Iya, kalah itu perlu. Tapi putus asa tidak diperlukan. Bukankah Tuhan tidak menyukai seseorang yang berputus asa?
Dan sepertinya aku terlalu larut dalam keluhanku hingga aku menyadari bahwa dunia terlalu acuh mendengar keluhanku. Semua tetap berjalan. Tak menghiraukan aku yang berputus asa.
Malam terlampau larut untuk mengemasi semua rencanaku. Tapi aku yakin Tuhan memberiku kesempatan. Entah aku dapat melihat kesempatan itu atau tidak, mungkin aku akan mengabaikannya. Dan inilah sisi kebodohanku. Dimana Tuhan selalu memberiku waktu untuk bertobat tapi aku tak lekas merencanakan nasuha.
Maaf, aku hanya bisa menulis dan berbicara, tidak bisa mewujudkan kalimat-kalimat menjadi sebuah perbuatan. Karena ternyata memotivasi orang lain itu sangat jauh lebih mudah daripada memotivasi diri sendiri.
2 komentar:
ceritamu mirip sama ceritaku
piye yo denn :((
Posting Komentar