Karena Mas Ayok minta diceritain, maka tak ceritain. Haha
Untuk yang kedua kalinya aku ke Jatim Park. Yang pertama sama Mas Ayok. Waktu itu buanyak cerita. Dari mulai angkotnya lama sampek kena muntahan pengunjung. Nah yang kedua ini sama Arina, sama juga ceritanya banyak. Awalnya aku kira gak jadi soalnya kami janjian naik kereta pukul 5.10 dari Gubeng, janjian siapa yang bangun duluan itulah yang telpon ngebangunin. Dan kami semua kesiangan. Sms an sms an, fix berangkat jam 9 naik motor (rencananya). Sampek depan kos Arina bilang,"Nek budal yahene ngko gak puas dolanane, yo opo lek nginep omahku sik, dewe numpak kereto sing jam 11". Aku setuju.
Sampek Wonokromo ternyata kereta Malang-Blitar yang jam 11 habis jam 5 habis.
"Adanya yang Surabaya-Malang mbak jam 8 malem, mau?" kata petugas kereta api ramah.
"Iya mbak. Beli 2" tanpa pikir panjang aku mengiyakan. Dapat 2 tiket aku langsung ke Arina yang menunggu di depan stasiun.
"Rin, oleh e tiket Suroboyo-Malang jam 8, piye?"
"Regane tiket piro?"
"patangewu-siji"
"Nek numpak bis yoopo? Percuma soale, ngko tekan kono bengi. Adoh pisan". Fyi, rumah Arina di Gondanglegi, sekitar sejam an dari Malang kalo gak salah.
Ke Bungurasih dan beruntunglah dapet bis AC-Tarif Biasa Medali Mas, seatnya lumayan lah, ya longgaran Kalisari sih. Turun Arjosari nyambung angkot AMG (Arjosari-Mulyorejo-Gadang-nek gak salah), tujuan kami adalah Gadang.
"Rin, kok numpak e sing AMG sih? Kan AG (Arjosari-Gadang) yo ono?" tanyaku.
"Soale nek menurutku jalur sing paling cepet yo AMG"
"Ooo" bibirku membulat. Mungkin menurut Arina angkot itu tercepat, dibanding jalur2 lain, tapi tetap saja lama. Tetap saja aku ngantuk. Turun gadang kemudian ganti angkot lagi. Angkotnya gak ada kodenya. Tujuan kami adalah Gondanglegi (rumah Arina). Karena sesak, aku duduk depan dan Arina di belakang. Angin bertiup sepoi2. Kantukku datang kembali. Sliut-sliut. Apalagi ibu di sampingku bercerita dengan orang di belakang. Berasa di dongengi. Tambahlah kantukku apalagi Gadang ke Gondanglegi itu lumayan lama perjalanannya.
Kami turun di Masjid Gondanglegi. "Aku ngantuk banget rin," kataku semi curhat.
"Iyo awakmu turu ngono ndek angkot"
"Loh perasaanku aku gak turu eg" kemudian aku merasa lagi-lagi dibohongi oleh perasaan. Baru mau sholat Dzuhur, sudah adzan Ashar. Akhirnya di jamak takhir.
Keluar Masjid udah ada ibuknya Arina. Hehe. Sampek rumah langsung makan. Habis makan mainan sama Zahwan tau-tau udah Maghrib. Habis maghrib aku tidur, minta bangunin Arina pas isya aja.
Paginya, kami berangkat pukul 9 dari Gondanglegi. Arina mengajak teman SMA nya yang bernama Miril. Mereka janji bertemu di Jatimpark. Aku dan Arina udah nyampe duluan. Pertamanya Arina gak mau tak ajak main apa-apa.
"Emoh tir emoh. Aku wedi" tak paksa-paksa dengan alasan. "Koyoke aku ngajak wong sing salah"
Akhirnya dia mau tapi ya mainan yang biasa aja.
"Ayok dolanan sing oren iku" ajakku. Yang kusebut oren bernama pendulum, dia muter 360 derajat.
"Ngko ae tir, santai sik talah, ngko iku keri ae"
"Yowes ngko ae karo nunggu koncomu. Be'e gelem tak ajak numpak2 laine"
"Laahh..wong pacar e Miril ae kalem e pol"
"Yo mbok2 ae kalem tapi kendhel"
Lamaa..akhirnya Miril dan pacarnya, Dian, datang.
