Karena terlalu banyak tugas jadi saya putuskan untuk posting.
Sudah pagi saja. Rasanya seperti sejam yang lalu matahari menampakkan kehangatannya. Yah, waktu berputar begitu cepat. Tak terasa aku memasuki tahun ke-19. Hidupku seperti memasang potongan puzzle. Satu persatu aku tata sedemikian rupa supaya membentuk sebuah cerita. Tapi kini, cerita itu masih menggantung, tak lengkap, dan aku menunggu seseorang melengkapinya dengan sempurna. Seseorang yang Tuhan kirimkan untukku. Seseorang yang dengan berada di dekatnya aku merasa nyaman. Seseorang yang kelak akan mengimamiku beserta anak-anakku. Aku tak ingin menduga ataupun mengira-ira siapa seseorang itu. Aku ingin semuanya seperti sebuah kejutan yang mendadak hadir, membuat jantungku lebih cepat berdegup, membuat nafasku tersengal atau membuatku merasakan bahwa aku adalah milik Allah, Tuhanku, seutuhnya. Semua orang pasti menginginkan yang terbaik, begitu juga dengan aku. Tapi untuk mendapatkan yang terbaik kita juga harus menjadi orang baik.
Awalnya minder juga, sudah berumur tapi belum juga punya pacar. Dan ada satu yang meyakinkanku bahwa Tuhan sayang padaku. Tuhan tak ingin aku menangis seperti kawan-kawanku yang ditinggal pacarnya. Tuhan tak ingin aku bergandengan tangan dengan seseorang yang tidak halal bagiku, dan masih banyak lagi. Terlalu banyak hal yang membuatku merasakan bahwa Tuhan menyayangiku. Meski kadang impianku tak pernah Tuhan penuhi, tapi banyak sekali yang Tuhan beri padaku. Terlalu bodoh untuk mendustakan nikmat-nikmat itu. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?
Minggu, 30 Oktober 2011
amburadul
Sepertinya aku belum siap berbagi. Belum siap untuk menjadi orang sabar. Belum siap untuk sekadar mengerti apa yang orang lain inginkan. Karena aku hanya bisa memahami aku sendiri, hanya bisa mengerti diri sendiri. Selfish atau catfish terserah lah yang penting aku menginginkan diriku sendiri. Aku telah mencapai puncak di mana aku lelah untuk berpura-pura. Aku rindu tertawa lepas karena aku sudah lelah ditertawakan. Yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah bisa menertawakan keadaan. Keadaan yang seolah menghimpit yang mengharuskan aku menyembunyikan air mata. Ini bukan paksaan tapi ini keharusan.
Mood menulisku tiba-tiba hilang. Mood belajarku juga hilang. Hanya satu yang tak pernah hilang, tidur. Jika banyak orang yang mencintai pacarnya, aku adalah orang yang mencintai tidurku. Meski kadang mimpi membuatku tak menyukai tidur, perlahan tapi pasti mimpi itu hilang satu persatu dari ingatanku. Dan rasanya, aku ingin menjadikan semua masalahku sebagi mimpi yang bisa aku bawa tidur sehingga dengan mudah aku melupakannya.
Cukup, jangan biarkan orang lain mengetahui rahasia ini. Rahasia yang sudah terlalu lama tersimpan rapi. Biar hanya aku yang gila dengan rahasia ini. Dan sayangnya, aku tak pernah tahu apa rahasia ini.
Maaf, tulisanku selalu begini, tak beraturan karena yang aku tahu menulis adalah mengungkapkan emosi, bukan untuk mengeja emosi.
Mood menulisku tiba-tiba hilang. Mood belajarku juga hilang. Hanya satu yang tak pernah hilang, tidur. Jika banyak orang yang mencintai pacarnya, aku adalah orang yang mencintai tidurku. Meski kadang mimpi membuatku tak menyukai tidur, perlahan tapi pasti mimpi itu hilang satu persatu dari ingatanku. Dan rasanya, aku ingin menjadikan semua masalahku sebagi mimpi yang bisa aku bawa tidur sehingga dengan mudah aku melupakannya.
Cukup, jangan biarkan orang lain mengetahui rahasia ini. Rahasia yang sudah terlalu lama tersimpan rapi. Biar hanya aku yang gila dengan rahasia ini. Dan sayangnya, aku tak pernah tahu apa rahasia ini.
Maaf, tulisanku selalu begini, tak beraturan karena yang aku tahu menulis adalah mengungkapkan emosi, bukan untuk mengeja emosi.
Kamis, 27 Oktober 2011
Tak bisa berekspresi
Jenuh
Kosong
Hampa
Aku butuh cahaya
Padahal matahari selalu ada setiap siang tiba
Bahkan terik
Bahkan membakar
Ah
Aku tak boleh menyerah pada keadaan busuk ini
Ya, aku harus berpura-pura kuat
Karena aku pandai
Karena kau tak tahu
Karena mereka tak acuh
Karena semuanya mengharuskan
waktu, keadaan, situasi yang membuatku begini
Kosong
Hampa
Aku butuh cahaya
Padahal matahari selalu ada setiap siang tiba
Bahkan terik
Bahkan membakar
Ah
Aku tak boleh menyerah pada keadaan busuk ini
Ya, aku harus berpura-pura kuat
Karena aku pandai
Karena kau tak tahu
Karena mereka tak acuh
Karena semuanya mengharuskan
waktu, keadaan, situasi yang membuatku begini
Rabu, 26 Oktober 2011
Belajar Mencintai Hidup
Hidup. Perlukah untuk dicintai? Hidup kan cuma sebentar, untuk apa dicintai? Tapi kini aku sedang hidup. Sedang menjalani serangkaian apa-apa yang ditakdirkan oleh Tuhan. Tersenyum, tertawa, menangis, semua pernah aku lalui. Dan ini hidupku. Saat mereka semua tertawa, aku terdiam. Saat mereka menangis, aku pun terdiam. Yang aku sukai adalah saat mereka tersenyum. Entah, ketika melihat seseorang tersenyum membuat hatiku merasa lega. Senyum siapapun dari mulut siapapun. Dan tiba-tiba aku merindukan senyum lelaki kecil itu. Namanya Rizal kalo gak salah. Sepenglihatanku, dia sangat mencintai hidupnya. Meski dia tak memakai baju dari etalase-etalase. Meski alas kakinya hanya terjepit diantara celah-celah kakinya. Meski dia hanya menemukan mainan dari tong-tong sampah perumahan. Dia tetap tersenyum. Tulus. Itu yang aku sukai. Saat aku mendekat, dengan malu-malu ia berangsur mendekat kepada ibunya. Hah. tiba-tiba rindu kehangatan rumah.
Senin, 24 Oktober 2011
bulan merindukan punguk
Ini seperti harapanku. Gagal. Ya, aku menginginkan gagal menjadi salah satu pegawai ITS Online. Gagal menjadi jurnalis. Tapi mengapa semua terasa menyesakkan di dada. Dan pertanyaan yang muncul adalah, mengapa aku harus kecewa sedang akulah yang menginginkan untuk gagal. Entahlah. Motivasiku untuk tetap bertahan di ITS seperti berguguran satu per satu. Aku mudah sekali bersemangat tapi aku juga mudah jatuh. Inilah sebab aku tak mau bercita-cita terlalu tinggi.
Rasanya persis seperti aku gagal masuk UI. Seolah waktu memberikan pengharapannya untukku. Mungkin aku tak akan sekecewa ini seandainya aku tak lolos dari awal. UI memberikan harapan semu untukku, begitu juga ITS Online. Semua sama, sama-sama keluar dari lingkaran hidupku.
Aku tahu itu bukan akhir dari segalanya, aku juga tidak akan mati dengan tidak lolos tes wawancara itu. Tapi mengapa saat semua orang disekitarku di beri ujian dengan diberikan apa yang dia inginkan oleh Tuhan, sedang aku tidak. Pemikiran seperti ini memang tidak membuat aku bersyukur, tapi sungguh bukan itu maksudku. Aku juga tidak tahu maksudku apa.
Ternyata rangking 14 bisa turun drastis karena interview ku kurang bagus. Yang lolos untuk magang adalah 17 orang. Lemah. Aku memang lemah berbicara. mengapa banyak orang tak menghargai pendiam, tak menghargai orang yang tak pandai berbicara. mungkin aku tidak ditakdirkan sebagai seorang jurnalis. Setidaknya aku masih bisa menulis di blog. Setidaknya aku masih bisa menyalurkan hobiku menulis. Meski bukan menjadi seorang jurnalis. Target terdekatku saat ini adalah cerpen atau opiniku di muat di majalah. Karena aku pikir, jurnalis harus sistematis dan aku tidak sama sekali. Aku suka menulis apa yang ada dipikiranku. Sedang jurnalis harus menulis menggunakan EYD.
