duduk.

Ada anak STIS, aku tahu karena ada salah seorang temanku di situ. Aku dan Wahyu agak sedikit bergabung dengan mereka tapi gak direken. Haha. Wahyu melihat temannya yang di STIS sekarang jadi pinter dandan bilang,"Ncen nek cah ITS ra iso dandan".

Iseng, si Wahyu punya ide untuk duduk di ruang tunggu eksekutif. Ada bapak2 berpakaian hansip kalo gak salah, dia sedang berbicara serius dengan bapak2 yg lain di ruang tunggu tsb. Yang jelas bapak2 tsb bukan lah penumpang. Wahyu yang katanya laki2, memberanikan diri untuk meminta izin duduk di ruang tunggu eksekutif. Dan ditolak mentah2.
Nanti deh tak ceritain tentang adek Dodo yang polos. Dia maba ITS, anak sma1 pwr juga.