"Waduh kok nganggo rok?eman la'an gak iso numpak2" -->ini lupa kataku apa Arina.
Dan kami berempat naik perahu. Selesai naik perahu, aku dan Arina mengajak Dian dan Miril main apa sih gak tau namanya, pokoke yang bisa muter2 di tempat. Dian gak mau gak mau beneran. Kami bertiga memaksa. "Ayoo..eman duit e lhoo". Tapi Dian tetep saja tidak mau. Yaudah, aku sama Arina naik berdua. Miril bertindak sebagai pacar yang baik, dia menemani Dian.
Kemudian naik tornado, aku memaksa Arina, gak mau, aku main sendiri. Lagi-lagi aku merasa mengajak orang yang salah. hahaha. tapi ada kalanya Arina mau tak ajak, Dian tetep aja gak mau-Miril menemani-kecuali Aero Test, dia naik berdua sama aku. Ujung-ujungnya aku dan Arina yang merasa salah mengajak orang. Sebab kami merasa mereka berdua hanya menemani kami bermain. Dadah dadah di bawah sambil senyum-senyum. Mereka berdua pegangan tangan. Si Miril nyubit pipi Dian. Aku dan Arina pura-pura tidak terjadi apa-apa.
Semua wahana aku coba, kecuali yang buat anak-anak, tapi oren-oren belum. Aku maksa Arina, dia bersikukuh gak mau. Karena jam telah menunjukkan pukul setengah 4 sore, yang oren-oren sepi, gak ada yang mendekat. Aku sama Arina mendekat. Miril dan Dian di Gedung Ikan-ikan.
"Kenapa mbak?" tanya petugas bagian permainan oren-oren.
"Pengen naik tapi gak ada temen. Emang minimal berapa orang mas?" tanyaku
"Enam"
"Yaaaa..."
"Teman-temannya diajak"
"Ini temennya satu tok gak mau diajak"
Tiba-tiba dateng mas petugas satunya,"Dua orang naik lho gak pa pa"
"Nah ini temenku gak mau mas" kataku dengan wajah agak melas. Yawes, akhirnya aku nunggu di depan oren-oren sambil nawar2in kalo ada mas-mas apa mbak-mbak lewat,"Ayo mbak mas naik sini, biar aku bisa naik, gak boleh sendirian lho". Lupa aku udah nawarin berapa orang. Yang terakhir itu bapak-bapak, aku menawarinya soalnya dia kayaknya pengen banget naik tapi dia juga gak punya temen. Mas-mas petugasnya bilang,"Wes duduk o dulu mbak!" Akkk aku langsung girang. Semenit duamenit, ternyata bapak-bapak itu gak jadi naik. Dan aku naik sendirian. Ah, biarlah yang penting naik. Naik, muter-muter muter. Jerit jerit dewean. Lama-lama malu, terus gak jejeritan. Selesai. Ehh ada beberapa pemuda mendekat. Mas petugasnya nawarin,"Mau naik lagi?"
"Iyaaa..." dengan semangatnya. Mase buaik cakkk. Dan aku naik permainan oren-oren 2 x. Hehe.
Selesai naik oren-oren,"Mas e lho pertamane ngomong 6 orang, terus dadi 2 orang, kok akhir e oleh aku numpak dewean yo?hahah"
"Iku lho mas sing sijine melu numpak"
"Lho iyo? Oh paling ben seimbang yo rin?" kataku sok tau.
Sebelum pulang kami foto-foto dulu sampek Jatimpark nya sepi. Ketika kami mau pulang, ada mas-mas petugas pegang HT,"Iya pak, pintu keluar sudah sepi, bisa dikunci"
Akhirnya kami lewat jalan keluar yang buat karyawan. Hehe.
Di Sengkaling, kami berhenti makan. Aku, Arina dan Miril nambah nasinya. Cuma Dian yang tidak tergoda nambah nasi.
Arjosari, pulang naik Restu yang gambarnya Panda. Sampingku mas-mas gendut, lumayan anget, hehe. Ketiduran dan nyandar di mas nya, hehe, padahal aku paling gak suka nek ada orang lain tidur terus nyandar. Egois yaa...