Ketika semua orang merencenakan mimpi-mimpi kemudian
bertindak untuk merealisasikannya, aku hanya duduk terdiam, termangu, seperti
entah menunggu apa. Asal kamu tahu, orang yang paling bersedih itu bukan orang
yang tidak mempunyai mimpi atau tujuan yang akan dicapai, tapi orang yang ingin
sekali bermimpi tapi tak tahu apa mimpinya dan bagaimana cara mewujudkannya.
Bagaimana mewujudkan sedang mimpi pun tak ada? Mengapa kita semua ingin menjadi
yang berpenghasilan mapan, tinggal di rumah yang nyaman tanpa gangguan panas
dan hujan, tidur dengan nyenyak karena sudah tidak bingung besok akan makan
apa? Mengapa kita menginginkan semua yang ada di dunia? Mengapa kita semua
merasa selalu kekurangan saat kebutuhan satu tercukupi? Mengapa hanya aku yang
duduk diam menulis ini tanpa bertindak mewujudkan mimpi-mimpi? Sudah kubilang,
aku tak punya mimpi, bagaimana mewujudkannya? Apakah salah orang tidak
mempunyai mimpi itu? mengapa semua orang harus mempunyai tujuan jika suatu saat
nanti kita pasti mati. Tujuan kita hidup, hanya menunggu mati bukan?
Tidak-tidak, itu bukan tujuan kita, tapi tujuanku. Aku, mengapa tak kunjung
paham dengan kehidupan dunia ini? Aku tak pernah paham mengapa 1+1 harus 2.
Mengapa aku diciptakan sebagai perempuan, mengapa tak laki-laki, mengapa tak
bencong? Mengapa aku harus hidup? Mengapa aku harus bersekolah hingga jauh-jauh
ke Surabaya? Mengapa aku selalu mencari aman? Tidak, tidak ada yang salah
dengan diriku. Hanya aku yang selalu menyalahkan diri sendiri. Aku senang
menyalahkan diri sendiri tapi mengapa saat ada yang menyalahkanku, aku akan
membencinya? Apakah aku memang manusia pada umumnya? Jangan-jangan, hanya
bayanganku saja bahwa aku manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar