Kamis, 28 Juni 2012

Orang kota yang aneh

Orang kota itu aneh2 ya. Kemarin, sepulang dari Pasuruan, karena kami berempat, aku Hajar Galih Bang Ridok kelaparan, kelaparan, kami memutuskan untuk makan di dekat Gor Sidoarjo. Resiko makan di kaki lima adalah banyaknya pengamen dan kebanyakan dari mereka adalah anak2. Menurut pandanganku, ciri2 anak jalanan itu rambut merah, kurus, hitam, dekil, baju kumel (kok ciri2ne mirip aku ya?). Nah, kemarin itu adek2 yang ngamen pake kemeja kotak2 dan celana jeans. Wajahnya putih. Rapi banget. Meski yang satunya berciri2 (ciri anak jalanan) yang aku jelaskan tapi yang satunya itu lho kayak mau main dan dia gembira sekali. Aku gak paham maksud ibu dan bapaknya yang melepaskan anak2 di malam hari. Jangan2 si anak diajak jalan2 sama tetangganya e malah disuruh ngamen. Tapi yo gak tau lagi aku. Pas tak tanyak kelas berapa, dia menjawab nol besar.

Ada lagi pengamen anak2 yang bawa tape, berdandan ala jaran kepang. Nari2 kayak orang mabuk terus suit2. Tak tanyak juga siapa yang ngajarin nari (dalam hati, kok narimu elek dek!), katanya belajar sendiri. "Kelas pinten?", tanyaku lagi. "Boten sekolah". Mangkel aku kalo ada anak jalanan yang gak sekolah. Hey para orang tua, kalian boleh mengeksploitasi anak kalian, tapi tolong sekolahkan mereka. Mereka butuh masa depan. Jangka waktu dia untuk hidup agak lebih lama dari kalian. "Ibukmu nangndi lho?"
"Omah", katanya sambil berlalu meninggalkan kami berempat. Kata Bang Ridok,"Salah pertanyaanmu, kudune takon bapake uduk ibuke".

Kayak gini tuh udah dianggap wajar ya di Indonesia. Anak kecil minta2. Aku juga si. Hehe. Minta2 ke orang tua.

Makan selesai kami pulang. Sampe di perempatan lampu merah rungkut aku melihat bapak2 mendorong mobil sendirian. Sendirian. Posisi bapak2nya sambil memegang kemudi sambil dorong, gak jalan maju malah si mobil mundur. Kasian wes pokoe. Dan aku hanya melihat -____-. Selang beberapa detik ada mas2 bantu dorong. Bapak2 sepertinya kaget mobilnya jalan ke depan spontan nengok ke belakang. Selang beberapa detik juga ada mas2 lagi yang bantu dan akhirnya mobil bisa menyeberang. Prok prok prok prok!!!
Pemandangan yang sangat indah. Tuhan pasti bantu kalo kita mau berusaha. Awalnya Tuhan membiarkan bapak2 itu berusaha yo opo cara ne mobil bisa nyebrang ke tepi. tapi Tuhan tidak akan membiarkan umatNya begitu saja setelah menguji kegigihan bapak2 tersebut. Karena Tuhan sudah berfirman sesungguhnya didalam kesulitan ada kemudahan. Maka Tuhan mengirimkan orang2 baik untuk membantunya. Eh gak ada yang tau juga si, si pembantu itu manusia atau malaikat :)

Lampu hijau. Kami jalan. Di jembatan mer ada bapak2 yang mancing. Bawa pancing 4. Padahal di sekitar bapak2 itu gak ada orang lagi. Gak tau juga kalo bapak2 yang lainnya pipis lalu meminta si bapak2 yang memasang 4 pancing untuk menjaganya.

Ya orang kota aneh2 kok. Kemarin aja waktu aku pulang dari setasiun untuk membelikan tiket mbak Dian, aku melihat pas traffic light berwarna merah ada bapak2 yang tiba2 men-standarkan motornya (bahasa jawa timur e njagang) kemudian melepas burung dara di tengah2 keramaian banyak orang. Pd pol. Dan mukanya si bapak tanpa ekspresi. Ckckck

Tidak ada komentar: