Ini sepenggal kisah di pagi hari. Saat semua sibuk untuk memulai rutinitasnya. Saat aku dengan riangnya menyambut teman (dibaca: bayar utang), tiba-tiba tawaku terhenti oleh tangisan teman. Lamat-lamat kudengarkan. Dia bercerita sesak, cemburu pada seseorang yang lain, teman kami. Aku ingin terbahak melihatnya menangis. Maaf. Mungkin masalah ini begitu menggelikan bagiku yang tak pernah menaruh hati begitu dalam pada seseorang.
"Aku ngerti saiki aku uduk sopo-sopone. Tapi kok kebacut ambek konco dewe", tangisnya belum berhenti juga. Padahal sang mantan sudah memberikan penjelasan.
"Teman, cinta sejati itu melepaskan...."
"Taek!", dia memotong bicaraku.
Haha. Mengapa urusan hati selalu begitu rumit. Dirumitkan atau memang benar rumit? Entahlah
"Aku ngerti saiki aku uduk sopo-sopone. Tapi kok kebacut ambek konco dewe", tangisnya belum berhenti juga. Padahal sang mantan sudah memberikan penjelasan.
"Teman, cinta sejati itu melepaskan...."
"Taek!", dia memotong bicaraku.
Haha. Mengapa urusan hati selalu begitu rumit. Dirumitkan atau memang benar rumit? Entahlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar