Rabu, 23 November 2011

aku tak mengerti dengan bahasaku

Seandainya dunia bukan panggung sandiwara mungkin tidak ada senyum di wajahku saat ini. Kini, aku masih menantang ombak, tapi aku berdiri di karang yang paling ujung yang tak terkena ombak, bersembunyi. Tapi tetap ada angin. Dimanapun aku berdiri, selalu ada yang ingin menjatuhkanku. Entah semut yang menggelitik, burung yang mematuk, topan yang menari, semua sama, perlahan tapi pasti dengan keindahan mereka, mereka berniat menjatuhkanku. Samar, tak kentara. Tak terlihat, tapi tercium.

Memang jatuh itu perlu. Karena bangkit adalah hidup. Ya, hidup membutuhkan kebangkitan. Bukan hasil yang membuat seseorang disebut hebat, tapi dia yang beranjak di saat yang lain menyerah untuk sekadar mendongak ke atas.

2 komentar:

srulz mengatakan...

iya, jatuh memang perlu...
sangat perlu, supaya bisa merasakan indahnya berdiri...

masih belum "tercerna" sebagian kata-kata mbak..
hehe.. salam kenal mbak... ^^

bukanpenulis mengatakan...

haha...nulisnya keburu-buru si,aku aja gak mudeng kalimat2nya wkwk..(alibi)