Tuhan baik beri semua yang ia mau. Ia kemudian terlena dengan posisinya. Ia ingin seperti kawan-kawannya yang lain, membagi. Tapi ia belum cukup bekal untuk membagi sebab setelah dibagi-bagikannya, ia malah merugi. Bermanfaat untuk orang lain tapi membawa mudorot untuk dirinya sendiri, layaknya lilin. Ia tahu, cahaya tak berarti harus lilin. Tapi ia bisa apa. Kawan-kawan yang menginginkannya. Kawan mendekat bila ia terlihat. Kawan menjauh saat ia terbunuh. Kemudian ia berpikir untuk tak berteman. Tidak tidak. Dia juga takut kesepian. Maka ia memutuskan untuk menambal luka-lukannya sendirian. Mungkin setelah tertambal ia akan kembali bergabung dengan kawan-kawannya. Sebab ia berpikir kawan hanyalah orng yang ingin melihatnya bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar