Kamis, 22 Desember 2011

Gak nyambung, tapi kan iki postinganku, yo terserah aku sing posting

Awalnya tunas tumbuh liar, setelah lama terus menerus dipupuk dan disiram, akhirnya tumbuh besar dan berbunga indah. Tapi mengapa kau membiarkan bunga yang merekah itu layu? Karena semua ada masa tenggangnya. Apakah cinta juga ada masa tenggangnya? Cinta kepada manusia iya, tapi kepada Tuhan tidak.

Manusia, mengapa manusia sangat lemah sekali. Hanya menjaga perasaan saja tak dapat. Atau gara-gara dia lelaki jadi tak punya perasaan. Hanya logika yang bermain di otaknya. Ah, mana kutahu. Aku kan perempuan. 
Tidak, jangan berpikir aku mencintai. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tak buta. Aku belajar segala hal dari semua yang aku lihat. Belajar tak harus yang baik-baik. Sakit merupakan salah satu pembelajaran juga bahwa sehat itu indah.

Kalau cinta kepada lawan jenis saja bisa dipupuk dan disiram, mengapa cinta kepada kuliah tak bisa? Yap, harus belajar mencintai apa yang aku kerjakan. Tapi aku tak sungguh tahu apakah kini aku belajar dengan cinta atau tidak. Yang jelas, aku adalah seorang engineer yang kata dosenku tak boleh feminim, tak boleh membayangkan kerja di ruangan ber-AC, menggunakan sepatu hak tinggi/pantofel  atau mengenakan baju kantoran layaknya eksekutif muda. Kami disuruh membayangkan kami kelak kami bekerja belepotan oli. Tapi yang aku tak habis pikir, di lain kalimat si Dosen menganjurkan kami untuk menjadi seorang entrepreneur. Apakah seorang entrepreneur harus belepotan oli?

Kalau aku memaknai belepotan oli diibaratkan sebagai ketidakstabilan. Bahwa hidup tak harus stabil. Bahwa hidup penuh gejolak. Bahwa hidup tak selalu bersih. Noda yang besar akan membuat kita mandi, tapi noda kecil mungkin hanya akan kita lap dengan tissu. 

Rabu, 21 Desember 2011

Kepala serasa akan pecah. Entah. Mungkin gara2 mikirku yang terlalu dalam saat kuis tadi. Menunduk, mengerjakan, dan leher menjadi cenut-cenut. Sekarang kepala juga pusing. Padahal tadi malem gak belajar. harusnya gak pake pusing-pusing begini ya wong gak begadang.

Kuis tadi alhamdulillah lancar. Berkat rahmat Allah dan duduk depan terus selama kulianya Buk Mur.

Manusia manusia manusia. 
Katanya kalo kita pengen dapet yg terbaik itu manusiawi.
Katanya kalo teman kita minta tapi dia gak mau ngasih itu namanya manusiawi
Katanya kalo teman curang karena pengen dapet yg terbaik itu juga manusiawi
Mengapa semua-mua mengatasnamakan manusiawi. Apakah manusia itu memang ingin mendapat yg terbaik meski dengan cara yang tak dizinkan Tuhan?

Teman yang ber-IPK tinggi, kebetulan saat kuis tadi duduk bersebelahan denganku. Saat kuis dimulai, dia terlihat sibuk dan aku melihat dia bawa buku. Hyaaaa...Aku juga pernah si pas komputasi, tapi itu kepepet soalnya malem gak belajar karena kukira open book. Secara evaluasi komputasi itu kita memakai hafalan. Gak ada komputer di depan mata dan kita harus menulis listingan di kertas. Hedehhh..nyiksa pokoke.

Hamfhh,,jadi merasa bersalah sama pak Komputasi. Yasudah, aku ingin seperti temannya Wahyu. Kata Wahyu, temannya itu bodo, tapi dia gak pernah nyonto. Hebat banget. 

Sudahlah, mari kita belajar untuk berani bertindak dengan tegas untuk belajar dan tidak menyontek. Hidup Tiara!

Selasa, 20 Desember 2011

Long Distance Relationship

Weitsss..jangan mengira aku pelaku LDR ya..karena kenyataannya belum punya pacar tuh,,hehe. Cuma mau share aja tentang long distance relationship.

Teman : Aku kesel sama pacarku. Kayak pacaran sama hantu. Ada suaranya ga ada wajahnya. Telpon2an terus, gak pernah ketemu. Dia tuh jadi cowok gak fungsi, sama aja gak pacaran.
Aku : cuma bisa menghela nafas

Yup, temanku pelaku LDR. Aps sih yang salah dengan LDR?Bukannya LDR itu bikin ngirit ya?Gak usah keluar uang buat makan, buat jalan-jalan, buat bensin dan yang dibuat-buat. Paling juga keluar uang buat beli pulsa. Konon, kata temanku yang mantan LDR-an,"Pacaran LDR itu gak kuat",heiiii,,,gak kuat apanya?? *mikir lama*

Jarak itu tidak berarti seandainya kita saling mengisi
Jarak itu membuat kita belajar arti kesetiaan
Jarak itu yang memisahkan kedua tangan
tapi
jarak tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan ketulusan untuk mengerti

Hahaha...sok sweeeett...

Rabu, 14 Desember 2011

Puisi

Seharusnya mata kita tak usah bertemu
Supaya aku tak mengingat tatapanmu
Seharusnya aku tak ada di situ
Supaya aku terlepas dari jeratan itu
Tidak
aku sedang tidak terjerat
tapi tercekik
semakin hari tangan bayangan itu semakin ingin membunuhku
Membunuhku dari belakang

Selasa, 13 Desember 2011

Lihat home di facebook jadi pengen ketawa sendiri. Kenapa e kenapa. Karena e karena melihat foto temanku yang ada di McD yang mengingatkanku pada suatu hal yang absurd. Jadi begini, aku punya temen-temen deket, yang kalo luntang lantung sama itu-itu aja dan terakhir kita luntang lantung gak jelas itu kayaknya semester 1 nek gak 2. Pokoknya kita udah lama sekali tak main-main. Setiap kami pergi keluar bertiga, kami gak pernah mampir di foodcourt, karena si Hajar selalu bilang,"Lah, mending tuku ng ngarep kos ae, oleh akeh", dan kami memang gak pernah kepikiran buat makan di foodcourt. Secara uang jajan saya pas-pas an buat hidup di Surabaya.

Nah, cerita bermula dari foto teman-teman yang lain yang selalu di upload di Facebook kalau mereka sedang ada di foodcourt, entah McD entah KFC.
Suatu hari
Tiwik : Rek..rek..kalian gak mau di McD trus kita foto2 kayak anak2 lain??
Aku : Yo ayo si, tapi malu wik, ketok le ndeso
Tiwik : Iyo deng, lagian eman duit

Suatu hari lagi
Tiwik : aku pengen kayak anak2 sing foto ng McD
Aku : ayo ayo, garap tugas sisan, ben ketok gaul
Hajar : budal
Percakapan di atas sebenernya panjang tapi saya persingkat. Yah, demi dianggap gaul kita rela berangkat ke McD. Dan sesampainya di sana. Sumpekkkk. Banyak asap rokok. Ada orang main remi juga. Hedehhh. Tanpa dikomando muka kami bertiga langsung berubah jadi gak mood.
Aku : duh, gak enak banget si tempat ngene an. ngono kok akeh arek seneng banget ng McD
Tiwik : rame banget, piye le meh garap tugas
Aku : mending balik ng kos wes, opo nek ora ng coffe corner
Teman-teman setuju dan akhirnya kita sampai di coffe corner. Di sana begitu kami duduk langsung disamperin waiters nya. Lamaaa milih menu. FYI, menunya 20ribuan semua. Dalam hati,"Iki gak onok sing 10ewuan ta?". Waiters : bisa saya bantu mbak?
Aku : iya ini lagi milih mas (baca menu dengan serius).
Hening
Aku : espresso 1 mas
Masnya : udah pernah nyobain espresso sebelumnya?
Aku : belum
Masnya : espresso itu ekstrak kopi yang pahit. cuma 30ml mbak
Aku : gak jadi
Temen2 : awakmu milih iku soale sing paling murah kan??hahaha
Aku : huum (muka pasrah)

Inti dari cerita di atas adalah saya gak pantes jadi anak gaul.

homesick

Ibu, aku rindu
aku rindu makan masakan ibu
aku rindu mendengar cerita ibu
aku rindu dimarahi ibu
aku rindu disuruh bantu ibu memasak
aku rindu semua tentang ibu

Bapak, aku juga rindu
aku rindu omelan bapak
aku rindu dimanja bapak

ahhhhhhhh, sudah besar
tak boleh menangis
tapi aku benar rindu
menangis bukan berarti lemah
hanya terlalu besar rinduku

aku lelah
lelah menghadap laptop
lelah menghadapi asisten
lelah menghadapi soal-soal
lelah menghadapi dosen

tidak
aku harus kuat
sebulan tak lama
semoga keluargaku baik-baik saja di sana
aamiin

Sabtu, 10 Desember 2011

Mereka Tak Perlu Tahu

Semakin kesini semakin aku mengerti. Tinggal sendiri jauh dari orang tua memang benar-benar membuatku sedikit mandiri. Ya, hanya sedikit. Hidupku tetap bergantung kepada orang tua. Aku belum bisa mandiri sepenuhnya. Aku sadar aku di sini kuliah bukan bekerja, jadi wajar kalau aku masih minta-minta sama orang tua.

Melihat bapak ibuku yang bersusah payah menguliahkanku, membuatku berpikir dua kali untuk bermain-main dengan kuliahku. Mereka tak perlu tahu aku kesusahan mengikuti kuliah, mereka tak perlu tahu aku jenuh menghadapi kuliah, mereka tak perlu tahu seandainya kini aku sedih memikirkan kuliahku. Yang boleh mereka tahu adalah aku anak yang kuat, aku anak pemberani, aku anak yang kurang pintar tapi selalu berusaha untuk belajar. Karena mereka tak perlu merasakan kesedihan yang aku rasakan. Cukup mereka kesusahan menguliahkanku.

Bapak, Ibu, maaf selama ini anakmu hanya bisa mengeluh. Setiap kali ditelepon aku sering menangis karena aku tak mengerti kuliahku, aku juga sering menangis karena aku merasa menjadi orang bodoh di kampusku. Tapi setelah postingan ini aku klik publish, aku berjanji dengan diriku sendiri, aku akan menjadi anak yang kuat, aku tak akan berpura-pura menjadi anak yang kuat lagi. Aku juga akan berusaha keluar dari ketakutanku. Ketakutan bahwa aku adalah gadis bodoh. Bila memang Tuhan menciptakanku dengan IQ rendah dan dengan kemampuan logika yang minim, aku tak akan minder. YANG CERDAS AKAN DIKALAHKAN YANG BIASA TAPI BELAJAR IKHLAS.
Bismillah, aku akan belajar dengan ikhlas.

Karena Kamu Tak Mengerti

Hidupmu hanya kau habiskan dengan dunia. Maaf, secara sengaja aku mengikutimu lewat status jejaring sosialmu. Sibuk sibuk sibuk. Hanya sibuk dengan duniamu. Kau meminta pada Tuhan lewat statusmu. Kau umbar keinginanmu dan itu keinginan untuk duniamu. Kau dan duniamu. Aku dan jejak-jejak langkahku. Kata mbak Ana kalau kita sibuk dengan dunia maka Allah akan terus-terusan menyibukkan kita dengan dunia. Tapi aku bukan siapa-siapa. Kataku sudah tak berarti. Dan keabu-abuan sepertinya menjadi hal yang menjijikan bagimu. Tidak. Kau tidak tahu suatu hal remeh temeh itu tidak berarti kecil. Pikiranmu terlalu dangkal untuk asumsi-asumsi tanpa kau cerna dengan sempurna. Karena kata yang diuntai itu harus dicerna. Dan keputusanku sudah bulat, aku akan menikmati keremeh-temehanku.

Selasa, 06 Desember 2011

Yang berlebihan itu tak baik

Harapan basah oleh kenyataan
Mendapati hujan menetes dari langit
Melompat hebat seakan tak takut terjatuh
Tertawa lebar seakan tak takut rahang keseleo
Dan kau lupa bahwa ini ujian Tuhan
Seakan semua akan selamanya
Padahal Tuhan bisa mengambilnya sesuka hati
Meski Tuhan tidak membutuhkannya

Sabtu, 03 Desember 2011

Baru sadar kalau aku semakin jauh dari Islam. Astaghfirullah. Waktu buka-buka materi buat ngisi mading, kuketik lah "tahun baru Islam" sebagai clue nya. Dan tiba-tiba inget, setahun yang lalu saat tahun baru, temanku menyodorkan buku kecil yang di dalamnya berisi doa akhir dan awal tahun. Kami baca bareng-bareng, pelan tapi masih terdengar. Sengaja pelan karena pada saat itu kami masih mendapat predikat mahasiswa baru yang kebetulan sedang praktikum, jadi agak2 takut kalau asisten mendapati kami tidak sedang praktikum. Hmm...suasananya indah bgt pada saat itu. Sedang pergantian tahun ini aku tidak membaca apa-apa. Aku ketiduran sampai pagi gara-gara kecapekan perjalanan Surabaya-Kutoarjo.

Doaku pagi ini adalah supaya Allah mengampuni dosa-dosaku tahun kemarin dan satu tahun kedepan. Aamiin

Kamis, 01 Desember 2011

Aku Ingin Kaya

Saya selalu bersemangat setiap mengikuti kuliah Pak Agung. Bukan karena pak dosen itu ganteng atau mata kuliah yang diberikan saya sukai melainkan petuah-petuah yang selalu diberikan Pak Agung. Yes, Pak Agung selalu menyelipkan petuah di sela-sela kuliah OTK yang membuat kepala saya kemebul. Hari ini, setelah berkali-kali menyebut kata pompa, akhirnya Pak Agung memberi sedikit kata-kata indah untuk kami.

"Saya yakin, sebagian dari kalian adalah orang-orang termarjinalkan. Orang-orang terpinggirkan yang dengan segenap hati berangkat kuliah untuk dapat mengangkat derajat orang tua. Saya ingin kalian besok jadi orang kaya. Nabi Muhammad saw. itu seorang pedagang dan dia kaya. Jangan jadi pegawai. Kalian tahu mengapa orang-orang sipit banyak yang berkuasa di Indonesia? Karena mereka tidak bisa menjadi tentara, PNS, dll. Mereka itu kepepet mas mbak. Dan kepepet itulah yang membuat mereka menggeliat kemudian sukses. Jadi, kalau ingin sukses. Kepepetlah. Sekali lagi, kaya itu cita-cita wajib. Karena dengan harta, kita dapat beramal banyak tapi jangan sampai diperbudak harta. Dan impian menjadi orang kaya itu bukan aib. Mubaligh-mubaligh selalu menekankan surga-neraka atau dosa-dosa, tapi mereka tidak memberi tahu saya kalau nabi Muhammad itu pedagang", ternyata matre itu sudah menjadi rahasia umum. Pak Agung saja bilang, kalian harus kaya atau setidaknya suami kalian yang kaya, bagi perempuan. Oke, karena cita-cita menjadi orang kaya itu bukan suatu aib. Ayoooo jadi orang kaya. Supaya bisa membantu anak yatim, sodaqoh, naik haji, bangun panti dan masih banyak lagi. Karena kaya itu mulia. Dan saya adalah termasuk orang termarjinalkan. Bismillah. Sesulit apapun kuliah, pasti semua bisa terlewati, demi bapak ibuk :D

Senyum itu Berharga

Ingin membeli senyummu
Supaya aku bisa terus melihatnya
Bahkan memilikinya
Supaya aku tak usah menunggumu tersenyum
Supaya aku tak kecewa seandainya kamu berpaling
Setidaknya aku sudah punya senyummu
Kawan, berapa harga senyummu?

Selasa, 29 November 2011

Kurang motivasi

Dalam hidup, kalah itu kadang diperlukan. Supaya kita menikmati indahnya menang. Supaya kita tidak sesumbar karena terus-terusan menang. Supaya kita dapat merasakan terjatuh sehingga kita dapat dengan kuat bangkit.
Iya, kalah itu perlu. Tapi putus asa tidak diperlukan. Bukankah Tuhan tidak menyukai seseorang yang berputus asa? 

Dan sepertinya aku terlalu larut dalam keluhanku hingga aku menyadari bahwa dunia terlalu acuh mendengar keluhanku. Semua tetap berjalan. Tak menghiraukan aku yang berputus asa. 

Malam terlampau larut untuk mengemasi semua rencanaku. Tapi aku yakin Tuhan memberiku kesempatan. Entah aku dapat melihat kesempatan itu atau tidak, mungkin aku akan mengabaikannya. Dan inilah sisi kebodohanku. Dimana Tuhan selalu memberiku waktu untuk bertobat tapi aku tak lekas merencanakan nasuha. 

Maaf, aku hanya bisa menulis dan berbicara, tidak bisa mewujudkan kalimat-kalimat menjadi sebuah perbuatan. Karena ternyata memotivasi orang lain itu sangat jauh lebih mudah daripada memotivasi diri sendiri.

Kamis, 24 November 2011

Pinjem Modemnya Nisa

"Ketidakstabilan membuat kita menggeliat dan kalian akan sukses", kata-kata yang muncul hari ini dari mulut Pak Agung, Dosen Operasi Teknik Kimia I. Benarkah ketidakstabilan benar membuat kita sukses? Berarti abg labil itu juga bisa jadi orang sukses apabila memanfaatkan ketidakstabilannya.
Yang saya bisa artikan dari kalimat Pak Agung adalah ketidakstabilan ekonomi, yang kadang naik kadang turun. Nah pada saat turun itulah yang akan memaksa seseorang untuk bertindak mengambil keputusan dengan cepat. Tapi bukankah memang dalam menjalani hidup selalu ada fase dimana seseorang akan naik dan juga turun. Bola itu bundar, semua sisi berkesempatan untuk merasakan di atas maupun di bawah. Yang artinya semua orang berhak meraih sukses asal dia tidak hanya berdiam menunggu rizki Tuhan. Tuhan tidak akan memberi jikalau kita tidak menjemput. Kemudian muncul pertanyaan lagi. Bagaimana dengan pemulung-pemulung atau orang-orang sejenisnya(bukan maksud merendahkan, hanya mengambil contoh) yang bekerja keras tapi hasilnya hanya mampu digunakan untuk mengisi perut? Ehmm, hidup saling melengkapi bukan? ada yang kaya, ada yang miskin. Tak membayangkan seandainya Tuhan mengizinkan semua orang kaya. Semua orang tidak ingin bekerja, tidak ada tujuan, tidak ada yang akan dicapai, hidup menjadi sangat datar. Karena gunung diciptakan untuk kita daki sehingga sampai di puncak kita akan merasa bangga. Tapi akan ada suatu waktu dimana kita harus turun.
Ketahuilah, semua hanya titipan Tuhan. Tuhan berhak memintanya kembali meski Tuhan tidak membutuhkan.
Bersyukurlah dengan apa yang kau miliki hari ini. Karena hari ini adalah kenangan di suatu hari nanti.

Rabu, 23 November 2011

Opportunity Cost

Melihat pacar temanku dimarahi membuat aku berpikir, kasian ya jadi laki-laki. Perempuan itu memang selalu ingin dimengerti. Detik pertama maunya A, detik selanjutnya B, C, D dan abjad-abjad yang lainnya. Atau mungkin sekarang lagi jamannya pria dijajah wanita? Atau cinta memang harus selalu berkorban? Aku sendiri gak tau, maklum, jomblo dari lahir.

Kalau mencintai tanpa berkorban kira-kira bisa gak ya? Kemungkinan kecil tidak bisa. Untuk mendapatkan suatu barang saja dibutuhkan opportunity cost atau biaya pengorbanan. Untuk mendapatkan satu hal, harus meninggalkan hal yang lain. Dalam artian sebuah pilihan. Mencintai sebuah pilihan. Memilih untuk berkorban atau tidak. Setiap pasangan pasti menginginkan membahagiakan pasangannya bukan? Tapi apa jadinya saat yang berkorban hanya di satu pihak, pihak lain hanya selalu menuntut untuk berkorban? Bagi seseorang yang benar-benar mencintai dengan tulus, mungkin hal itu wajar. Tapi bukankah manusia memiliki batas-batas tertentu dimana dia akan merasa jenuh dengan keadaan, bosan untuk berkorban ataupun merasa lelah untuk menuruti semua kemauan pasangan.
Hal inilah yang patut dikomunikasikan dari hati ke hati. Bicara apa yang dirasakan. Karena menyimpan bisa membuat ledakan yang hebat.

Hehe, aku kok jadi membicarakan pasangan2 begini ya, padahal gak berpengalaman sama sekali.
Buat Wetewe:maaf wet, tulisanku gak nyambung lagi. soale aku durung solat isya.

aku tak mengerti dengan bahasaku

Seandainya dunia bukan panggung sandiwara mungkin tidak ada senyum di wajahku saat ini. Kini, aku masih menantang ombak, tapi aku berdiri di karang yang paling ujung yang tak terkena ombak, bersembunyi. Tapi tetap ada angin. Dimanapun aku berdiri, selalu ada yang ingin menjatuhkanku. Entah semut yang menggelitik, burung yang mematuk, topan yang menari, semua sama, perlahan tapi pasti dengan keindahan mereka, mereka berniat menjatuhkanku. Samar, tak kentara. Tak terlihat, tapi tercium.

Memang jatuh itu perlu. Karena bangkit adalah hidup. Ya, hidup membutuhkan kebangkitan. Bukan hasil yang membuat seseorang disebut hebat, tapi dia yang beranjak di saat yang lain menyerah untuk sekadar mendongak ke atas.

Jumat, 18 November 2011

Berhentilah menyalahkan temanmu yang kekurangan

Suatu hari di Masjid Manarul Ilmi ITS, Surabaya, aku sendirian dan ingin pergi ke rektorat. Karena rektorat buka pukul 13.00, akhirnya aku menunggu sampai waktunya tiba. Saat itu kira-kira sedang pukul 12.30. Daripada bengong akhirnya aku berkenalan dengan orang di sampingku. Aku lupa namanya. Dia seorang maba, mahasiswa baru jurusan elektro. Berbincang-bincang lama dan aku menangkap kekurangannya yaitu pendengarannya kurang, tapi aku tak mempermasalahkan. Menurutku, setiap manusia pasti sudah Tuhan lengkapi dengan kelebihan meski yang tampak adalah kekurangan. 
Tiba-tiba dia curhat,"Mbak, kenapa ya kok temen-temenku kayak benci sama aku. Aku gak tahu salah apa, tapi mereka kayak benci sama aku". Kasian sekali adek itu, semoga dia tidak disukai teman-temannya bukan karena dia mempunyai kekurangan. Jika iya, sadarkah orang yang membenci adek itu kalau mereka pun juga Tuhan lengkapi dengan kekurangan. 

Belum Ingin Pulang

Sore ini bingung sekali. Sudah di sms bapak, di sms ibuk, dan menanyakan hal yang sama, jadi pulang atau tidak. Terlalu banyak alasan untuk tidak pulang. Tapi aku tidak ingin mengecewakan dua orang yang kusayangi. Laporan karpomku, laporan pengawetanku, besok senin kuis, rabu kuis juga. Karpom kenapa harus susah si? 2 minggu lagi harus acc pula. Pusing ya. Belum ingin pulang tapi jika mereka ingin aku pulang, oke aku akan pulang. Tapi ninggal pekerjaan itu sangat berat. Perjalanan 9jam membuatku pusing. Bukan aku betah di Surabaya, melainkan aku nyaman berada di kamar dengan duduk diam menulis atau menghabiskan waktu untuk tidur.

Kamis, 17 November 2011

Belum mengerjakan tugas malah posting

Sahabatku, Nobi, nge-wall, kalau dia kangen sahabat-sahabat SMA-nya, termasuk aku. Akupun begitu, aku sangat merindukan kalian sahabat-sahabatku. Ternyata hidup di kota itu sangat berbeda dengan di desa kita. Kau tahu, aku sudah menjadi orang agak kebal dengan hujatan di sini. Teman-teman di kota tidak seperti kalian.  Mereka sering menyakiti hatiku. Mereka sering membuatku merenung menangis sendiri. Mereka selalu meminta balas jasa dari apa-apa yang mereka berikan. Meski tidak semua
Mereka bercanda dengan nada tinggi, membuatku tak mengerti apakah itu sebuah kekesalan atau lelucon. Kadang muka mereka terlalu serius untuk bercanda sehingga lagi-lagi aku tak mengerti apakah itu sebuah keseriusan dalam hal bercandaan atau memang benar-benar serius untuk tidak bergurau.
Dulu, kita selalu sholat berjamaah atau paling tidak saling mengingatka yang belum sholat. Kini, ada minoritas temanku yang tidak sholat, sampai-sampai saat aku berkunjung ke rumahnya dan akan sholat, dia lupa kemana arah kiblat. 
Sahabat, aku benar-benar rindu kalian yang lugu, polos dan tulus. Semoga Tuhan tetap memelihara persahabatan kita :)

Life must go on

Bertanya pada pagi yang selalu membuatku gelisah tapi tak pernah ada jawaban. Mencoba mencari  tahu apa sebenarnya yang membuatku semakin hari semakin tidak sanggup untuk menghadapi pagi. Saat semua orang semangat untuk meraih pagi dengan langkah-langkah besarnya atau bahkan berlari, aku hanya bisa meraih langkah-langah kecilku. Selalu jauh tertinggal. Kata bapak,"Kamu sama mereka itu sama, sama-sama manusia, kamu juga harus bisa seperti mereka". Bapak tidak tahu bahwa sesungguhnya aku sama sekali tidak ingin seperti mereka. Bapak bilang lagi,"Jangan nangis, berusahalah semampumu, bapak dan ibuk selalu mendoakanmu". Bapak tidak tahu lagi kalau air mataku sudah habis, aku sudah tak mampu menangis.

Ketika kau yakin benar bahwa mimpimu tak dapat kau kejar, kau harus punya mimpi lain. Hidup itu harus bercabang, terencana. Harus siap menerima apapun yang Tuhan berikan. Manusia adalah perencana yang baik. Tapi bukankah Tuhan yang menentukan akhir cerita?
Dan yakinlah, saat kau merasa sedih, Tuhan akan menggantinya dengan berjuta nikmat dan kebahagiaan. Inilah yang harus aku lakukan. Ya, aku harus percaya bahwa semua ini hanya salah satu dari cara Tuhan untuk menaikkan derajat manusia, yaitu dengan ujian.

Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, tapi bersyukurlah yang membuat kebahagiaan.
Jika bahagia adalah mendapatkan apa yang kita inginkan, maka kita tidak akan pernah bahagia.

Rabu, 16 November 2011

Remeh Temeh

Mungkin hidupku tidak sesempurna orang lain yang selalu menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan organisasi. Terlalu remeh untuk menyebutkan kegiatanku saat ini. Kadang jenuh. Tapi bukankah jenuh itu manusiawi? Ya karena aku manusia maka dari itu aku merasakan jenuh. Saat semua aktifitas menjadi rutinitas yang mengekang menjadi kebiasaan. Entah buruk entah baik. Yang jelas jangan meremehkan suatu keremeh-temehan. Tidak sedikit orang yang berhasil karena keremeh-temehannya. Agaknya aku harus belajar semua keremeh-temehan dalam hidupku menjadi sesuatu yang akan mencengangkan. Haha. Mimpi gak bayar ya?
Misalnya aku suka ngupil. Siapa tahu suatu hari aku bisa mengubah upil menjadi bahan bakar alternatif. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini bukan?

Semua bisa terjadi. Jadilah, maka jadilah ia.

Sedang Ingin Bercerita

Aku akan memulai cerita dari malam kemarin 15 November 2011.
Praktikum selesai pukul 19.00 tapi baru nyampe kos pukul 20.30. Biasa anak gaul dapet hukuman jadilah pulang telat. Belum naik tangga tiba-tiba Hajar berseru,"Tir, garap Termo yuk!", aku menyanggupi karena tahu kalo bakalan ada evaluasi Termodinamika. "Yawes, tapi aku mandi sek".

Selesai mandi

Karena lapar, akhirnya dengan semangat mengerjakan tugas Termo, aku membawa makanan dan buku2ku ke kamar Hajar. Makan setengah jam. Cerita-cerita eee gak taunya sudah pukul 22.00 dan kami belum belajar. Mata sepet. Dan aku pamit ke kamar."Dadi awakmu rene cuma nuntut maem?". aku cuma bisa mringis.

Pasang alarm pukul 00.00 tapi baru bisa melek pukul 2.00. Baca Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics. tik tok tik tok. Waktu di pagi hari sangatlah cepat. Belum mudeng eee gak taunya sudah pukul 3.00. Resah, bingung, galau dan semacamnya akhirnya aku memutuskan ke kamar Hajar untuk lihat fotokopian transparan milik Pak Soeprijatno. Alhamdulillah mudeng meski lama juga nangkepnya. Ee ketauan Mbak Asa kalo lagi belajar. Dikira mbak As aku belum tidur. Hebat la'an nek gak tidur gara-gara belajar.

Pukul 4.00- masuk kamar. Rencana belajar buat tes awal operasi teknik kimia 1 sama belajar buat kuis Neraca Panas-nya Bu Dana tapi apa daya. Mata mudah sepet. Karena tidak sholat akhirnya tidur sampe pukul 6.00.

Kampus pukul 7.00-"Tir, aku ngko nyonto yo, gonku durung mari", kata Hajar. Punyaku sih sudah selesai, tapi sepertinya ada yang salah. Sampe di kelas Hajar gak jadi nyonto, dia nyonto yang lain. Dan aku lihat punyanya yang lain salahnya lebih banyak dari aku. Tapi aku ngomong gak direken.
Pak Pri masuk, membagikan kertas. Soal sama dan aku sudah tahu letak salah dimana. Meski mengerjakan lamaaa sekali tapi alhamdulillah lancar.

Pukul 9.00 mengerjakan komputasi. Sengaja gak ikut kuliah Fisika Teknik dengan alasan belum belajar Neraca Panas. Pulang ke kos. Makan. Hal yang tidak aku suka setelah makan adalah beol karena membuatku lapar lagi. Erggghhh. Selesai beol malah ngantuk. Tidurlah. Tidak jadi belajar neraca panas.

Kampus pukul 13.00-Dapet soal. Gelagepan tapi alhamdulillah bisa mengerjakan. Hehe. Yang nomer 1-b belum tak isi tapi :(
Pukul 15.00 keluar kelas untuk tes awal komputasi. Disambung pukul 16.00 tes awal karpoma. Alhamdulillah ya belum belajar dan asistennya lagi sibuk jadi tes awalnya cuma dikasih tes tulis. Padahal kelompok lain tes awal dengan tegang.

Pukul 20.00-menuju kamar bertemu dengan Ibunya Hajar,"Tir, iku nek ate sinau tak sediani rambak tapi nang kamar e hajar, mau Santi ngamek rambak e pas tak andani nek iki lho Tiara nek sinau ngemil krupuk", ibu itu sangat perhatian. Kemarin pas tahu kalo aku mencret gara-gara belum maem tapi sudah maem mi+lombok akhirnya aku dibawakan maem. Wah pokoknya ibu terbaik di dunia versiku nomer 2 itu ibunya Hajar. Terbaik pertama tetep ibukku rekkk :))

Minggu, 13 November 2011

Bahagia itu ternyata mudah

Hari ini senang sekali. Dimulai dari pagi yang malas untuk ikut DTC(D3 Teknik Kimia Tour Care) karena acaranya himpunan (sering ga nyambung sama anak2nya si,hehe) tapi ada sesuatu hal yang membuatku semangat yaitu acara DTC mengajak anak panti asuhan.

Kampus pukul 06.30-sampai sana bingung karena melihat banyak orang bingung. "Rek, pesertane absen", kata salah seorang temanku. Yang membuat saya terkejut adalah peserta dari 2010 cuma saya, Hajar dan Ifa -_- dan kebanyakan yang ikut adalah panitia. Oke, ini membuat saya agak kecewa. Berencana pulang tapi Hajar menguatkan rencana keikutsertaan kami dari awal adalah bertemu dengan anak-anak panti. Berangkatlah kami semua ke panti asuhan yang ada di Nginden, Surabaya.

Panti asuhan lupa namanya pukul 08.00-Ada miscommunication antara pihak panti dengan panitia. Banyak anak panti yang TK dan SD sudah di booking orang lain. Tinggal yang SMP dan SMK. Hmm, kecewa dobel. Tapi beberapa waktu kemudian, banyak anak yang dijemput dari rumah-rumah. Jadi intinya, kita ke Monumen Tugu Pahlawan dan Planetariumnya bersama adek-adek kecil pemirsa, bukan adek-adek panti. Ada sih adek pantinya, tapi udah gede2 sekitar SMP an. 

Di jalan-banyak yang gak tau jalan. Adek-adek dan sebagian panitia naik bis ITS dan sebagian lainnya naik motor. Banyak nyasar-nyasar tapi alhamdulillah dengan rahmat Tuhan sampailah kami di monumen Tugu Pahlawan.

Monumen Tugu Pahlawan pukul 11.00-berasa kayak di Monumen Jogja Kembali. Semuanya replika orang-orang lagi rapat. Gak ada yang aslinya ta???
Pas lagi jalan,eh ada mas-mas moto saya pake kamera gede. Dalam hati,"Aduh mas, nek iso jerawatku ojok ketok yo!", tapi saya pura-pura gak liat masnya dan berjalan dengan muka sok-sok imut (tolong jangan muntah).

Dan acara yang dinanti-nati adalah MAKAN. Saya duduk di sebelah Tara (bukan anak panti, tapi termasuk species anak-anak). Namanya Tiara tapi panggilannya Tara. "Wah, namaku juga Tiara. Ini mbak Tir yang ini dek Tar", kataku semangat. Eee..ada adek2 gendut,"Iku jenenge mbak sopo?", dia betanya pada Hajar. Dek Tar menjawab mantab,"Mbak Tiara", bagus, dia hafal nama saya.
Setelah anak-anak masuk bis, Arina mengajak saya poto2. Gak taunya ada mas yang tadi moto saya ikut moto saya lagi. Semua anak sudah gak berpose tapi saya masih tetap tersenyum karena saya tahu kamera tertuju kepada saya,"Wah yo ojo eksen rek", kata Arina iri. Huhuhu. Oke oke mas, saya terima difoto tapi sekali lagi, jangan perlihatkan jerawat saya.

Sholat dzuhur di Masjid pukul 12.00-Ada orang nikahan. Kapan nyusul??

Planetarium pukul 12.30-Adek-adek gendut yang akhirnya saya tahu bernama Sasa menjadi sok akrab. Ada satu anak gendut lagi, laki-laki, bernama Juli. Karena gak bisa nulis name tag akhirnya dituliskan oleh salah seorang temannya. Ditulislah Julik. Juli marah-marah. Teman lainnya,"Ojo di garai, ngko julik nangis maneh",ee anak nakal ini ciwek ternyata. 
Planetarium ada di Museum Angkatan Laut. Jadi sebelum kita melihat bintang2 bohongan, kita diajak melihat senjata2 dan pakaian dinas AL. Si Julik nakal banget. Dia lari2an terus. Saya kejar dia tambah lari. Begitu kena saya gelitikin. Ujung2nya saya yang kena marah senior. "ehh, jangan rame". Tapi saya tidak peduli, saya terus mengejar Julik sampe ketangkap. Dia girang sekali. Dan saya?lumayan lah olahraga. Endingnya entah kenapa si Julik nangis lagi. Sepertinya Julik belum siap jadi anak nakal.
Tiba-tiba Galih (pacar Hajar),"Wah Tiara wes terkenal ng kalangan adek2e. Mau ae podo takon,'Mbak Tiara mana mas?' ", saya hanya tersipu malu. Paling yang tanya si Sasa bumbu masak. Soalnya yang hafal nama saya cuma Tara dan Sasa bumbu masak. 
Nunki ikut2an,"Wes sing ndue adek anyar akeh". Haha. Saya bahagia sekali dikelilingi anak-anak kecil dan nama saya dihafal. Karena dari sekian banyak mahasiswa D3KKim, yang sering disebut namanya sama adek2 itu ya saya sama Hajar. 

Jadi teman-teman, inti dari kebahagiaan saya hari ini adalah bertemu dengan anak-anak dan 2 orang dari mereka hafal sama nama saya. 

Sabtu, 12 November 2011

semoga kepala di pusing saya sembuh

Saya benar-benar takut jadi gila. Pusing. Merasa benci dengan diri sendiri yang malas berbuat apa-apa yang bisa memperbaiki kehidupan. Banyak kuis, banyak tugas, banyak laporan. Tidur lah satu-satunya tempat untuk melepaskan penat dan entah mengapa kali ini saya membencinya. Membenci tidur. Satu bulan ini hidup saya benar-benar kosong. Kosong. Datar. Tanpa ekspresi. Tanpa kemarahan. Tanpa tangisan. Bahkan tadi siang saya ingin sekali menangis dan bodohnya adalah saya tidak tahu akan menangisi apa.

Ada apa sebenarnya ini? Mengapa semua terus-terusan memuakkan. Errrgggghh.
Saya tidak rindu rumah
Saya tidak rindu siapapun
Saya tidak menginginkan apapun
Saya hanya ingin berada di suatu tempat di mana saya akan hidup damai selama-lamanya
Apakah itu surga?
Apakah saya bisa mencapainya?
Tapi saya ingin segera kesana
Saya ingin bertemu dengan pencipta saya
Saya ingin
Saya ingin
Saya ingin

Tidakkah ada yang bisa menolong saya dari jeratan dunia?
Tidak! Manusia itu lemah, untuk apa mengeluh kepada mereka
Toh mereka hanya bisa menasihati
Toh mereka hanya bisa menyalahkan
Toh mereka tidak selalu ada di samping saya

Karena saya yakin Tuhan selalu ada, maka dari itu saya ingin selalu ada di dekat-Nya. Saya ingin benar-benar mendekat.

Doaku di akhir posting : semoga kepala di pusing saya sembuh

Minggu, 30 Oktober 2011

Gampang sekali mengubah mood

Karena terlalu banyak tugas jadi saya putuskan untuk posting.

Sudah pagi saja. Rasanya seperti sejam yang lalu matahari menampakkan kehangatannya. Yah, waktu berputar begitu cepat. Tak terasa aku memasuki tahun ke-19. Hidupku seperti memasang potongan puzzle. Satu persatu aku tata sedemikian rupa supaya membentuk sebuah cerita. Tapi kini, cerita itu masih menggantung, tak lengkap, dan aku menunggu seseorang melengkapinya dengan sempurna. Seseorang yang Tuhan kirimkan untukku. Seseorang yang dengan berada di dekatnya aku merasa nyaman. Seseorang yang kelak akan mengimamiku beserta anak-anakku. Aku tak ingin menduga ataupun mengira-ira siapa seseorang itu. Aku ingin semuanya seperti sebuah kejutan yang mendadak hadir, membuat jantungku lebih cepat berdegup, membuat nafasku tersengal atau membuatku merasakan bahwa aku adalah milik Allah, Tuhanku, seutuhnya. Semua orang pasti menginginkan yang terbaik, begitu juga dengan aku. Tapi untuk mendapatkan yang terbaik kita juga harus menjadi orang baik.

Awalnya minder juga, sudah berumur tapi belum juga punya pacar. Dan ada satu yang meyakinkanku bahwa Tuhan sayang padaku. Tuhan tak ingin aku menangis seperti kawan-kawanku yang ditinggal pacarnya. Tuhan tak ingin aku bergandengan tangan dengan seseorang yang tidak halal bagiku, dan masih banyak lagi. Terlalu banyak hal yang membuatku merasakan bahwa Tuhan menyayangiku. Meski kadang impianku tak pernah Tuhan penuhi, tapi banyak sekali yang Tuhan beri padaku. Terlalu bodoh untuk mendustakan nikmat-nikmat itu. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?

amburadul

Sepertinya aku belum siap berbagi. Belum siap untuk menjadi orang sabar. Belum siap untuk sekadar mengerti apa yang orang lain inginkan. Karena aku hanya bisa memahami aku sendiri, hanya bisa mengerti diri sendiri. Selfish atau catfish terserah lah yang penting aku menginginkan diriku sendiri. Aku telah mencapai puncak di mana aku lelah untuk berpura-pura. Aku rindu tertawa lepas karena aku sudah lelah ditertawakan. Yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah bisa menertawakan keadaan. Keadaan yang seolah menghimpit yang mengharuskan aku menyembunyikan air mata. Ini bukan paksaan tapi ini keharusan.

Mood menulisku tiba-tiba hilang. Mood belajarku juga hilang. Hanya satu yang tak pernah hilang, tidur. Jika banyak orang yang mencintai pacarnya, aku adalah orang yang mencintai tidurku. Meski kadang mimpi membuatku tak menyukai tidur, perlahan tapi pasti mimpi itu hilang satu persatu dari ingatanku. Dan rasanya, aku ingin menjadikan semua masalahku sebagi mimpi yang bisa aku bawa tidur sehingga dengan mudah aku melupakannya.

Cukup, jangan biarkan orang lain mengetahui rahasia ini. Rahasia yang sudah terlalu lama tersimpan rapi. Biar hanya aku yang gila dengan rahasia ini. Dan sayangnya, aku tak pernah tahu apa rahasia ini.

Maaf, tulisanku selalu begini, tak beraturan karena yang aku tahu menulis adalah mengungkapkan emosi, bukan untuk mengeja emosi.

Kamis, 27 Oktober 2011

Tak bisa berekspresi

Jenuh
Kosong
Hampa
Aku butuh cahaya
Padahal matahari selalu ada setiap siang tiba
Bahkan terik
Bahkan membakar
Ah
Aku tak boleh menyerah pada keadaan busuk ini
Ya, aku harus berpura-pura kuat
Karena aku pandai
Karena kau tak tahu
Karena mereka tak acuh
Karena semuanya mengharuskan
waktu, keadaan, situasi yang membuatku begini

Rabu, 26 Oktober 2011

Belajar Mencintai Hidup

Hidup. Perlukah untuk dicintai? Hidup kan cuma sebentar, untuk apa dicintai? Tapi kini aku sedang hidup. Sedang menjalani serangkaian apa-apa yang ditakdirkan oleh Tuhan. Tersenyum, tertawa, menangis, semua pernah aku lalui. Dan ini hidupku. Saat mereka semua tertawa, aku terdiam. Saat mereka menangis, aku pun terdiam. Yang aku sukai adalah saat mereka tersenyum. Entah, ketika melihat seseorang tersenyum membuat hatiku merasa lega. Senyum siapapun dari mulut siapapun. Dan tiba-tiba aku merindukan senyum lelaki kecil itu. Namanya Rizal kalo gak salah. Sepenglihatanku, dia sangat mencintai hidupnya. Meski dia tak memakai baju dari etalase-etalase. Meski alas kakinya hanya terjepit diantara celah-celah kakinya. Meski dia hanya menemukan mainan dari tong-tong sampah perumahan. Dia tetap tersenyum. Tulus. Itu yang aku sukai. Saat aku mendekat, dengan malu-malu ia berangsur mendekat kepada ibunya. Hah. tiba-tiba rindu kehangatan rumah.

Senin, 24 Oktober 2011

bulan merindukan punguk

Ini seperti harapanku. Gagal. Ya, aku menginginkan gagal menjadi salah satu pegawai ITS Online. Gagal menjadi jurnalis. Tapi mengapa semua terasa menyesakkan di dada. Dan pertanyaan yang muncul adalah, mengapa aku harus kecewa sedang akulah yang menginginkan untuk gagal. Entahlah. Motivasiku untuk tetap bertahan di ITS seperti berguguran satu per satu. Aku mudah sekali bersemangat tapi aku juga mudah jatuh. Inilah sebab aku tak mau bercita-cita terlalu tinggi.

Rasanya persis seperti aku gagal masuk UI. Seolah waktu memberikan pengharapannya untukku. Mungkin aku tak akan sekecewa ini seandainya aku tak lolos dari awal. UI memberikan harapan semu untukku, begitu juga ITS Online. Semua sama, sama-sama keluar dari lingkaran hidupku.
Aku tahu itu bukan akhir dari segalanya, aku juga tidak akan mati dengan tidak lolos tes wawancara itu. Tapi mengapa saat semua orang disekitarku di beri ujian dengan diberikan apa yang dia inginkan oleh Tuhan, sedang aku tidak. Pemikiran seperti ini memang tidak membuat aku bersyukur, tapi sungguh bukan itu maksudku. Aku juga tidak tahu maksudku apa.

Ternyata rangking 14 bisa turun drastis karena interview ku kurang bagus. Yang lolos untuk magang adalah 17 orang. Lemah. Aku memang lemah berbicara. mengapa banyak orang tak menghargai pendiam, tak menghargai orang yang tak pandai berbicara. mungkin aku tidak ditakdirkan sebagai seorang jurnalis. Setidaknya aku masih bisa menulis di blog. Setidaknya aku masih bisa menyalurkan hobiku menulis. Meski bukan menjadi seorang jurnalis. Target terdekatku saat ini adalah cerpen atau opiniku di muat di majalah. Karena aku pikir, jurnalis harus sistematis dan aku tidak sama sekali. Aku suka menulis apa yang ada dipikiranku. Sedang jurnalis harus menulis menggunakan EYD.

Aku tahu sesuatu dari kegagalku ini, bahwa saat tes wawancara kita harus belajar berbohong. Menjawab pertanyaan seolah-oleh kita adalah seseorang yang idealis, menyenangkan, dan mampu bekerja dengan tim. Dan aku tak punya semua itu. 

Jumat, 21 Oktober 2011

Bantuin Iin ngerjain Mading

Sudah lama tidak posting. Pengennya sih setiap hari posting tapi karena eh karena beli pulsa buat modemnya patungan, jadilah tidak bisa setiap hari menjenguk diary elektrik yang suram ini. Hehe. 

Cemans-cemans, akhir-akhir ini males maem nih. Badan pegel-pegel, kalo udah capek pengennya minum yang seger-seger, bukan yang rasa-rasa lho ya. Serasa setiap hari berlari. Praktikum 3 hari itu melelahkan sekali. Ditambah praktikum Mikrobiologi yang harus pengamatan setiap hari selama tiga hari. 
Oh iya, aku belum nge-delete mata kuliah yang akunya gak pernah masuk. Dapat diperkiraakan IPK merosot tajam. Hmm. Sebenernya pengen masuk sih, tapi jadwalnya bentrok cui. Gapapa deh. Pusing aku mikiri FRS an. Ganti topik sajo. 

Kemarin Iin minta aku buat bantuin dia bikin mading, gak tau ya, meski hal sepele banget tapi aku ngrasa seneng. Kayak ada semacam hiburan gitu setelah capek kuliah. Dan kabar buruknya adalah besok Senen ada evaluasi Pengantar Industri Kimia. Gak mudeng banget sama ni mata kuliah. Secara dosennya suka cerita nglantur kemana-mana. Tapi beneran deh, aku lebih suka dosen itu ndongeng tentang Mbak Ratri lah, tentang cucu atau anaknya ketimbang njelasin kuliah.

