Sepertinya aku belum siap berbagi. Belum siap untuk menjadi orang sabar. Belum siap untuk sekadar mengerti apa yang orang lain inginkan. Karena aku hanya bisa memahami aku sendiri, hanya bisa mengerti diri sendiri. Selfish atau catfish terserah lah yang penting aku menginginkan diriku sendiri. Aku telah mencapai puncak di mana aku lelah untuk berpura-pura. Aku rindu tertawa lepas karena aku sudah lelah ditertawakan. Yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah bisa menertawakan keadaan. Keadaan yang seolah menghimpit yang mengharuskan aku menyembunyikan air mata. Ini bukan paksaan tapi ini keharusan.
Mood menulisku tiba-tiba hilang. Mood belajarku juga hilang. Hanya satu yang tak pernah hilang, tidur. Jika banyak orang yang mencintai pacarnya, aku adalah orang yang mencintai tidurku. Meski kadang mimpi membuatku tak menyukai tidur, perlahan tapi pasti mimpi itu hilang satu persatu dari ingatanku. Dan rasanya, aku ingin menjadikan semua masalahku sebagi mimpi yang bisa aku bawa tidur sehingga dengan mudah aku melupakannya.
Cukup, jangan biarkan orang lain mengetahui rahasia ini. Rahasia yang sudah terlalu lama tersimpan rapi. Biar hanya aku yang gila dengan rahasia ini. Dan sayangnya, aku tak pernah tahu apa rahasia ini.
Maaf, tulisanku selalu begini, tak beraturan karena yang aku tahu menulis adalah mengungkapkan emosi, bukan untuk mengeja emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar