Sesiang ini setelelah Mbak Dita pergi, aku ditemani Regi. Kukira dia orangnya terbuka, ternyata tertutup dalam segala hal. SEGALA HAL. Ya, karena kupikir semua orang punya rahasia yang tak mau diketahui orang lain. Begitu juga denganku. Meski orang bilang aku begitu tapi sebenarnya aku begini. Bukan bermaksud untuk mempunyai kepribadian yang "dipura-purakan", tapi beginilah diriku. Tidak semua orang tahu apa yang ada di isi otakku. Kecuali kalau dia paranormal sekaliber mama loreng. Paling2 mama loreng juga tak bisa menebak isi kepalaku.
Memang isi kepalamu apa Ya? Nah itu aku juga pun tak tahu. Tak begitu paham dengan diriku sendiri. Dengan mauku pun kadang aku tak tahu. Lalu sekarang kamu menjalani kehidupan macam apa? Macam manusia yang sedang kehilangan semangat, kehilangan passion untuk kehidupan. Mengapa? Tak jelas, apa mauku. Kehidupanku semakin melemah seiring dengan berjalannya waktu. Mungkin bila aku tak berada di sini pun aku tak tahu harus melakukan apa.
Sedang hilang selera untuk bersemangat. Hanya ingin satu. Nah, itu tahu ingin apa. Iya, kalo yang itu sudah kuidamkan sejak dulu. Lalu kau mau apa dengan keinginanmu itu ya? Ingin mewujudkan tentunya. Lantas, seandainya Tuhan tak menjawab doamu sesuai harapan? Entahlah.
Besok UAS. Seandainya IP ku turun karena kelemahan hidupku yang disebabkan karena diriku sendiri, mungkin akan sangat mengecewakan bapak ibuk. Tapi bukannya sekarang duduk diam menulis tanpa melakukan apa-apa juga sudah termasuk mengecewakan? Sebentar, hanya ingin menulis saja supaya bosan hilang barang sebentar. Mungkin lagi bosan akan datang seusai aku menulis tulisan ini.
Kuliah cari ilmu bukan IP. Oke, tapi bukankah itu yang menjadi tolok ukur seseorang pandai atau tidak. Hanya mampu pasrah jika IP turun. Mungkin memang salahku.
Aniwei, soal Regi, Regi jelek kok banyak yang suka ya. Jadi iri aku. Padahal kan aku yo gak jelek2 amat. (mana kaca manaaaa?)
Memang isi kepalamu apa Ya? Nah itu aku juga pun tak tahu. Tak begitu paham dengan diriku sendiri. Dengan mauku pun kadang aku tak tahu. Lalu sekarang kamu menjalani kehidupan macam apa? Macam manusia yang sedang kehilangan semangat, kehilangan passion untuk kehidupan. Mengapa? Tak jelas, apa mauku. Kehidupanku semakin melemah seiring dengan berjalannya waktu. Mungkin bila aku tak berada di sini pun aku tak tahu harus melakukan apa.
Sedang hilang selera untuk bersemangat. Hanya ingin satu. Nah, itu tahu ingin apa. Iya, kalo yang itu sudah kuidamkan sejak dulu. Lalu kau mau apa dengan keinginanmu itu ya? Ingin mewujudkan tentunya. Lantas, seandainya Tuhan tak menjawab doamu sesuai harapan? Entahlah.
Besok UAS. Seandainya IP ku turun karena kelemahan hidupku yang disebabkan karena diriku sendiri, mungkin akan sangat mengecewakan bapak ibuk. Tapi bukannya sekarang duduk diam menulis tanpa melakukan apa-apa juga sudah termasuk mengecewakan? Sebentar, hanya ingin menulis saja supaya bosan hilang barang sebentar. Mungkin lagi bosan akan datang seusai aku menulis tulisan ini.
Kuliah cari ilmu bukan IP. Oke, tapi bukankah itu yang menjadi tolok ukur seseorang pandai atau tidak. Hanya mampu pasrah jika IP turun. Mungkin memang salahku.
Aniwei, soal Regi, Regi jelek kok banyak yang suka ya. Jadi iri aku. Padahal kan aku yo gak jelek2 amat. (mana kaca manaaaa?)
1 komentar:
butuh kaca yang gede? d mall byk heheheheheheh
Posting Komentar