Senin, 15 April 2013

Bukan tidak optimis, tapi harus siap gagal

Ada orang yang tidak percaya bahwa usaha yang sudah dikerjakan payah-payah belum tentu berhasil. Dia berfikir, semua usaha itu pasti berhasil,"Mosok iyo si Tir, sing dewe wes usaha kesel2 bakal sia-sia?"
Karena sebelum aku akan memulai bicaraku dia sudah memilih meninggalkanku, jadi kuputuskan untuk menuliskannya saja, entah temanku tersebut membacanya atau tidak, tapi setidaknya kita dapat belajar dari ini.

Ya, aku memang tak lebih pintar daripada siapapun untuk berbicara dan memotivasi orang lain. Aku selalu bilang,"Kita harus siap gagal", dan temanku tersebut tidak pernah bisa menerima bahwa usahanya akan gagal. Padahal berusaha itu hasilnya adalah suatu kemungkinan, ya atau tidak, diijabahi Tuhan atau Tuhan mengizinkan yang lain yang lebih indah. Usaha boleh, hasilnya serahkan pada Tuhan.

"Kuli nang pasar, de'e kerja berat, hei", kataku padanya sebelum dia meninggalkanku.
Jawabannya persis temanku yang dahulu,"Soale de'e ora gelem maju"

Apakah jadinya jika semua orang maju? Sukses? Berhasil tanpa jatuh bangun? Ya, dunia selesai. Saat semua orang mempunyai harta benda melimpah, dunia akan selesai, menurutku. Bagaimana tidak, jika semua orang tidak membutuhkan uang, misalnya saat seseorang akan membangun sebuah gedung, kalo semua orang punya uang, siapa yang mau jadi kulinya?

Kemudian muncul pertanyaan, apakah arti berhasil yang sesungguhnya?

Ah, hidup itu misteri, banyak kejutan-kejutan yang Tuhan persiapkan, dengan segenap usaha pun harus tetap menyiapkan mental untuk sebuah kemungkinan gagal. Bukan tidak optimis, tapi harus siap gagal. Hanya itu. Aku menulis seperti ini karena aku sudah sering gagal, kawan! Dan aku sangat tahu bagaimana rasanya terjatuh sejatuh-jatuhnya dimana mimpi dan kenyataan memang tak selalu sejalan. Tuhan bukannya suka kita gagal, tapi Tuhan tahu yang lebih baik untuk kita.

Tidak ada komentar: