Ini tulisan gak penting
Dari orang gak penting
Yang sukanya melakukan hal yang gak penting
Yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang gak penting
Yang selalu mengutamakan hal yang gak penting
tapi tetap tidak akan menyerah dengan ketidak-pentingannya
Penting atau tidaknya sesuatu itu relatif. Seperti halnya ketampanan atau kecantikan. Semuanya relatif. Mohon untuk tidak disamaratakan sesuatu yang penting menurutmu dengan penting menurutku. Mungkin aku dan kamu adalah dua atau tiga bahkan empat orang yang berbeda. Tapi tak semua sepertimu. Tak semua orang harus melakukan hal yang penting menurutmu.
Menurutmu menjadi badut itu penting? Mungkin kau anggap tidak, tapi bagi seseorang yang menjadi badut, itulah pekerjaannya, itulah yang membuat kepentingan untuk mengisi perutnya. Mungkin Tuhan belum membukakan matamu. Tidak sedikit kaum minoritas (dibaca:gak penting) yang sukses dengan ketidak-pentingannya. Contoh : Raditya Dika. Dia mengisi blognya dengan tulisan gak penting gak penting. Dan dia kini menjadi penulis ternama. Melawak itu juga gak penting bukan? Hanya sekedar memuaskan orang yang menonton. Tapi karena ketidakpentingannya lah mereka dapat menghibur kita, dapat mengepulkan dapur mereka, dapat mengisi perut-perut kosong mereka bahkan mereka dapat membangun istana karena upah dari ketidakpentingannya.
Untuk orang yang (merasa) penting, membatasi ketidakpentingan itu tidak baik. Bisa jadi kau yang penting terkalahkan oleh ketidakpentingan seseorang. Karena hidup itu berputar. Kau tidak selalu diatas teman, kau tidak selalu penting, jadi hargailah mereka yang tidak penting.
Bila kau tidak dapat menjadi orang penting, jadilah orang yang tidak penting atau lakukanlah hal yang tidak penting sekiranya itu dapat menemukan jati dirimu. Jangan sampai otakmu terkotak-kotakkan oleh anggapan orang lain tentang yang mana yang penting yang mana tidak.
Tapi dalam hadis disebutkan, yang intinya, orang yang beriman adalah orang yang meninggalkan yang tidak bermanfaat bagi dirinya. Berarti buka tidak penting, tapi tidak bermanfaat.
Kemudian aku berfikir, menjadi pelawak itu bermanfaat atau tidak ya? Hufttt,,,gak tau wes, aku tanya guru ngajiku dulu besok. Karena tulisan ini sebenarnya hanya pembelaan dariku yang dianggap tidak penting. Hehe. Jadi tidak sesuai syariat. Wes wes lak malah pertentangan hati. Sekian
Dari orang gak penting
Yang sukanya melakukan hal yang gak penting
Yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang gak penting
Yang selalu mengutamakan hal yang gak penting
tapi tetap tidak akan menyerah dengan ketidak-pentingannya
Penting atau tidaknya sesuatu itu relatif. Seperti halnya ketampanan atau kecantikan. Semuanya relatif. Mohon untuk tidak disamaratakan sesuatu yang penting menurutmu dengan penting menurutku. Mungkin aku dan kamu adalah dua atau tiga bahkan empat orang yang berbeda. Tapi tak semua sepertimu. Tak semua orang harus melakukan hal yang penting menurutmu.
Menurutmu menjadi badut itu penting? Mungkin kau anggap tidak, tapi bagi seseorang yang menjadi badut, itulah pekerjaannya, itulah yang membuat kepentingan untuk mengisi perutnya. Mungkin Tuhan belum membukakan matamu. Tidak sedikit kaum minoritas (dibaca:gak penting) yang sukses dengan ketidak-pentingannya. Contoh : Raditya Dika. Dia mengisi blognya dengan tulisan gak penting gak penting. Dan dia kini menjadi penulis ternama. Melawak itu juga gak penting bukan? Hanya sekedar memuaskan orang yang menonton. Tapi karena ketidakpentingannya lah mereka dapat menghibur kita, dapat mengepulkan dapur mereka, dapat mengisi perut-perut kosong mereka bahkan mereka dapat membangun istana karena upah dari ketidakpentingannya.
Untuk orang yang (merasa) penting, membatasi ketidakpentingan itu tidak baik. Bisa jadi kau yang penting terkalahkan oleh ketidakpentingan seseorang. Karena hidup itu berputar. Kau tidak selalu diatas teman, kau tidak selalu penting, jadi hargailah mereka yang tidak penting.
Bila kau tidak dapat menjadi orang penting, jadilah orang yang tidak penting atau lakukanlah hal yang tidak penting sekiranya itu dapat menemukan jati dirimu. Jangan sampai otakmu terkotak-kotakkan oleh anggapan orang lain tentang yang mana yang penting yang mana tidak.
Tapi dalam hadis disebutkan, yang intinya, orang yang beriman adalah orang yang meninggalkan yang tidak bermanfaat bagi dirinya. Berarti buka tidak penting, tapi tidak bermanfaat.
Kemudian aku berfikir, menjadi pelawak itu bermanfaat atau tidak ya? Hufttt,,,gak tau wes, aku tanya guru ngajiku dulu besok. Karena tulisan ini sebenarnya hanya pembelaan dariku yang dianggap tidak penting. Hehe. Jadi tidak sesuai syariat. Wes wes lak malah pertentangan hati. Sekian
1 komentar:
Ketidakpentingan kadang jadi mengasyikkan karena jarang kita lakukan.....
Posting Komentar