Aku tahu sesuatu dari kegagalku ini, bahwa saat tes wawancara kita harus belajar berbohong. Menjawab pertanyaan seolah-oleh kita adalah seseorang yang idealis, menyenangkan, dan mampu bekerja dengan tim. Dan aku tak punya semua itu.
Jumat, 21 Oktober 2011
Bantuin Iin ngerjain Mading
Sudah lama tidak posting. Pengennya sih setiap hari posting tapi karena eh karena beli pulsa buat modemnya patungan, jadilah tidak bisa setiap hari menjenguk diary elektrik yang suram ini. Hehe.
Cemans-cemans, akhir-akhir ini males maem nih. Badan pegel-pegel, kalo udah capek pengennya minum yang seger-seger, bukan yang rasa-rasa lho ya. Serasa setiap hari berlari. Praktikum 3 hari itu melelahkan sekali. Ditambah praktikum Mikrobiologi yang harus pengamatan setiap hari selama tiga hari.
Oh iya, aku belum nge-delete mata kuliah yang akunya gak pernah masuk. Dapat diperkiraakan IPK merosot tajam. Hmm. Sebenernya pengen masuk sih, tapi jadwalnya bentrok cui. Gapapa deh. Pusing aku mikiri FRS an. Ganti topik sajo.
Kemarin Iin minta aku buat bantuin dia bikin mading, gak tau ya, meski hal sepele banget tapi aku ngrasa seneng. Kayak ada semacam hiburan gitu setelah capek kuliah. Dan kabar buruknya adalah besok Senen ada evaluasi Pengantar Industri Kimia. Gak mudeng banget sama ni mata kuliah. Secara dosennya suka cerita nglantur kemana-mana. Tapi beneran deh, aku lebih suka dosen itu ndongeng tentang Mbak Ratri lah, tentang cucu atau anaknya ketimbang njelasin kuliah.
Hey, hari Senin pengumuman magangku ketrima atau nggak. Berdoanya sih ketrima tapi cuma bisa menyerahkan hasilnya sama Allah.
Udahan ah, mau ngerjain artikel buat si Iin lagi. Dadaaaa...Muachhh
Sabtu, 15 Oktober 2011
Wawancara Kemarin
Kemarin sehabis wawancara sebenernya pengen cerita banyak di sini, berhubung mata udah sepet akhirnya tertidurlah aku sampe pagi. Tapi terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali :D
Sodara-sodara, kemarin aku wawancara ITS Online. You know, sampe sana mbak dan masnya pake bahasa Inggris langsung deh yang namanya Tiara nge drop se drop dropnya. Setelah membuka dengan salam, mbaknya yang bernama mbak Eka langsung bilang,"Let's introduce yourself". Mati aku. Udah lupa cara memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Terakhir kali memperkenalkan diri dengan B.Inggris kayaknya waktu SMA apa SMP ya? Lupa. Kembali ke topik. Setelah diam beberapa saat, speechless, kehabisan kosakata Bahasa Inggris untungnya mbaknya tanya-tanya jadi lumayan ada topik lah. Dan yang paling aku suka dari perkataan masnya adalah,"Sudah, saya rasa ngomong bahasa Inggrisnya cukup", *bernafas lega*
Mereka bertanya seputar jurnalistik, kegiatanku, segala macem lah dan kamu tahu ketika wajahku serius sambil mringis-mringis gak jelas karena jawabanku gak jelas pula, saat itulah mereka tertawa. Dalam hati, Ya Allah, saya kan gak nglawak ya.
Optimis ketrima, Tir? Gak wes, gagap bahasa Inggris gitu dan juga aku jawabnya pake senyum-senyum bodoh, seakan gak mantep sama yang aku jawab.
Pesan : Sebaiknya belajarlah ngelawak saat akan wawancara, meski tidak diterima, setidaknya kamu bisa membuat orang lain tertawa. Lumayan nambah pahala.
Sodara-sodara, kemarin aku wawancara ITS Online. You know, sampe sana mbak dan masnya pake bahasa Inggris langsung deh yang namanya Tiara nge drop se drop dropnya. Setelah membuka dengan salam, mbaknya yang bernama mbak Eka langsung bilang,"Let's introduce yourself". Mati aku. Udah lupa cara memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Terakhir kali memperkenalkan diri dengan B.Inggris kayaknya waktu SMA apa SMP ya? Lupa. Kembali ke topik. Setelah diam beberapa saat, speechless, kehabisan kosakata Bahasa Inggris untungnya mbaknya tanya-tanya jadi lumayan ada topik lah. Dan yang paling aku suka dari perkataan masnya adalah,"Sudah, saya rasa ngomong bahasa Inggrisnya cukup", *bernafas lega*
Mereka bertanya seputar jurnalistik, kegiatanku, segala macem lah dan kamu tahu ketika wajahku serius sambil mringis-mringis gak jelas karena jawabanku gak jelas pula, saat itulah mereka tertawa. Dalam hati, Ya Allah, saya kan gak nglawak ya.
Optimis ketrima, Tir? Gak wes, gagap bahasa Inggris gitu dan juga aku jawabnya pake senyum-senyum bodoh, seakan gak mantep sama yang aku jawab.
Pesan : Sebaiknya belajarlah ngelawak saat akan wawancara, meski tidak diterima, setidaknya kamu bisa membuat orang lain tertawa. Lumayan nambah pahala.
Jumat, 14 Oktober 2011
Hear me now!
Pernah merasa semua ucapanmu tak didengar? Saya sering. Awalnya malu, benci, merasa hina, nista, najis (yang ini lebay). Semua orang pada dasarnya akan mendengarkan apa yang ia butuhkan. Bisa jadi kamu bukan seseorang yang dibutuhkan. Jadi mungkin diam lebih baik. Diam dan tersenyum. Hanya itu yang saya lakukan saat mereka tak mau lagi mendengar kata-kata yang kadang saya rangkai menjadi kalimat dan kadang-kadang pula dari kalimat tersebut saya rangkai menjadi paragraph yang membentuk beberepa alinea. Ini mau ngomong ato bikin cerpen sih.
Well, manusia diciptakan dengan banyak kelebihan dan kekurangan. Saya sendiri masih belum juga tau apa kelebihan saya. Kalo kekurangan sih banyak. Pengen deh rasanya mengubah kekurangan-kekurangan itu menjadi sebuah senjata supaya menjadi lebih. Lebih baik, bukan lebih kurang ya.
Karena seringnya perkataan saya jarang di dengar, ini nih tips supaya kamu gak malu-malu amat saat merasa dikacangin
- Tersenyumlah. Kalo saya sendiri sih bukan tersenyum, tapi lebih ke nyengir. Hehe
- Berpikiran positif. Hal kedua yang saya lakukan setelah nyengir adalah berpikiran positif,”O, mungkin dia lagi sibuk jadi suara saya gak kedengeran”
- Ambil hikmah. Silent is gold. Meski banyak orang berpendapat bahwa orang yang jarang ngomong itu kelihatan bodoh. Tapi sepertinya bicara yang berkualitas lebih menjamin daripada ngomong gak jelas juntrungannya dan gak didengerin. Kalo kamu mau dianggap pinter, ngomonglah di saat banyak orang disekitarmu diam. Misalnya pada saat presentasi, kamu harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa pendiam itu bukan bodoh. Jadi inget postinganku di wordpress yang berjudul Berbicara Dalam Diam.
sekarang banyak manusia yang pandai bersilat lidah. Dan kalo kamu sebagai seseorang yang pendiam, berarti kita (saya dan kamu) termasuk kaum minoritas. Berbanggalah karena menurut saya, hidup itu harus minoritas, jangan Cuma bisa jadi follower tok. Maksud jadi minoritas itu dalam hal baik lhoh. Jika tidak sesuai dengan hati nurani, mengapa harus diikuti. Seperti teman saya yang ikut ngader (ngospek) junior, namanya Effendi, saya paling suka ngledek dia soalnya mukannya pasrah banget pas diledek, tambah seneng aja saya ngledeknya. Kemarin sih gak ikut ngader junior karena saya males, tapi dapet cerita dari Tiwik tentang Fendi
junior lewat dengan wajah takut-takut
Fendi : woiiii permisi woiii *sambil teriak-teriak*
Fendi ngomong ke Tiwik : Aduh wikk, aku gak tegaaa
Junior yang lain lewat lagi
Fendi : dekkkk, permisi dekkk
Fendi ngomong ke Tiwik : Ya Allah wikk, aku bener-bener gak tega
Junior lainnya lagi
Fendi : heiiii,,,permisiiiiiiii
Fendi lagi : Wikk, gak tega aku wikk wikk
Gitu terus sampe kiamat
Oh iya, maksud dari permisi di situ adalah junior yang lewat harus ngomong,”Permisi” ke senior. Katanya sih itu semacam bentuk etika yang baik. Tapi apakah senior-senior itu yakin bahwa etika mereka sudah benar benar benar baik. Who know’s?
Hidup kok dibuat susah ya, kalo kita gak mau ngelakuin, ya udah ga usah dilakuin. Just do what you want to do ajadeh. Jika dengan tulisan ini kamu berpikir hidup saya nyaman. Saya rasa kamu salah. Tuhan menciptakan manusia dengan segala cobaan supaya manusia dapat naik atau turun derajatnya dikarenakan cobaan tersebut. Jadi, menjadi apapun ada resikonya. Tapi akan lebih menyenangkan jika kamu mendapat cobaan dari apa yang kamu sukai. Missal kamu mencintai matematika dan kamu diberi soal yang sangat sulit. Saya yakin kamu tambah penasaran dengan soal itu dibanding kamu harus mengerjakan soal Biologi yang lebih mudah. Meski ujian/cobaan dari Tuhan tak dapat dipilih tapi melakukan yang sesuai dengan syariat Islam dan sesuai hati nurani layaknya lebih nyaman. Tanpa Nabi Muhammad saw ngader(ngospek) generasi penerus beliau, Islam tetap menjadi suatu peradaban yang indah. dan karena campur tangan Tuhan lah semuanya bisa terjadi. Jangan biarkan nafsu menjadi Tuhan. Biarlah hanya Tuhan, yang Maha Esa sebagai penolongmu.
Rabu, 12 Oktober 2011
Tentang sebuah Hidup
Satu hal yang aku ketahui dari hidup. Bahwa hidup harus terus berjalan meski kita menginginkan untuk memberhentikannya. Hidup menurutku sama dengan waktu. Tak bisa dikejar dengan hanya berlari. Tak bisa digapai dengan ucapan-ucapan mimpi. Biarlah hidup dalam genggaman kita. Jangan sampai kita digenggam oleh hidup kemudian kita diremas-remas jaman, lalu diasingkan oleh peradaban. Bagaimana supaya hidup berada dalam genggaman dan pengawasan kita? Haha, itu yang belum aku tahu. Aku membiarkan semuanya berjalan. Membebaskan semua mimpi dan harapan keluar dari lingkaran. Tak apalah, setidaknya aku telah belajar bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Tapi rasanya lelah sekali mendengar semboyan itu. Seakan setiap hari adalah tempat untuk merasakan kesakitan, menahan nafas supaya tidak lengah karena tak ada yang tahu dimana letak musuh. Oke, hidup adalah bahagia dan bersyukur. Melihat kedepan dan semoga semuanya baik-baik saja.
aku+Tuhan =cukup. Hidup bersandar pada Tuhan lebih nyaman daripada dengan orang yang sama-sama lemah. Manusia itu banyak yang lemah lho. Lemah iman, lemah syahwat, lemah akal, lemah teles *gak nyambung*
aku+Tuhan =cukup. Hidup bersandar pada Tuhan lebih nyaman daripada dengan orang yang sama-sama lemah. Manusia itu banyak yang lemah lho. Lemah iman, lemah syahwat, lemah akal, lemah teles *gak nyambung*
Senin, 10 Oktober 2011
No Passion
Banyak pikiran yang berkecamuk hari ini atau memang setiap hari selalu senantiasa berkecamuk? Entahlah, sepertinya selalu meresahkan hal yang tak pantas dipikirkan. Hari ini aku setengah bahagia karena aku dinyatakan lolos tes tulis ITS Online, tapi dalam hati agak gamang juga. Melihat aktifitas Mbak Eli*a yang juga reporter ITS Online, muncul pertanyaan dibenakku,"Apakah aku bisa menjadi orang sibuk?" *PD banget nek ketompo*. Kalau kata Mario Teguh sih, lakukan hal yang membuatmu khawatir. Entahlah, Sabtu besok aku tes wawancara. Semua kuserahkan kepada Tuhan. Tuhan lebih tau daripada aku. Tak ingin berambisi terlalu dalam. Hanya ingin berdoa mendapat yang terbaik.
Jumat, 07 Oktober 2011
Hidup Itu Sederhana
Satu hal yang membuatku menyukai mata kuliah Pak Agung adalah beliau selalu menyisipkan kalimat-kalimat sederhana yang bertenaga yang membuat mulutku membentuk huruf O kemudian mengiyakan. Kemarin, hari Jumat, tiba-tiba beliau berkata,"Saya heran mengapa senior memakai jaket jurusan semua, pasti ada sesuatu", dan sesuatu itu memang benar ada. Dia bernama pengkaderan. Saya tidak akan membahas pengkaderan dalam posting kali ini tapi saya akan membahas kalimat yang muncul berikutnya dari mulut Pak Agung,"Hidup itu sederhana ya mbak, kalo dulu kalian gak suka dibentak-bentak, mengapa sekarang ingin bentak-bentak junior?". Ya, saya membenarkan kalimat Pak Agung bahwa hidup itu sederhana. Bahkan terlalu sederhana. Ada hukum aksi-reaksi di dalam hidup. Apa yang kita berikan akan kita dapatkan. Atau lebih mudahnya hidup itu seperti bola yang kita lemparkan ke tembok, maka ia akan memantul sempurna ke arah kita (pelempar). Setiap perbuatan pasti ada akibat.
Hidup itu sederhana dan hidup itu pilihan. Memilih menjadi orang baik atau buruk. Tuhan sudah membuka jalan lebar-lebar untuk kita memilih. Memilih bangkit atau tetap terjatuh. Memilih menghindari atau mencoba meski hasilnya pahit. Memilih gembira atau bersedih. Dan hidup itu sangat sederhana :D
When
Jalan itu berduri
aku tak mau menjejakinya
padahal
katamu itu jalanan halus
hingga dengan mudah kau berjalan
hingga kau tak mau menengok ke belakang barang sebentar
hingga aku tertatih mengejarmu
kemudian putus asa
kemudian memilih jalan lain
kini
aku beda, kamu beda
kita tak ingin bertemu meski di persimpangan
mimpi, tak maukah kau sejalan denganku lagi?
Senin, 03 Oktober 2011
Hari ini kesabaranku diuji
Hari ini kembali berderai air mata. Di mulai dengan pagi yang menyesakkan. Karena aku tidur pukul 12 malam, aku hanya bangun jam setengah 4 untuk minum susu kemudian tidur lagi. Kemudian bangun kembali pukul 5.15, aku terperanjat karena matahari sudah akan naik. Bergegas wudlu, tapi Ya Tuhan badanku lemas, sepertinya ingin limbung, bahkan sudah akan jatuh. Tapi dengan sekuat tenaga aku mempertahankan posisiku. Selepas sholat aku kebingungan mengerjakan tugas Neraca Massa, Ika sms, membuat tambah galau, karena aku gak bisa ngerjain tugasnya. Akhirnya aku memutuskan sms Mbak Nurul, tidak ada jawaban. Sms Mas Ilham, juga tidak ada jawaban. Ingin rasanya menangis. Dengan kekuatan bulan, aku mulai menyusun neraca massa komponen. Dan hasilnya minus. Tak aku hiraukan. Yang aku pikirkan adalah bagaimana cara kertas HVS itu penuh dengan tulisan. Selesai. Alin dengan polosnya datang ke kos, dia ingin menyontoh pekerjaanku. Senang hati aku memberikannya, meski dengan embel-embel,"Itu sebener e hasil e minus, tapi daripada gak ngerjain mending ngerjain dengan merubah data menjadi plus", Edan.
Minggu, 02 Oktober 2011
Pegawe Indomaret Merengut
Search tugas gak nemu-nemu. Haha. Saking buneknya malah belum dikerjain semua. Manteb gak noh. Memutuskan keluar kos cari sesuatu buat ntar sahur. Aku memilih indomaret. Nyari-nyari susu sama roti. Begitu dapet langsung ke kasir. Bayar pake uang 100 ribuan (bukan pamer, tp emang ga ada uang lain -_-)
mbak2 : uang yang lain ada, ga ada kembaliannya ini (dengan muka merengut)
aku : ga ada mbak, cuma punya itu
dengan wajah berlipat akhirnya si mbak nyari kembalian juga. Dalam hati aku berkata,"ngko lek mbak e iso nyusuki aku, aku meh ngomong, lha iku ono mbak, jare ra ono, woo ngapusi" (nanti kalo mbak nya bisa ngasih kembalian ke aku, aku mau bilang, lha itu ada mbak, katanya ga ada, woo bohong)
tapi karena aku takut tambah diprenguti mbak e akhirnya aku pergi begitu saja. Huh. Kayaknya cuma di tivi deh, pelayan itu ramah-ramah. Kalo yang beli anak kecil atau orang kumel macam aku pasti bawaan pelayannya mrengut. Buat pegawe Indomaret yang tadi sepertinya sebel sama aku, aku doain deh supaya mbaknya diangkat jadi pegawe dan yang pasti aku doain juga supaya tidak memperlakukan pembeli dengan tampang judes. Aamiin
mbak2 : uang yang lain ada, ga ada kembaliannya ini (dengan muka merengut)
aku : ga ada mbak, cuma punya itu
dengan wajah berlipat akhirnya si mbak nyari kembalian juga. Dalam hati aku berkata,"ngko lek mbak e iso nyusuki aku, aku meh ngomong, lha iku ono mbak, jare ra ono, woo ngapusi" (nanti kalo mbak nya bisa ngasih kembalian ke aku, aku mau bilang, lha itu ada mbak, katanya ga ada, woo bohong)
tapi karena aku takut tambah diprenguti mbak e akhirnya aku pergi begitu saja. Huh. Kayaknya cuma di tivi deh, pelayan itu ramah-ramah. Kalo yang beli anak kecil atau orang kumel macam aku pasti bawaan pelayannya mrengut. Buat pegawe Indomaret yang tadi sepertinya sebel sama aku, aku doain deh supaya mbaknya diangkat jadi pegawe dan yang pasti aku doain juga supaya tidak memperlakukan pembeli dengan tampang judes. Aamiin
Sabtu, 01 Oktober 2011
Belum Eek
2 hari ini gak produktif banget. Cuma duduk di depan komputer. Liat status orang, baca blog orang, nulis blog awut2an. Parahnya nih, gara2 begadang, aku tidur jam 6 pagi, bangun jam setengah 12 siang. Ih waw banget kan untuk seorang perempuan muda yang seharusnya aktif. Berasa kaya kalong. Ehmm, tapi karena ketidakproduktifanku tersebut aku bisa baca blognya http://radityadika.com/. Beneran deh, belajar banyak hal dari blognya penulis cinta brontosaurus ntu. Ternyata menjadi penulis sukses gak seperti membalikkan telapak tangan. Naskah berkali-kali ditolak juga sempat menjadi bagian hidup raditya dika. Ternyata aku belum ada apa-apanya *baru nyadar*. Naskah cerpenku ditolak 5 kali aja langsung jadi males nulis cerpen, opiniku juga ditolak berkali-kali juga bikin tambah males, kapan mau jadi penulis sekaliber Tere-liye. Huks.
Kalimat yang paling aku suka dari bang dika adalah,"Kesempatan itu kayak pintu, dia ada dimana-mana, tapi lo harus terus ketok". Yeahh..sudah saatnya melupakan kegiatan gak penting macam buka2 album foto orang di fesbuk. Harus mengejar cita-cita lulus kuliah dan jadi penulis. Salah gak ya bercita-cita jadi penulis?tidak ada yang salah sepertinya dengan cita-cita. Selama kita mau mewujudkan, tidak ada yang sulit bukan. Kayaknya kalo cuma pengen tok gak bakal kesampean deh. Harus berbuat sesuatu nih.
Posting ini dalam kondisi yang gak banget. Rambut belum dikramas entah beberapa hari sampe kumel, bau, berminyak; ketek basah bau gilak; perut keroncongan; belum ngerjain tugas OTK (setelah tau tugasnya geje jadi males); belum ngerjain tugas termo(ini agak gak geje); sama tugas neraca massa (yang ini geje gak ya?kayaknya sih enggak, tapi kok aneh), lalu timbul pertanyaan, mengapa tugas semua saya sebut dengan geje, gak jelas, karena emang gak jelas, aneh. Aku juga aneh -_-
Oh Tuhan, kapan duniaku tidak disesaki dengan kata M.A.L.E.S. Siiiitttt. Harus berubah nih, kalo gini terus lama-lama lingkaran hitam di bawah mata gak berarti apa-apa.
Kalimat yang paling aku suka dari bang dika adalah,"Kesempatan itu kayak pintu, dia ada dimana-mana, tapi lo harus terus ketok". Yeahh..sudah saatnya melupakan kegiatan gak penting macam buka2 album foto orang di fesbuk. Harus mengejar cita-cita lulus kuliah dan jadi penulis. Salah gak ya bercita-cita jadi penulis?tidak ada yang salah sepertinya dengan cita-cita. Selama kita mau mewujudkan, tidak ada yang sulit bukan. Kayaknya kalo cuma pengen tok gak bakal kesampean deh. Harus berbuat sesuatu nih.
Posting ini dalam kondisi yang gak banget. Rambut belum dikramas entah beberapa hari sampe kumel, bau, berminyak; ketek basah bau gilak; perut keroncongan; belum ngerjain tugas OTK (setelah tau tugasnya geje jadi males); belum ngerjain tugas termo(ini agak gak geje); sama tugas neraca massa (yang ini geje gak ya?kayaknya sih enggak, tapi kok aneh), lalu timbul pertanyaan, mengapa tugas semua saya sebut dengan geje, gak jelas, karena emang gak jelas, aneh. Aku juga aneh -_-
Oh Tuhan, kapan duniaku tidak disesaki dengan kata M.A.L.E.S. Siiiitttt. Harus berubah nih, kalo gini terus lama-lama lingkaran hitam di bawah mata gak berarti apa-apa.
About My Blog
Banyak orang yang bertanya mengapa isi blog saya semacam tulisan tentang kesedihan semua. Sadness. Bukan bermaksud untuk tidak mensyukuri karunia Tuhan tapi inilah saya. Saya melihat hidup dengan sudut pandang yang berbeda. Sebagian menganggap bahwa hidup itu indah. Memang hidup itu indah. Tapi tidak selamanya bukan? Hanya ingin membagikan kesedihan karena mengungkapkan kegembiraan di depan orang lain itu mudah tapi meluapkan kesedihan kepada orang lain begitu sulit. Tidak ingin membebani orang lain dengan cerita-cerita sedih saya.
Saya pendengar yang baik, bukan pendongeng, bukan orang yang pandai mengekspresikan kesedihan. Saya akan bermuka sedih jika sesuatu teramat sangat menyakitkan hati saya. Tapi dengan tulisan, saya bisa mengekspresikan semuanya. Tidak pernah terpikir jika ada orang yang sedih melihat tulisan saya. Kira-kira setelah mereka membaca, hanya begini komentarnya,"blogmu kok tulisannya sedih-sedih semua?", Mungkin cuma sekedar itu. Haha. Tapi itu menurut saya. Bukankah menulis tidak perlu dipikirkan? Apa yang ada di otak, ditulis, publish, selesai. Bahagia? Iya. Jika kamu bertanya, hal apa yang akan menjadikan saya bahagia kelak. Saya akan menjawab, saya akan bahagia jika tulisan saya kelak menjadi sebuah petunjuk sejarah di masa saya, nama saya dikenang sebagai seorang pendengar yang baik, menjadi kebanggaan keluarga, dan satu lagi saya ingin melafadzkan "Laillahaillallah" sebelum malaikat mencabut roh saya dan saya ingin tersenyum tenang saat sudah mengatupkan kedua mata untuk selamanya. Aamiin
Saya pendengar yang baik, bukan pendongeng, bukan orang yang pandai mengekspresikan kesedihan. Saya akan bermuka sedih jika sesuatu teramat sangat menyakitkan hati saya. Tapi dengan tulisan, saya bisa mengekspresikan semuanya. Tidak pernah terpikir jika ada orang yang sedih melihat tulisan saya. Kira-kira setelah mereka membaca, hanya begini komentarnya,"blogmu kok tulisannya sedih-sedih semua?", Mungkin cuma sekedar itu. Haha. Tapi itu menurut saya. Bukankah menulis tidak perlu dipikirkan? Apa yang ada di otak, ditulis, publish, selesai. Bahagia? Iya. Jika kamu bertanya, hal apa yang akan menjadikan saya bahagia kelak. Saya akan menjawab, saya akan bahagia jika tulisan saya kelak menjadi sebuah petunjuk sejarah di masa saya, nama saya dikenang sebagai seorang pendengar yang baik, menjadi kebanggaan keluarga, dan satu lagi saya ingin melafadzkan "Laillahaillallah" sebelum malaikat mencabut roh saya dan saya ingin tersenyum tenang saat sudah mengatupkan kedua mata untuk selamanya. Aamiin
Langganan:
Komentar (Atom)