Hey, hari Senin pengumuman magangku ketrima atau nggak. Berdoanya sih ketrima tapi cuma bisa menyerahkan hasilnya sama Allah.
Udahan ah, mau ngerjain artikel buat si Iin lagi. Dadaaaa...Muachhh

Sabtu, 15 Oktober 2011

Wawancara Kemarin

Kemarin sehabis wawancara sebenernya pengen cerita banyak di sini, berhubung mata udah sepet akhirnya tertidurlah aku sampe pagi. Tapi terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali :D

Sodara-sodara, kemarin aku wawancara ITS Online. You know, sampe sana mbak dan masnya pake bahasa Inggris langsung deh yang namanya Tiara nge drop se drop dropnya. Setelah membuka dengan salam, mbaknya yang bernama mbak Eka langsung bilang,"Let's introduce yourself". Mati aku. Udah lupa cara memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Terakhir kali memperkenalkan diri dengan B.Inggris kayaknya waktu SMA apa SMP ya? Lupa. Kembali ke topik. Setelah diam beberapa saat, speechless, kehabisan kosakata Bahasa Inggris untungnya mbaknya tanya-tanya jadi lumayan ada topik lah. Dan yang paling aku suka dari perkataan masnya adalah,"Sudah, saya rasa ngomong bahasa Inggrisnya cukup", *bernafas lega*
Mereka bertanya seputar jurnalistik, kegiatanku, segala macem lah dan kamu tahu ketika wajahku serius sambil mringis-mringis gak jelas karena jawabanku gak jelas pula, saat itulah mereka tertawa. Dalam hati, Ya Allah, saya kan gak nglawak ya.

Optimis ketrima, Tir? Gak wes, gagap bahasa Inggris gitu dan juga aku jawabnya pake senyum-senyum bodoh, seakan gak mantep sama yang aku jawab.

Pesan : Sebaiknya belajarlah ngelawak saat akan wawancara, meski tidak diterima, setidaknya kamu bisa membuat orang lain tertawa. Lumayan nambah pahala.

Jumat, 14 Oktober 2011

Hear me now!

Pernah merasa semua ucapanmu tak didengar? Saya sering. Awalnya malu, benci, merasa hina, nista, najis (yang ini lebay). Semua orang pada dasarnya akan mendengarkan apa yang ia butuhkan. Bisa jadi kamu bukan seseorang yang dibutuhkan. Jadi mungkin diam lebih baik. Diam dan tersenyum. Hanya itu yang saya lakukan saat mereka tak mau lagi mendengar kata-kata yang kadang saya rangkai menjadi kalimat dan kadang-kadang pula dari kalimat tersebut saya rangkai menjadi paragraph yang membentuk beberepa alinea. Ini mau ngomong ato bikin cerpen sih.

Well, manusia diciptakan dengan banyak kelebihan dan kekurangan. Saya sendiri masih belum juga tau apa kelebihan saya. Kalo kekurangan sih banyak. Pengen deh rasanya mengubah kekurangan-kekurangan itu menjadi sebuah senjata supaya menjadi lebih. Lebih baik, bukan lebih kurang ya.
Karena seringnya perkataan saya jarang di dengar, ini nih tips supaya kamu gak malu-malu amat saat merasa dikacangin
  1. Tersenyumlah. Kalo saya sendiri sih bukan tersenyum, tapi lebih ke nyengir. Hehe
  2. Berpikiran positif. Hal kedua yang saya lakukan setelah nyengir adalah berpikiran positif,”O, mungkin dia lagi sibuk jadi suara saya gak kedengeran”
  3. Ambil hikmah. Silent is gold. Meski banyak orang berpendapat bahwa orang yang jarang ngomong itu kelihatan bodoh. Tapi sepertinya bicara yang berkualitas lebih menjamin daripada ngomong gak jelas juntrungannya dan gak didengerin. Kalo kamu mau dianggap pinter, ngomonglah di saat banyak orang disekitarmu diam. Misalnya pada saat presentasi, kamu harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa pendiam itu bukan bodoh. Jadi inget postinganku di wordpress yang berjudul Berbicara Dalam Diam.

sekarang banyak manusia yang pandai bersilat lidah. Dan kalo kamu sebagai seseorang yang pendiam, berarti kita (saya dan kamu) termasuk kaum minoritas. Berbanggalah karena menurut saya, hidup itu harus minoritas, jangan Cuma bisa jadi follower tok. Maksud jadi minoritas itu dalam hal baik lhoh. Jika tidak sesuai dengan hati nurani, mengapa harus diikuti. Seperti teman saya yang ikut ngader (ngospek) junior, namanya Effendi, saya paling suka ngledek dia soalnya mukannya pasrah banget pas diledek, tambah seneng aja saya ngledeknya. Kemarin sih gak ikut ngader junior karena saya males, tapi dapet cerita dari Tiwik tentang Fendi

junior lewat dengan wajah takut-takut
Fendi : woiiii permisi woiii *sambil teriak-teriak*
Fendi ngomong ke Tiwik : Aduh wikk, aku gak tegaaa
Junior yang lain lewat lagi
Fendi : dekkkk, permisi dekkk
Fendi ngomong ke Tiwik : Ya Allah wikk, aku bener-bener gak tega
Junior lainnya lagi
Fendi : heiiii,,,permisiiiiiiii
Fendi lagi : Wikk, gak tega aku wikk wikk
Gitu terus sampe kiamat

Oh iya, maksud dari permisi di situ adalah junior yang lewat harus ngomong,”Permisi” ke senior. Katanya sih itu semacam bentuk etika yang baik. Tapi apakah senior-senior itu yakin bahwa etika mereka sudah benar benar benar baik. Who know’s?
Hidup kok dibuat susah ya, kalo kita gak mau ngelakuin, ya udah ga usah dilakuin. Just do what you want to do ajadeh. Jika dengan tulisan ini kamu berpikir hidup saya nyaman. Saya rasa kamu salah. Tuhan menciptakan manusia dengan segala cobaan supaya manusia dapat naik atau turun derajatnya dikarenakan cobaan tersebut. Jadi, menjadi apapun ada resikonya. Tapi akan lebih menyenangkan jika kamu mendapat cobaan dari apa yang kamu sukai. Missal kamu mencintai matematika dan kamu diberi soal yang sangat sulit. Saya yakin kamu tambah penasaran dengan soal itu dibanding kamu harus mengerjakan soal Biologi yang lebih mudah. Meski ujian/cobaan dari Tuhan tak dapat dipilih tapi melakukan yang sesuai dengan syariat Islam dan sesuai hati nurani layaknya lebih nyaman. Tanpa Nabi Muhammad saw ngader(ngospek) generasi penerus beliau, Islam tetap menjadi suatu peradaban yang indah. dan karena campur tangan Tuhan lah semuanya bisa terjadi. Jangan biarkan nafsu menjadi Tuhan. Biarlah hanya Tuhan, yang Maha Esa sebagai penolongmu.

Rabu, 12 Oktober 2011

Tentang sebuah Hidup

Satu hal yang aku ketahui dari hidup. Bahwa hidup harus terus berjalan meski kita menginginkan untuk memberhentikannya. Hidup menurutku sama dengan waktu. Tak bisa dikejar dengan hanya berlari. Tak bisa digapai dengan ucapan-ucapan mimpi. Biarlah hidup dalam genggaman kita. Jangan sampai kita digenggam oleh hidup kemudian kita diremas-remas jaman, lalu diasingkan oleh peradaban. Bagaimana supaya hidup berada dalam genggaman dan pengawasan kita? Haha, itu yang belum aku tahu. Aku membiarkan semuanya berjalan. Membebaskan semua mimpi dan harapan keluar dari lingkaran. Tak apalah, setidaknya aku telah belajar bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Tapi rasanya lelah sekali mendengar semboyan itu. Seakan setiap hari adalah tempat untuk merasakan kesakitan, menahan nafas supaya tidak lengah karena tak ada yang tahu dimana letak musuh. Oke, hidup adalah bahagia dan bersyukur. Melihat kedepan dan semoga semuanya baik-baik saja.

aku+Tuhan =cukup. Hidup bersandar pada Tuhan lebih nyaman daripada dengan orang yang sama-sama lemah. Manusia itu banyak yang lemah lho. Lemah iman, lemah syahwat, lemah akal, lemah teles *gak nyambung*

Senin, 10 Oktober 2011

No Passion

Banyak pikiran yang berkecamuk hari ini atau memang setiap hari selalu senantiasa berkecamuk? Entahlah, sepertinya selalu meresahkan hal yang tak pantas dipikirkan. Hari ini aku setengah bahagia karena aku dinyatakan lolos tes tulis ITS Online, tapi dalam hati agak gamang juga. Melihat aktifitas Mbak Eli*a yang juga reporter ITS Online, muncul pertanyaan dibenakku,"Apakah aku bisa menjadi orang sibuk?" *PD banget nek ketompo*.  Kalau kata Mario Teguh sih, lakukan hal yang membuatmu khawatir. Entahlah, Sabtu besok aku tes wawancara. Semua kuserahkan kepada Tuhan. Tuhan lebih tau daripada aku. Tak ingin berambisi terlalu dalam. Hanya ingin berdoa mendapat yang terbaik.

Jumat, 07 Oktober 2011

Hidup Itu Sederhana

Satu hal yang membuatku menyukai mata kuliah Pak Agung adalah beliau selalu menyisipkan kalimat-kalimat sederhana yang bertenaga yang membuat mulutku membentuk huruf O kemudian mengiyakan. Kemarin, hari Jumat, tiba-tiba beliau berkata,"Saya heran mengapa senior memakai jaket jurusan semua, pasti ada sesuatu", dan sesuatu itu memang benar ada. Dia bernama pengkaderan. Saya tidak akan membahas pengkaderan dalam posting kali ini tapi saya akan membahas kalimat yang muncul berikutnya dari mulut Pak Agung,"Hidup itu sederhana ya mbak, kalo dulu kalian gak suka dibentak-bentak, mengapa sekarang ingin bentak-bentak junior?". Ya, saya membenarkan kalimat Pak Agung bahwa hidup itu sederhana. Bahkan terlalu sederhana. Ada hukum aksi-reaksi di dalam hidup. Apa yang kita berikan akan kita dapatkan. Atau lebih mudahnya hidup itu seperti bola yang kita lemparkan ke tembok, maka ia akan memantul sempurna ke arah kita (pelempar). Setiap perbuatan pasti ada akibat. 

Hidup itu sederhana dan hidup itu pilihan. Memilih menjadi orang baik atau buruk. Tuhan sudah membuka jalan lebar-lebar untuk kita memilih. Memilih bangkit atau tetap terjatuh. Memilih menghindari atau mencoba meski hasilnya pahit. Memilih gembira atau bersedih. Dan hidup itu sangat sederhana :D


When

Jalan itu berduri
aku tak mau menjejakinya
padahal
katamu itu jalanan halus
hingga dengan mudah kau berjalan
hingga kau tak mau menengok ke belakang barang sebentar
hingga aku tertatih mengejarmu
kemudian putus asa
kemudian memilih jalan lain
kini
aku beda, kamu beda
kita tak ingin bertemu meski di persimpangan
mimpi, tak maukah kau sejalan denganku lagi?

Senin, 03 Oktober 2011

Hari ini kesabaranku diuji

Hari ini kembali berderai air mata. Di mulai dengan pagi yang menyesakkan. Karena aku tidur pukul 12 malam, aku hanya bangun jam setengah 4 untuk minum susu kemudian tidur lagi. Kemudian bangun kembali pukul 5.15, aku terperanjat karena matahari sudah akan naik. Bergegas wudlu, tapi Ya Tuhan badanku lemas, sepertinya ingin limbung, bahkan sudah akan jatuh. Tapi dengan sekuat tenaga aku mempertahankan posisiku. Selepas sholat aku kebingungan mengerjakan tugas Neraca Massa, Ika sms, membuat tambah galau, karena aku gak bisa ngerjain tugasnya. Akhirnya aku memutuskan sms Mbak Nurul, tidak ada jawaban. Sms Mas Ilham, juga tidak ada jawaban. Ingin rasanya menangis. Dengan kekuatan bulan, aku mulai menyusun neraca massa komponen. Dan hasilnya minus. Tak aku hiraukan. Yang aku pikirkan adalah bagaimana cara kertas HVS itu penuh dengan tulisan. Selesai. Alin dengan polosnya datang ke kos, dia ingin menyontoh pekerjaanku. Senang hati aku memberikannya, meski dengan embel-embel,"Itu sebener e hasil e minus, tapi daripada gak ngerjain mending ngerjain dengan merubah data menjadi plus", Edan. 

Minggu, 02 Oktober 2011

Pegawe Indomaret Merengut

Search tugas gak nemu-nemu. Haha. Saking buneknya malah belum dikerjain semua. Manteb gak noh. Memutuskan keluar kos cari sesuatu buat ntar sahur. Aku memilih indomaret. Nyari-nyari susu sama roti. Begitu dapet langsung ke kasir. Bayar pake uang 100 ribuan (bukan pamer, tp emang ga ada uang lain -_-)

mbak2 : uang yang lain ada, ga ada kembaliannya ini (dengan muka merengut)
aku : ga ada mbak, cuma punya itu
dengan wajah berlipat akhirnya si mbak nyari kembalian juga. Dalam hati aku berkata,"ngko lek mbak e iso nyusuki aku, aku meh ngomong, lha iku ono mbak, jare ra ono, woo ngapusi" (nanti kalo mbak nya bisa ngasih kembalian ke aku, aku mau bilang, lha itu ada mbak, katanya ga ada, woo bohong)
tapi karena aku takut tambah diprenguti mbak e akhirnya aku pergi begitu saja. Huh. Kayaknya cuma di tivi deh, pelayan itu ramah-ramah. Kalo yang beli anak kecil atau orang kumel macam aku pasti bawaan pelayannya mrengut. Buat pegawe Indomaret yang tadi sepertinya sebel sama aku, aku doain deh supaya mbaknya diangkat jadi pegawe dan yang pasti aku doain juga supaya tidak memperlakukan pembeli dengan tampang judes. Aamiin

Sabtu, 01 Oktober 2011

Belum Eek

2 hari ini gak produktif banget. Cuma duduk di depan komputer. Liat status orang, baca blog orang, nulis blog awut2an. Parahnya nih, gara2 begadang, aku tidur jam 6 pagi, bangun jam setengah 12 siang. Ih waw banget kan untuk seorang perempuan muda yang seharusnya aktif. Berasa kaya kalong. Ehmm, tapi karena ketidakproduktifanku tersebut aku bisa baca blognya http://radityadika.com/. Beneran deh, belajar banyak hal dari blognya penulis cinta brontosaurus ntu. Ternyata menjadi penulis sukses gak seperti membalikkan telapak tangan. Naskah berkali-kali ditolak juga sempat menjadi bagian hidup raditya dika. Ternyata aku belum ada apa-apanya *baru nyadar*. Naskah cerpenku ditolak 5 kali aja langsung jadi males nulis cerpen, opiniku juga ditolak berkali-kali juga bikin tambah males, kapan mau jadi penulis sekaliber Tere-liye. Huks.

Kalimat yang paling aku suka dari bang dika adalah,"Kesempatan itu kayak pintu, dia ada dimana-mana, tapi lo harus terus ketok". Yeahh..sudah saatnya melupakan kegiatan gak penting macam buka2 album foto orang di fesbuk. Harus mengejar cita-cita lulus kuliah dan jadi penulis. Salah gak ya bercita-cita jadi penulis?tidak ada yang salah sepertinya dengan cita-cita. Selama kita mau mewujudkan, tidak ada yang sulit bukan. Kayaknya kalo cuma pengen tok gak bakal kesampean deh. Harus berbuat sesuatu nih.

Posting ini dalam kondisi yang gak banget. Rambut belum dikramas entah beberapa hari sampe kumel, bau, berminyak; ketek basah bau gilak; perut keroncongan; belum ngerjain tugas OTK (setelah tau tugasnya geje jadi males); belum ngerjain tugas termo(ini agak gak geje); sama tugas neraca massa (yang ini geje gak ya?kayaknya sih enggak, tapi kok aneh), lalu timbul pertanyaan, mengapa tugas semua saya sebut dengan geje, gak jelas, karena emang gak jelas, aneh. Aku juga aneh -_-

Oh Tuhan, kapan duniaku tidak disesaki dengan kata M.A.L.E.S. Siiiitttt. Harus berubah nih, kalo gini terus lama-lama lingkaran hitam di bawah mata gak berarti apa-apa.

About My Blog

Banyak orang yang bertanya mengapa isi blog saya semacam tulisan tentang kesedihan semua. Sadness. Bukan bermaksud untuk tidak mensyukuri karunia Tuhan tapi inilah saya. Saya melihat hidup dengan sudut pandang yang berbeda. Sebagian menganggap bahwa hidup itu indah. Memang hidup itu indah. Tapi tidak selamanya bukan? Hanya ingin membagikan kesedihan karena mengungkapkan kegembiraan di depan orang lain itu mudah tapi meluapkan kesedihan kepada orang lain begitu sulit. Tidak ingin membebani orang lain dengan cerita-cerita sedih saya.

Saya pendengar yang baik, bukan pendongeng, bukan orang yang pandai mengekspresikan kesedihan. Saya akan bermuka sedih jika sesuatu teramat sangat menyakitkan hati saya. Tapi dengan tulisan, saya bisa mengekspresikan semuanya. Tidak pernah terpikir jika ada orang yang sedih melihat tulisan saya. Kira-kira setelah mereka membaca, hanya begini komentarnya,"blogmu kok tulisannya sedih-sedih semua?", Mungkin cuma sekedar itu. Haha. Tapi itu menurut saya. Bukankah menulis tidak perlu dipikirkan? Apa yang ada di otak, ditulis, publish, selesai. Bahagia? Iya. Jika kamu bertanya, hal apa yang akan menjadikan saya bahagia kelak. Saya akan menjawab, saya akan bahagia jika tulisan saya kelak menjadi sebuah petunjuk sejarah di masa saya, nama saya dikenang sebagai seorang pendengar yang baik, menjadi kebanggaan keluarga, dan satu lagi saya ingin melafadzkan "Laillahaillallah" sebelum malaikat mencabut roh saya dan saya ingin tersenyum tenang saat sudah mengatupkan kedua mata untuk selamanya. Aamiin

Jumat, 30 September 2011

1st Oktober

Tuhan menginginkan aku untuk tetap tinggal
Menepi
Berkemul jelaga
Berjalan di atas duri
Memegang bara
dan aku tak mengerti
Sungguh aku bukan oksigen
yang bisa mengobarkan api
Aku pun bukan air
yang bisa mengoyak batu karang
Aku hanya bisa menangis jika mereka membunuh jiwaku
Tak ingin terpenjara dalam kebodohan
Hanya itu
Aku ingin menjadi aku
Meski lemah
Meski tak bisa menghancurkan batu karang
Meski tak bisa mengobarkan api
tapi Tuhan akan memberiku kekuatan
kau tahu kekuatan itu berupa apa?
kesehatan, keluarga, dan teman-teman

Menyesakkan Dada #edisilebaj

Ini tentang temanku yang resah karena e karena pacarnya lolos saringan masuk sekolah akutansi. Dia takut jika pacarnya keburu diambil orang soalnya sekolah si pacar cuma D1 dan di luar Jawa pula. Statusnya yang hanya sebagai P.A.C.A.R membuatnya kesulitan mengambil nafas, bagaimana tidak, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain merelakan. 2-3 tahun adalah waktu yang lama menurutnya. Dia takut kalau-kalau bukan jodoh si pacar. Dan kamu tahu, dia berencana membelikan cincin couple sebelum si pacar pergi sekolah. Hah, sosweet. Jadi iri. Nggak nyangka aja, temenku yang slengekan gitu ternyata berperasaan halus *hoekkk*, takut banget kehilangan si pacar (tidak untuk ditiru).

Satu hikmah yang dapat aku ambil, bila ada seorang laki2 yang suka "bermain-main" dengan banyak perempuan, aku yakin, mereka punya satu yang pasti, satu yang membuat mereka bisa merasa nyaman berada di sampingnya, satu yang bisa menjadi ibu dari anak-anak mereka. Kapan ya nemu laki2 yang beginian? *nyesek*

Setan : haaaa pengen punya pacar
Malaikat : jangan, melanggar syariat Islam, Tir
Tiara : *^&$%#@*&^$

arrrrrrgggggggggggggggggggggh

Seketika bingung dengan diriku sendiri. Entah mengapa semua perasaan kini berkecamuk. Entah juga perasaan apakah itu. Rasanya ingin menangis. Tapi sungguh aku sedang tak ada penyebab untuk menjatuhkan air mata. Hambar sekali hidup ini. Kuliah tugas kuliah tugas, sesekali rapat. Monotone. Seperti ada yang kurang. Dan tak sepenuhnya tahu apa yang kurang dari diriku. Ingin pergi dari dunia fana ini. Melepaskan kepenatan kota. Kesibukan kuliah. Butuh encouragement. Butuh Ibu. Hahhhh... *menghela nafas*. Ada apa denganku??

Hmfh

Semua ingin dimengerti
Tapi tak pernah mau mengerti
Lantas siapa lagi yang akan mengerti?
Tembok?
Jalan?
Hmfh

Lupa

Malam ini tiba-tiba galau. Dan kamu tahu itu tentang apa? Tentang saya lupa sudah sholat isya apa belum. Astaghfirullah, penyakit ini bikin nyesek(baca: pelupa). Kayaknya sih tadi pas habis nyuci tempat maem langsung ambil wudlu. Tapi sesudah wudlu apakah sudah sholat atau belum saya benar2 lupa -_-. Tapi kayaknya udah sholat. Seingat saya, karena panas, saya berdoa gak lama2. Sholat lagi gak yaaaaa?? Ya Allah, beri petunjukMu T.T

Rabu, 28 September 2011

Belajar Ikhlas dari Orang Pelit

Ikhlas menurut definisiku adalah menerima dengan hati lapang. Belajar ikhlas dari orang pelit? Ehmm, pasti ada di sekitarmu orang-orang yang bertitel pelit. Iya, kita bisa belajar ikhlas dari orang pelit. Dan kita bisa belajar memberi tanpa mengharap kembali juga dari orang pelit. Orang pelit kan emang gitu, suka minta tapi ga suka diminta. Minta yang kita punyai sesuka hati tapi giliran kita mau minta hedehhhh...gak boleh ya ga boleh beneran. Hanya orang-orang beriman yang bisa mengambil pelajaran dari ini semua karena Tuhan memang selalu menciptakan sesuatu dengan sebab, termasuk orang pelit. Mereka bisa kita jadikan ladang untuk beramal. Beramal untuk lebih ikhlas, lebih sabar, tidak mengungkit-ungkit pemberian. Wah sepertinya perlu berterima kasih nih sama orang pelit. Hehe

Selasa, 27 September 2011

Need Your Help

Kemarin teman perempuan saya menangis di hadapan saya gara2 laki2, kemarinnya lagi teman saya yang satunya nangis juga gara2 laki2 juga, dan kemarin kemarinnya kakak perempuan saya nangis juga gara2 laki2 juga. Buset dah yang namanya laki2 itu. Siapa sih laki2?? Definisi seorang Amanda Tiara Putriwidodo tentang laki-laki adalah bukan perempuan, gak suka pake lipstik, jarang pake tank top, suka males mandi, jorok kadang, gak sensitif, suka main logika, senang sekali dengan game and so on. Mengapa perempuan bisa menangis karena laki2? apa alasan mereka menangis? menginginkan cintanya tetap utuh? mencintai laki2 itu? gak bisa pergi jauh dari laki2? hah, semua pertanyaan muncul satu persatu dibenak saya. Kapan laki2 akan berhenti membuat menangis perempuan? Kapan perempuan berhenti untuk terlalu sensitif? *temasuk saya*. Kapan laki2 bisa menjadi pengertian kepada perempuan? Kapan perempuan berhenti untuk selalu ingin dimengerti? Kapan laki2 tidak selalu bermain logika? Kapan perempuan tidak bermain dengan asumsinya sendiri? Pertanyaan yang gatau jawabannya apa. Bisa membantu??

tapi

hening hinggap
ketika kesepian menyeruak
arang tak kunjung hilang
saat semangat menjadi patah
bukan karena itu menjadi ini
tapi karena dulu menjadi kini
semua berbeda
makanya tak sama
sudah, lupakan
biar saja sepi menjadi sunyi
karena sama saja tak ada arti
tapi  aku menyukai

Selasa, 20 September 2011

Pagi yang terombang-ambing

Dimulai dari pukul 00.00 wib. Dini hari saya sudah terombang ambing antara mengerjakan tugas atau tidak karena kata temen-temen hari ini libur, ITS Dies Natalis ke-61 kalo gak salah. Tapi karena saking yakinnya kalo Bu Niniek itu senang sekali mengajar akhirnya saya dan Hajar memutuskan untuk mengerjakan tugas karena kami yakin besok kuliah. Dengan berat hati saya mengerjakan tugas sampai setengah 4 pagi. Anehnya, tugas tidak selesai. Yaahh, kalo lagi buntu emang males mikir. Setengah 4 tidur, bangun jam 5, sholat, mengerjakan tugas, dan tidur lagi. Tau-tau jam 6.35. Segera saya membangunkan Hajar. Mandi kemudian ganti baju. Beberapa teman kos bertanya,"Kuliah ta, bukane libur?". Saya jawab saja iya. Jam 7 lebih 15 meluncur ke kampus. Sampai di depan FMIPA banyak anakkkk. Gak bisa lewatt. Dengan mantab kami pulang. Sep sep. Beli maem. Sampai kos langsung ganti kostum. Liat ponsel,"Heyy Rekk,,ayo kuliah, udah ditunggu Bu Niniek". Yang ada dipikiran saya adalah,"Sego pecelkuuuuu kepiye ikiiiiii". Langsung ke bawah ngomong ke Hajar. Kami bersepakat berangkat lagi. Naik ke atas. Ganti baju. Wajah pucet belum maem. Sampai di bawah ada pesan singkat,"Maaf maaf rekk,kuliah dibatalkan" *langsung lemes*
Udah naik turun tangga berapa kali coba. Dan baru saja ada jarkoman masuk,"Kuliah termo diganti besok Jumat pk.13.00". Rencanaku atene moleh buyar kabeh la'an -_-. Padahal udah ditanyain terus sama bapak,"Jumat jadi pulang kan dek", dan bapak bertanya sudah dari hari Jumat kemarin. Ya Allah, mengapa dosen hamba yang satu itu suka sekali ngajar?? Semoga jadwal bentrok dan gak jadi kuliah besok jumat. Bagi yang baca, doain yaaaa biar besok Jumat gak kuliah termodinamika. Aamiin

Semangat Pagi!

Benci malam ini
Harus sendiri lagi
Berteman nyamuk
Berteman sepi
Lagu sendu yang dulu kukagumi
semua terasa memuakkan
Ingin menjadi pelaksana yang baik
Bukan perenaca yang menjijikan seperti ini
Stop!
Bukan saatnya mengeluh
Bukan saatnya posting blog
Tugas-tugas, bersahabatlah...
Aku hanya ingin tidur

Ingin Pulang

Ingin cepat-cepat hari Jumat. Kangen rumah. Saya selalu begini setiap kesepian, rasanya selalu ingin pulang. Saat merasa dunia Surabaya tak bersahabat, saya selalu ingin pulang. Meski tak bisa bercerita semua yang saya rasakan kepada ibu, tapi setidaknya saya punya bahu untuk sekedar bersandar, nyaman sekali, rasanya seperti hilang sejuta beban dari pundak ini bila sudah bersandar di  bahu ibu. Tidak ingin terlihat menangis dan tidak ingin bercerita semua yang saya rasakan karena saya takut ibu menjadi sedih. Biar saya yang menyimpan semua cerita ini sendiri. Bukan tidak percaya dengan orang lain untuk menceritakan kegelisahan ini. Hanya saja saya malas dinasihati, malas dianggap cengeng dan lemah. Haaaaaaaaaaaaaa….ingin cepat pulaaaaaaaaaaaanngg. Meski durasi di rumah hanya kurang dari 2x24jam, meski di rumah harus siap mendengarkan bapak marah (bapak selalu rindu memarahi saya), meski di rumah hanya bisa mendengarkan cerita mbak rani, meski di rumah harus menanggung beban tugas kuliah yang menunggu untuk dikerjakan, tapi saya ingin pulang. Ingin mencicipi masakan ibu yang kadang enak kadang gak enak (Alhamdulillah sering2nya enak).
Ya Allah, sebelum saya sampai di rumah, lindungi keluarga hamba. Berikan kebahagiaan kepada mereka semua, hamba tak ingin melihat mereka “sedih” selepas hamba pergi.

Minggu, 18 September 2011

Belajar

Belajar menjadi orang yang tidak meremehkan orang lain. Iya, saya harus belajar hal tersebut. Hal sepele. Mungkin banyak orang menggagap hal tersebut mudah. Tapi ternyata itu sesuatu yang sulit bagi saya. Betapa tidak, pengalaman yang membuat saya menjadi begini. Rasanya sumpekkkk. Tidak tidak. Tidak boleh meremehkan orang lain. Mereka adalah teman-teman saya. Berdoa saja mereka tidak bolosan, mengerjakan tugas, dan mau di ajak kerja. Aamiin. Bismillah...ayoo khusudzon tirrrrrrr

Jumat, 16 September 2011

Tentukan Pilihanmu

Semua perjalanan mengantarkan saya kepada sesuatu bernama pendewasaan. Ketika apa yang ditentukan Tuhan bukan merupakan harapan kita, saat itu juga kesakitan menjadikan saya terus menjadi seseorang yang dewasa. Tapi apakah dewasa hanya bisa dimiliki oleh dia seseorang yang sakit terlebih dahulu. Mungkin iya mungkin juga tidak. Banyak bintang dilangit tapi hanya beberapa yang dapat mengambil hikmah. Dan berharap saya dapat menjadi salah satu orang yang dapat mengerti maksud dari Tuhan memberikan "kesakitan" demi "kesakitan". Ya, saya menyebut ujian dari Tuhan sebagai sebuah kesakitan. Meski kadang ujian juga berupa kenikmatan tapi menurut saya No Pain No Gain. Kita harus mendapatkan kesakitan untuk mendapatkan sesuatu. Mungkin ini salah satu alasan mengapa Tuhan menurunkan manusia dari surga. Supaya manusia berusaha untuk mendapatkan yang terbaik saat perhitungan di hari akhir nanti. Gampangannya, kita di muka bumi diberi pilihan oleh Tuhan untuk berusaha menjadi orang baik dengan imbalan mendapat surga atau menjadi semau gue, tidak mengindahkan larangan dan perintah dengan imbalan neraka. Usaha usaha usaha. Tuhan sangat menghargai usaha, dan saya menyakininya. Tapi kemudian saya berpikir, penjahat itu kan juga berusaha, hanya mereka berusaha dengan jalan yang salah. Mungkin imbalan dari usaha yang salah adalah tidak ketahuan atau ketahuan dan dihukum dunia akhirat. Semua tinggal pilih. Tuhan memudahkan kita semua kok :D

Kamis, 15 September 2011

Pergi Yuk!

Itu kamu
Itu dia
Tapi bukan aku
Lantas aku yang mana?
Sebentar, sedang dicarikan
Lamaaaaa
dan akhirnya tak diketemukan
Entah hilang, entah pergi
tak ada yang peduli, bukan?
Ya sudah, untuk apa dicari
biar aku yang menemukan aku sendiri
sudah sudah
pikirkan dirimu sendiri
karena keangkuhan adalah milikmu
selamat menikmatinya sendiri
tenang
aku tak akan kembali
karena kau yang menginginkanku pergi

Jumat, 09 September 2011

Yeahhh

Lihat status jejaring sosial temen, jadi pingin posting. Isi statusnya kira-kira begini,"aku butuh temen Tuhan". Dan gak cuma sekali temenku itu posting begituan. Manusia memang diciptakan sebagai mahkluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain. Fyi, yang pasang status itu temenku yang terkenal pandai cuap-cuap dan supel (menurutku). Gak nyangka aja, ternyata merasa gak punya temen itu pernah dialami setiap manusia, gak cowo gak cewe. Selain merasa gak punya temen, pernah gak sih kalian merasa di dalam keramaian merasa sepi? *kayak lagune Dewa ae*. Aku sering lho, dan setelah baca sana sini, hal itu wajar kok. Dian Sastrowardoyo saja yang notabene seorang artis yang tidak mungkin kesepian dengan adanya fans-fans, pernah merasakan hal yang sama seperti aku, kesepian di dalam keramaian. Jadi, jangan pernah minder dengan keadaan. Nikmati setiap kesepian, karena sepi itu membuat kita bisa merenung, intropeksi, atau sekedar mengulang kejadian yang bisa membuat kita tertawa.

Selasa, 06 September 2011

Saya akan berlari!

Karena kuliah masih memasuki minggu pertama dan belum ada jadwal praktikum, berani deh dibela-belain ngeblog sampe pagi. Jika dibilang kurang kerjaan, saya memang termasuk mahasiswa yang kurang kerjaan. Kuliah pulang kuliah pulang agaknya akan menjadi rutinitas yang membanggakan. Ketika semua orang tiba-tiba menjadi sibuk dengan urusannya masing-masing, saya pun sibuk dengan urusan yang membuat saya senang. Blogging. Kata si Wek nih, kuliah harus bisa kayak nulis blog. Hoammm. Bagaimana bisa? Kuliahnya kan ngitung-ngitung kalo ngeblog mah cuma nulis sakkarepku dewe. Ngomong-ngomong soal kuliah, agaknya semester III perlu mengencangkan ikat kepala, kuliahnya murni teknik kimia, gak ada Pkn, Bahasa Indonesia, ataupun Agama Islam. Hwaaaa...bagaimana nasib IP hamba??cessss...kriuk lah...
Sesaat membesarkan hati sendiri bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan tapi menit berikutnya saya bisa jadi frustasi, bingung, galau. Woiii, kuliah e gak ono sing luwih angel maneh ta? Thermodynamic, Pengolahan Industri Kimia, Neraca Panas, Neraca Massa, Teknologi Pengolahan Bahan Makanan, Komputasi, dan Operasi Teknik Kimia. Nah lho, apaan tuh, tauk deh. Baru 3 hari masuk kuliah dengan suasana yang sama, hewa-hewe terus. Pertarungan akan segera di mulai. Sepertinya saya harus menyiapkan peralatan perang nih. Jika semua berjalan, saya akan berlari. Dan semoga ini bukan hanya rencana belaka. Bismillah

Hilang

Tuhan mengerti
tapi kita tidak
Tuhan memahami
tapi kadang kita tak kunjung paham
tulisan ini untuk Tuhan
yang mengerti dan memahamiku
kuatkanlah aku Tuhan
aku yakin Kau ada
tapi di setiap ujung jalan aku menangis
aku mencariMu tapi Kau tak ada
lambat laun aku mengerti
Kau tak bersembunyi
tapi Kau ada di sini, di dalam hati ini

Jumat, 02 September 2011

tak bisa menebak isi otakku sendiri

di setiap sudut aku bernyanyi
lagu ini sedih
tapi aku suka
lagu ini pilu
tapi membuatku bahagia
lagu ini sendu
tapi tak membuatku merana
karena aku menikmati lukaku
berencana menyembuhkan
tapi berulang kali menyakitkan
lebih baik adalah menikmatinya
ini bukan tentang cinta
dan bukan tentang dunia
dan aku tak tahu tentang apa

gak jelas

Tiba-tiba benci
tapi tak tahu mengapa
tapi tak tahu kepada siapa
mungkin benci diriku sendiri
yang tak pernah mengerti
arti hidup ini
seketika langit tertutup awan
aku tak bisa melihat matahari
aku tak bisa merasakan kehangatannya
kemudian Tuhan membagikan hujan sore ini
aku tak suka hujan
tapi hujan adalah rizki
tapi aku yakin setelah hujan ini
akan ada pelangi
yang menyisakan keindahan
tak peduli langit menghitam hujan mengguyur
yang pasti aku menanti pelangi
yang akan mengikis perih
menambal luka
dan berharap segera menyembuhkannya

#galau

Menulis ini untuk dia, seseorang yang sedang berada di puncak kesuksesan, seseorang yang sangat saya kenal tapi seperti menganggap saya tak pernah ada. Selamat karena untuk saat ini Tuhan sedang menguji Anda berada di titik dimana semua orang menginginkan berada di posisi Anda, harta melimpah dan anak-anak yang cantik. Ingat, semua itu titipan. Yang saya sesalkan dari ucapan Anda adalah,"Aku gak meh nguliahke anak-anakku, percuma ngitung-ngitung sin cos tan tapi gak kanggo nang kehidupan sehari-hari". Tersinggung?iya, karena dari yang diajak omong disitu cuma saya yang kuliah teknik yang notabene kuliah e itung-itungan tok. Oke, kuliah tidak lah penting menurut definisi Anda, karena Anda ingin menjadikan anak Anda seorang pengusaha. Dan menurut Anda kepintaran tidaklah penting, karena nasib lah yang akan menjadikan seseorang berhasil atau tidak. Menurut pandangan saya sebagai orang yang sedang gamang, akan sukses atau tidak (inginnya pasti sukses), bergantung kepada nasib adalah hal bodoh, keberhasilan terjadi saat kesungguhan menjadi sesuatu yang mewujudkan harapan. man jadda wa jadda. siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses. Sudahlah, lidah memang tak bertulang, kalau saya ingin membuktikan bahwa ucapannya tidak benar, bahwa kuliah tidak berguna, lebih baik saya memperbaiki diri saya dan berusaha untuk menjadi orang yang terbaik untuk bapak,ibuk, dan mbak rani, beserta seluruh umat manusia. Semoga bisa menjadi rahmatan lil 'alamin. Aamiin

Senin, 29 Agustus 2011

Terima Kasih

aku pernah merasa iri
pada dia yang doanya dikabulkan Allah
aku pernah merasa minder
saat doaku disimpan Allah
aku pernah merasa gila
saat aku kehilangan kepercayaan diriku
tapi aku tetap melangkah
tak henti
meski butiran air terus mengulir
hidup harus segera kulanjutkan
dan ini bukan untukmu
iya,bukan untukmu yang membuatku sedikit kecewa
sedikit saja, tak banyak
terima kasih telah hadir
selamat meninggalkan
semoga sampai di tujuan
jangan kembali
sungguh

Menulislah!

Pagi ini tak ada ide untuk membuat sebuah posting yang buruk apalagi indah. Mencoba mengawali pagi dengan sesuatu yang aku sukai. Menulis. Entah sejak kapan aku suka tulisanku dibaca khalayak ramai. Ah bukan khalayak ramai, hanya beberapa orang. Mungkin tepatnya sejak aku publish note facebookku tanpa menandai siapapun dan dengan senang hati mereka (friendlist) memberikan apresiasi untukku. Atau sejak pelatihan jurnalistik dasar di kampus, yang dengan sengaja aku memberanikan diri untuk membacakan apa yang aku tulis (meski dengan suara bergetar hebat) dan dengan bangga aku mendengar pembicara (redaktur ITS online) mengomentari tulisanku dengan kurang lebih begini,"Wah bagus ini Mas, bisa dimasukkan ke buletin", sambil melihat ke arah seniorku. Saat itu juga aku merasa dadaku seperti lebih membusung. Aku bukan sesosok manusia yang bisa dengan mudah berbicara di depan umum. Dan aku rasa, saat itu juga aku ingin terus menulis, menulis, dan menulis. Tulislah apa yang kamu pikirkan. Apapun. Jangan pernah takut orang akan mencelamu. Siapa dia? Berani-beraninya membuat hatimu ciut. Mungkin bersikap apatis lebih menyenangkan daripada harus mendengarkan setiap kali orang berbicara dan mematuhi setiap kalimatnya. Pernah dengar kisah bapak dan anak yang membawa keledai bukan? kurang lebih ceritanya seperti itulah. Terakhir dari tulisan pendek ini, tidak ada salahnya bermimpi terlalu dalam, tapi dengan satu syarat bertindaklah untuk mewujudkannya.

Minggu, 28 Agustus 2011

Aku gak beli baju Lebaran

Lebaran identik dengan baju baru, sandal baru, copet baru, perampok baru. Sadar atau tidak sadar, banyak pencopet dadakan menjelang lebaran. Kebutuhan akan baju baru sebenarnya tidak terlalu penting, yang menjadi penyebab mereka berubah sebagai pencopet dadakan adalah (ini menurutku) : rengekan sang anak atau istri yang iri tetangganya punya baju baru. Semua orang tua pasti menginginkan memenuhi kebutuhan anak dan istri, inilah yang mendesak mereka. Naasnya, bila ketauan das dis dug gubrak krompyang..mereka babak belur dihajar massa. Hmm.,kasian, niatnya buat lebaran malah dapet pukulan. Pemerintah, ayo dong buka mata, jangan cuma ngurusi anggaran untuk beli mobil saja, noh rakyatmu buat beli baju lebaran aja susah. Jangan-jangan koruptor-koruptor itu sama aja, gak pingin anaknya hidup susah akhirnya sikat deh itu uang negara. Pembelajaran bagi kita sebagai anak-anak, jangan suka merengek sesuatu hal yang dengan hal lain seharusnya kita dapat bersyukur. Dan untuk para ibu-ibu, jangan maksa suami untuk menjadi seseorang yang 'kepepet'. Kurang lebihnya saya minta maaf. Jujur saya tidak bisa membuat tulisan-tulisan yang panjang dikarenakan otak saya cuma pas-pasan dan lagi sudah dimarahi ibu dikarenakan mainan laptop terus. Jadi selamat lebaran. Maaf lahir batin :* (eh masih besok ding). ganti. Selamat berpuasa hari terakhir :( (emot sedih).

Menurutku ini namanya puisi

Malam ini sepi
Ketika semua orang terlelap dan aku terjaga
Untuk sekadar menengadahkan tangan dan berdoa
Seandainya doaku selalu dikabulkan
Mungkin aku tak akan pernah berdoa
Tuhan Maha Tahu
Bunyi kipas angin laptop
Detikan jam
Dengkuran bapak
Ayam berkokok
Ya, malam ini tidak sepi
Aku salah
Asumsiku terlalu cepat menilai
dan Tuhan selalu bersamaku
dan lagi-lagi aku salah menilai
Malam ini tidak sepi

Sabtu, 27 Agustus 2011

Ini Rekorku, Mana Rekormu?

Saat aku sadar bahwa hidup membutuhkan sesuatu bernama perjuangan, saat itu pula aku akan mengubur semua kepahitan dan melupakan sejenak apa yang dinamakan dengan mimpi. Karena hidup tidak hanya membutuhkan mimpi. Jutaan manusia bermimpi, tapi yang mampu mewujudkan hanya dia yang menggerakkan mimpi-mimpi menjadi nyata, menggoreskan sebuah sejarah dalam hidupnya dengan sebuah tindakan. Mimpi itu perlu, tapi mewujudkan adalah lebih penting dari sebuah mimpi. Ah, mimpiku banyak. Terlalu banyak. malu untuk menyebutkan satu-satu. Tapi ada satu mimpiku yang ingin sekali kuwujudkan, punya buku. Terlalu dalam mungkin, menulis saja susah, ide hanya bergulir seketika, melintas, kemudian hilang begitu saja. Entahlah, tak terlalu kupikirkan. Melihat site stats blogku banyak pengunjung adalah suatu kebanggaan luar biasa. Kegembiraan gila saat suatu hari pengunjung wordpress mencapai 37, sehari 37 bukan angka yang fantastis memang. Berhasil adalah ketika kamu bisa mencapai sesuatu yang kamu belum pernah capai, dan aku merasakan keberhasilan tersebut, memecahkan rekor hidupku.

Jumat, 26 Agustus 2011

Minggu kemarin

Minggu kemarin datanglah sebuah surat dari ITS yang berisi jadwal-jadwal penting untuk semester depan dan laporan prestasi belajar semester II. Di lembar laporan prestasi belajar tertera indeks prestasi rata-rata semesterku adalah 3.25. Itu berarti ada kenaikan dari semseter satu yang hanya 3.06. Tapi semua kenaikan itu tak kunjung membuat orang tuaku bangga. Hufffttt... Sulit sekali rasanya menjadi kebanggaan orang tua. Kapan dapet kumlot ya??Iri banget kalo tanya IP ke temen-temen soalnya kebanyakan dari mereka kumlot. Kayaknya seandainya besok bertemu dengan teman-teman lama, aku gak akan memulai membicarakan IP. Terlalu sensitif. Mungkin kalimat yang akan menawarkan kepiluan ketika aku mengeluh IP ku cuma segitu adalah,"Yang penting ilmunya, bukan nilainya". Saya cuma akan berkelakar,"Wong aku saja ndak mudeng pelajarannya, bagaimana ngerti ilmunya". Wah, kasihan sekali jadi aku. Daripada dikasihani orang lain lebih baik tau diri, mengasihani diri sendiri. Pinginnya semester depan bisa ada di barisan depan.

Kuliah kuliah kuliah. Jika kata orang, kuliah tanpa organisasi rasanya hambar, mungkin aku termasuk salah satu orang yang menikmati kehambaran. Kuliah pulang kuliah pulang. Banyak yang berpikir bahwa aku tak bermanfaat sama sekali, tapi ingatlah, Tuhan menciptakan semua orang berbeda-beda, dan aku ingin merasakan hawa perbedaan menjadi sesuatu yang positif. Entah jika kau merasakan negatif. Dan bagimu aku tak bermanfaat, tapi tidak bagi orang lain, karena aku yakin dibalik semua kekurangan dan keterbatasanku Tuhan menyelipkan keistimewaan yang kau tak tahu, bahkan aku sendiri pun tak tahu dan aku menikmatinya. Sungguh, sadar atau tidak, semua orang pernah merasakan ketidaknyamanan. Jadi jangan pernah berpikir aku selalu merasa nyaman di posisiku saat ini. Dan satu lagi, jangan pernah berpikir bahwa kau adalah orang paling sibuk sedunia hingga tak ada lagi waktu untuk orang-orang yang kau campakkan yang kau anggap tak beguna dikehidupanmu sekarang, bisa jadi dialah yang akan kau butuhkan kelak.

Welcome!

Ketika tangan tak bisa dihentikan dan hati terus bergejolak ingin menuliskan sesuatu. Ketika itulah aku ingin semua orang tahu apa yang aku tulis. Tak pernah berharap sedikitpun orang menyukai tulisan tangan ini, tak pula berharap orang akan memuji, eh bukan tulisan deng tapi ketikan tangan ini. Yang aku mau, orang tahu apa isi kepalaku karena banyak orang mengatakan aku adalah gadis polos, bloon, aneh, tak paham segala hal. Padahal dibalik itu semua, aku punya sisi buruk yang semua orang tak akan kuberitahu. Semua orang pasti memiliki sisi buruk karena aku yakin Tuhan Tidak menciptakan manusia sempurna Hitam-Putih. Yang ada abu-abu. Tidak ada orang jahaaaattt sekali dan tidak ada orang yang baiiiiikkk sekali. Orang beriman bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah tetapi orang yang melakukan kesalahan, menyadari, bertaubat dan tidak akan mengulangi perbuatannya kembali. Mungkin ini cukup untuk mengawali posting ke-absurd-an ku. Tidak ada yang istimewa memang. Dan karena ketidakistimewaan inilah aku berani menulis.